Brilio.net - Tak ingin berdiam diri begitu saja di tengah pandemi corona yang memberikan dampak negatif begitu besar kepada masyarakat, membuat seorang mualaf asal Yogyakarta rela menjual sebagian besar aset miliknya demi bantu tangani darutat corona.
Dilansir brilio.net dari Merdeka, Jumat (15/5), pria yang diketahui bernama Steven Indra Wibowo tersebut dengan ikhlas dan tulus merelakan asetnya yang bernilai mencapai Rp 12 miliar untuk didonasikan untuk melawan Covid-19.
BACA JUGA :
MUI minta masyarakat tak berkunjung ke kerabat saat Idul Fitri
Lelaki yang akrab disapa Koh Steven itu menjual 2 rumah, 7 mobil dan 3 moge atau motor gede pribadinya. Hasil penjualan lalu dialokasikannya untuk membeli 48 ribu baju hazmat, 43 ribu pasang sarung tangan bedah, 150 ribu masker, 80 ribu hand sanitizer.
Saat ini, barang-barang tersebut pun sudah didistribusikan ke lebih dari 5 ribu rumah sakit dan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.
Tak hanya sampai di situ, hasil penjualan aset bernilai belasan miliar tersebut juga disisihkannya untuk membeli ribuan sembako dan makanan cepat saji. Melalui Mualaf Center Indonesia, yang didirikan dan diketuai oleh Steven, para anggotanya membagikan makanan di jalanan Yogyakarta.
BACA JUGA :
6 Tahun buron, pria ini akhirnya ditangkap polisi saat mudik corona
Adapun alasan dari mengapa Steven melakukan hal tersebut tak lain karena dia menganggap bahwa harta hanyalah titipan Tuhan. Oleh sebab itu, ia pun ingin menggunakan hartanya untuk sesuatu bisa memberikan manfaat kepada orang banyak.
"Gini lho, kalau aku sama istriku punya prinsip hidup yang dititipin sama Allah sekarang, pasti akan kembali lagi. Caranya aja. Mau kembali dengan baik-baik, kita sedekahkan," ujar Steven.
View this post on InstagramA post shared by OFFICIAL MAKASSAR INFO (@makassar_iinfo) on
Saat ini, Steven sendiri memilih untuk tinggal di sebuah kontrakan di daerah Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Sementara itu, sang istri sedang tinggal di Bandung bersama dengan mertuanya.
Steven percaya bahwa harta akan datang lagi dengan mudah. Dia yang mengaku pernah hidup miskin yakin bahwa Tuhan akan mencukupkan rezekinya. Kini, rumah miliknya yang masih bertahan ada di Salatiga. Pengusaha tajir melintir ini juga masih mempertahankan satu motor matic-nya untuk bepergian.