Brilio.net - Indonesia lagi-lagi harum namanya di bidang olahraga dalam kancah internasional. Hari Jumat (5/5) lalu telah dimulai kompetisi olahraga bernama Rinjani 100 yang merupakan kompetisi lari lintas alam yang diikuti 502 peserta dari 28 negara. Dan Indonesia sebagai tuan rumah termasuk menjadi peserta kompetisi yang diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat.
Kejuaraan yang melintasi puncak Gunung Rinjani ini memiliki empat kategori, yakni 27 kilometer, 36 kilometer, 60 kilometer dan 100 kilometer.
BACA JUGA :
Ini sosok Widarti, emak-emak yang bubarkan konvoi pelajar pakai ember
Rangkaian acara yang berlangsung hingga hari Minggu (7/5) ini telah memunculkan seorang juara yang tak disangka sebelumnya. Seorang ibu rumah tangga asal Indonesia bernama Sri Wahyuni berhasil menjadi juara pada kompetisi lari dengan kategori 27 kilometer.
Nggak hanya menjadi juara, Sri Wahyuni juga menorehkan rekor dengan catatan waktu 5 jam 6 menit 10 detik yang ternyata jauh lebih cepat dari rekor Amanda Edyawan yakni 7 jam 24 menit dan 33 detik.
"Target saya memang pecahkan rekor, tetapi catatan ini di luar perkiraan. Sebelumnya saya proyeksikan bisa finish dalam 6,5 jam, ternyata Tuhan berikan saya kekuatan untuk bisa menyelesaikan lomba lebih cepat," tutur Sri di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat sebagaimana brilio.net kutip dari Antara, Sabtu (6/5).
BACA JUGA :
Tinggalkan pekerjaan sebagai bankir, pria ini pilih jadi tukang sate
Untuk meraih juara dan pecahkan rekor pun, diakui oleh Sri ia tidak melakukan persiapan khusus dalam mengikuti kompetisi Rinjani 100. Ia mengaku seminggu sekali latihan berlari di gunung, biasanya di Gunung Penanggungan dan Gunung Liliran. Ia juga kerap latihan di lapangan atau di jalan setiap pagi atau sore.
Sebelumnya, kompetisi ini selalu dimenangkan oleh warga negara asing, baik nomor putera maupun puteri. Perempuan berusia 31 tahun ini berencana kembali ikut kompetisi ini dan merasa tertantang untuk menjadi perempuan Indonesia pertama yang menjadi juara di kategori 36 kilometer.
"Saya mau jadi yang pertama, jadi saya sepertinya mau mencoba tahun depan," ungkap perempuan yang juga pernah naik podium dengan kompetisi serupa, Bromo Tengger Semeru Ultra 2015.