Brilio.net - Setiap orang pasti memiliki impian yang ingin diwujudkan. Untuk menjadikannya nyata, maka orang tersebut harus berupaya keras. Sayangnya, kebanyakan orang mematri dalam pikiran bahwa meraih impian itu butuh modal materi besar. Hal ini tak salah tapi bukan kebenaran mutlak. Niat kuatlah yang mendorong orang maju. Disertai doa, maka semesta akan mendukung atas izin Sang Maha Kuasa. Itulah kenapa muncul kalimat bijak "Setiap ada kemauan pasti ada jalan". Sobat Brilio pasti pernah mendengarnya bukan?
Nah, persis seperti kalimat bijak itulah sosok-sosok cewek muda ini berupaya meraih cita-citanya mengenyam pendidikan lebih tinggi. Pendidikan tinggi di universitas bukanlah ajang adu gengsi seperti yang terpampang di sinetron-sinetron. Ada kisah inspiratif yang nggak kalah apik di balik perjalanan hidup para pejuang masa depan di bangku perguruan tinggi. Inilah yang akan mendorong generasi muda yang sempat ragu melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
BACA JUGA :
Begini imutnya jika 10 tokoh perempuan dunia dibikin jadi kartun
foto: Istimewa
Kuliah bukan sekadar untuk mendapatkan gelar sarjana, 'membakar' duit orangtua, atau ikut demo sana-sini tanpa jelas jluntrungannya. Banyak hal positif yang didapat dari kuliah. Bukan sekadar teori, melainkan juga pengalaman magang atau kerja praktik untuk wawasan di luar kelas kuliah, mengenal karakter kawan-kawan yang berbeda latar belakang, serta menempa diri menjadi lebih mandiri dan berpikir kritis sekaligus kreatif. Tentu saja, kuliah juga bisa menjadi tiket mewujudkan apa pun impian Sobat Brilio.
BACA JUGA :
12 Gaya memukau pria bertubuh raksasa, ada yang gendong empat wanita
Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, tak mengherankan enam cewek muda dari berbagai latar belakang ini bertekad mewujudkan impian melalui kuliah. Kendati sempat menghadapi rintangan yang nyaris menyurutkan semangat, mereka terus maju. Bahkan ada yang sukses meraih beasiswa kuliah yang mereka idam-idamkan.
Siapa saja dan bagaimana kisah mereka berusaha menembus halauan mengenyam bangku kuliah? Berikut kisah inspiratifnya sebagaimana disarikan brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (8/3).
1. Anisa Hanif.
foto: Istimewa
Anisa Hanif adalah cewek muda yang bertekad mengubah kehidupan keluarga dan lingkungan dengan berkuliah. Dia bergabung dalam Yayasan Hoshizora sejak tahun 2012. Hoshizora merupakan yayasan yang peduli terhadap pendidikan anak-anak Indonesia dari kalangan kurang mampu.
Datang dari keluarga sederhana, Hanif--demikian panggilannya--, tumbuh menjadi pribadi tahan banting meraih cita-cita menekuni bidang ilmu alam, terkhusus geologi atau ilmu bumi.
Hanif pernah ikut training Olimpiade Kebumian saat masih SMA. Bahkan dia sukses lolos masuk jurusan Geologi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta. Saat ini dia sedang menunggu inagurasi mahasiswa baru.
Hebatnya, sembari menunggu dan memenuhi kebutuhan hidup semasa kuliah, cewek berjilbab ini bekerja part time di sebuah warung bakso di depan kampus UPN. Anak dari pria yang bekerja di salah satu pondok pesantren di Yogyakarta ini juga mendapatkan tempat tinggal gratis selama kuliah. Hanif tak gengsi menjalani kehidupan demikian.
Adik Bintang Hoshizora ini memiliki tujuan hidup bisa menyebarkan kebaikan kepada sebanyak-banyaknya orang dan membantu membuka akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia sebagai Kakak Bintang Hoshizora kelak.
Kegigihan cewek yang sudah 5 tahun mendapatkan beasiswa dan dibimbing Hoshizora ini menjadi inspirasi tersendiri.
Saya ingin meyakinkan diri sendiri kalau bukan hanya saya yang memperjuangkan pendidikan. Saya hanya meneruskan apa yang sudah Kakak-Kakak Bintang Hoshizora telah berikan kepada saya, kata Anisa Hanif saat ditemui dalam acara Inaugurasi Fair and Lovely Bintang Beasiswa beberapa waktu lalu.
2. Bening Lestari.
foto: Istimewa
Lahir dari ayah yang merupakan sopir tanki air dan ibu yang membantu saudara berjualan di pasar dengan penghasilan kurang dari Rp 50 ribu per hari, tak menyurutkan niat Bening Lestari menjadi perawat.
Bukan tanpa alasan dia bercita-cita menjadi perawat sejak kecil. Setelah sembuh dari opname saat dulu, membuatnya ingin membantu orang lain jauh dari penderitaan dan rasa sakit. Baginya, membahagiakan orang lain adalah ibadah. Prinsip inilah yang diajarkan sang ayah.
Ayah Bening berpegang teguh pada ayat Alquran yang pertama turun yakni Iqro, yang bermakna bahwa ilmu adalah hal penting. Ilmu atau pendidikan adalah warisan berharga yang bisa diberikan sang ayah kepada Bening dan kakaknya yang telah lulus SMK dan bekerja di salah satu PO Bus.
Tekad bulat yang ayah Bening miliki demi mewujudkan pendidikan layak bagi anak-anaknya ternyata tak sejalan dengan kondisi materi yang dimiliki. Bahkan rumah yang mereka tempati sekarang merupakan bantuan pemerintah Gunung Kidul, Yogyakarta kepada warga. Tanahnya pun masih milik nenek Bening dan pajaknya ditanggung sang nenek.
Namun, sang Ayah tetap jalan terus. Dia selalu mengajarkan pada sang buah hati bahwa Tuhan pasti selalu memberikan jalan ketika kita melakukan yang terbaik dan percaya terhadap-Nya. Sekalipun rasanya berat membayangkan biaya kuliah Bening di Keperawatan, sang ayah tetap percaya dan mensupport Bening.
Hal tersebut terbukti saat sang ayah mengupayakan utang Rp 20 ribu guna mengirim berkas pengajuan beasiswa Fair and Lovely Bintang Beasiswalewat pos ke kantor Hoshizora. Di sisi lain, Bening berdoa kuat supaya upayanya dan sang ayah terbayar impas.
Ketertarikan Bening mengikuti program beasiswa Fair and Lovely Bintang Beasiswa karena selain membutuhkan biaya kuliah, juga program pendampingan yang membantu pengembangan diri dan kesempatan terjun langsung ke masyarakat. Bening berharap, perjuangannya ini akan membuahkan hasil yang bisa membahagiakan ayah dan ibunya kelak.
3. Zuliati.
foto: Istimewa
Cewek muda gigih selanjutnya yang menjadi pendaftar Fair and Lovely Bintang Beasiswa adalah Zuliati asal Kulon Progo, Yogyakarta. Cita-citanya adalah menjadi guru dan penulis novel Islam. Dia ingin menginspirasi banyak orang.
Pemilik hobi menulis yang dicurahkan dalam blog goresanpenazuli.blogspot.com ini lahir dari orangtua yang merupakan buruh tani. Orangtua Zuliati mengerjakan sawah orang lain dengan sistem bagi hasil.
Kondisi ekonomi keluarga yang tak serba ada ini melecut semangat Zuliati mengenyam pendidikan tinggi dan bisa berbagi kepada banyak orang kelak. Maka tak heran langkah awalnya adalah dengan mendaftar Fair and Lovely Bintang Beasiswa untuk mendapatkan pendampingan dan memodali dirinya kuliah.
4. Kristina Putri Jelita.
foto: Istimewa
Cewek muda satu ini harus menghadapi kenyataan rumit dalam memperjuangkan cita-cita menjadi guru BK dan menekuni dunia musik.
Pertama, ayahnya yang merupakan pedagang sedang menderita penyakit berat sehingga tidak dapat bekerja maksimal. Kedua, pandangan remeh sang guru atas pilihannya ingin belajar musik. Gurunya pernah berkata bahwa 5 tahun ke depan itu mau jadi apa kalau belajarnya di musik. Ketiga, tidak adanya dukungan meneruskan pendidikan tinggi dari kakek dan neneknya dengan alasan sekarang ini lulusan sarjana juga banyak yang jadi pengangguran.
Tapi Kristina tak gentar. Baginya pendidikan itu penting dan dia mengupayakan itu dengan mendaftar Fair and Lovely Bintang Beasiswa supaya bisa mengenyam bangku kuliah. Kristina ingin membuktikan pada guru dan kakek-neneknya, belajar ilmu apa pun itu pasti berguna suatu saat dan perempuan juga punya hak bahkan berkewajiban menuntut ilmu setinggi-tingginya.
5. Chrysnanda Kusuma Wardhani.
foto: Istimewa
Chrysnanda sangat mencintai seni tari. Saat sekolah di SMK, dia mengambil jurusan seni tari. Dia ingin melestarikan budaya tari Indonesia yang sekarang sudah mulai luntur.Darah seni Chrysnanda mengalir dari sang ayah yang merupakan dosen honorer dan menyambi sebagai pembuat gendang.
Ke depannya Chrysnanda ingin menjadi dosen tari. Itu artinya Chrysnanda harus kuliah. Itulah alasan dia mendaftar Fair and Lovely Bintang Beasiswa untuk mewujudkan impiannya.Cita-cita lain Chrysnanda adalah membantu orang sekitar mengenyam pendidikan lebih tinggi. Hal ini terdorong dari orang-orang di sekitar lingkungannya yang banyak tidak melanjutkan kuliah akibat keterbatasan biaya.
6. C. Candra Palupi.
foto: Istimewa
Akibat kondisi ekonomi yang pas-pasan, Candra harus rela baru bisa melunasi uang seragam sekolah ketika sudah lulus. Kondisi inilah yang melecut Candra mengenyam pendidikan lebih tinggi dan mengajukan beasiswa kuliah lewat Fair and Lovely Bintang Beasiswa.
Kuliah adalah jalannya meraih impian menjadi pengajar dan pelatih para petani Indonesia, mengikuti jejak sang ayah. Ayah Candra merupakan perantau di Kalimantan yang memberikan pelatihan kepada para petani di sana. Semenjak SMA, Candra sudah banyak belajar tentang pertanian lewat buku-buku milik ayahnya.
Sebagai anak kedua dari lima bersaudara, tersemat dalam tekad Candra untuk membantu orangtuanya menyekolahkan adik-adik ke jenjang lebih tinggi. Salut untuk Candra!
Nah, Sobat Brilio, kisah para cewek muda pendaftar beasiswa Fair and Lovely Bintang Beasiswa sangat menginspirasi bukan? Banyak orang di luar sana yang hidupnya tak seberuntung orang lain tapi mereka tak memilih menyerah dan pasrah mewujudkan impian dan harapan.
Maka dari itu, Sobat Brilio juga harus mengikuti jejak para cewek muda tersebut berjuang meraih cita-cita. Jangan ragu mengenyam pendidikan lebih tinggi di bangku kuliah hanya karena keterbatasan biaya.
Setelah berhasil mengantarkan 50 siswi berprestasi melanjutkan mimpi mereka ke jenjang pendidikan tinggi, kini Fair & Lovely Bintang Beasiswa memasuki tahun keduanya. Pendaftaran Fair & Lovely Bintang Beasiswa 2 ini dibuka sampai 31 Maret 2018. Baik lewat online di www.voteuntukimpianku.commaupun offline di kantor Hoshizora Foundation.
Setelah seleksi formulir, selanjutnya dilakukan wawancara dan home visit, hingga akhirnya beasiswa akan diberikan pada bulan Juni dan Juli 2018.
foto: Istimewa
Program beasiswa kuliah ini dibuka untuk 50 orang penerima yang meliputi tujuh wilayah di Indonesia yakni DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Bukan hanya bisa kuliah gratis di perguruan tinggi berkualitas baik, melalui Fair & Lovely Bintang Beasiswa ini kamu juga akan mendapatkan program bimbingan dan pengembangan diri selama 4 tahun.
Jadi, buat Sobat Brilio lulusan SMA/SMK/MA/sederajat yang memenuhi kriteria masuk PTN berakreditasi A atau B tahun 2018 dan bertekad berkontribusi di masyarakat, berprestasi, dan motivasi tinggi namun memiliki keterbatasan finansial, yuk langsung cek di www.voteuntukimpianku.com sekarang juga. Selalu ada jalan bagi yang berkemauan. Setuju kan, Sobat Brilio?