Brilio.net - Melihat minimnya sarana pendidikan di daerah yang terkena bencana alam, membuat Yesi Chairani Tanjung tergerak mendirikan rumah baca. Pada tahun 2015, anak-anak terdampak bencana erupsi gunung Sinabung dicoba untuk diajak semangat belajar.
Ia bersama temannya mendirikan Rumah Baca Cakrawala Apepebe di Desa Perbaji, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Desa Perbaji berada di wilayah zona merah di bawah kaki gunung Sinabung, dan kerap merasakan hujan abu vulkanik. Paling bahaya, wilayah ini merupakan aliran lahar dingin yang terus menghantui para penduduk desa Perbaji. Apepebe sendiri sebenarnya adalah Aliansi Pemuda Peduli Bencana.
BACA JUGA :
Prof. Aznan Lelo, dokter yang rela dibayar pasiennya secara sukarela
"Awalnya anak-anak gak mau main ke rumah baca karena lebih baik membantu orang tua mereka ke ladang. Setelah kami sosialisasikan ke para orang tua, akhirnya mereka mengizinkan anak-anaknya main ke rumah baca," ungkap Yesi.
Suasana Rumah Baca yang sederhana
BACA JUGA :
Kisah pertemuan perawat dan pasien setelah 38 tahun ini bikin haru
Meski kecil, tetapi rumah baca tersebut selalu ramai tiap hari. Buku-buku itu didapatkannya dari hasil sumbangan. "Senang kali karena adanya rumah baca di desa kami. Gak cuma itu, kakak-kakak ini juga sering adain kegiatan buat kami para anak-anak korban dampak erupsi gunung Sinabung," tutur Natalia, salah satu bocah di Desa Perbaji.
Meski kecil, tapiRumah Baca Cakrawala Apepebe sangat bermanfaat
Demi kenyamanan dan kelengkapan sarana dan prasarana di Rumah Baca Cakrawala Apepebe. Yesi melakukan inisiatif sendiri dengan membuat meja, rak buku, kursi dengan alat dan bahan seadanya.
"Kedepan, rumah baca ini akan diberikan kepada warga desa, karena fasilitas dibuat agar mereka bisa membangun desa dengan mandiri, terutama dari sisi pendidikan," tutup Yesi.