Brilio.net - Keris, menjadi salah satu senjata tradisional asal Jawa yang biasa dikeluarkan saat upacara tradisional ini kerap diidentikkan dengan hal-hal mistis. Selain itu juga, keris juga masuk sebagai warisan budaya dunia tak benda dari Indonesia oleh UNESCO lho.
Yah, meski keris telah dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia, tapi saat ini tidak banyak anak muda yang tertarik untuk mempelajarinya. Di antara yang sedikit itu adalah Unggul Sudrajat. Pemuda 28 tahun ini mengetahui banyak hal tentang keris. Bukan hanya sejarahnya yang panjang, namun juga semua lekukan, pamor (berkas guratan pada keris), kualitas bahan yang dipakai, hingga usia keris, banyak dipelajarinya.
BACA JUGA :
Nggak cuma pantai di Lombok, ini 20 air terjun terbaik di NTB
Melalui omahnara.blogspot.co.id dia memperkenalkan sejumlah keunikan keris. Bukan hanya itu, benda-benda tradisional lainnya seperti tombak, hingga gagang keris yang menurutnya semua mengandung arti dan nilai seni.
Koleksikeris Unggul Sudrajat/foto:omahnara
BACA JUGA :
5 Kain tradisional khas Indonesia tembus fashion dunia, keren abis
Pemuda asli Kulonprogo, Yogyakarta, yang sekarang bekerja di Jakarta ini mengaku mengenal keris sejak kecil. Sejak itu juga dia menyukai benda warisan nenek moyang ini. Dia memang lahir dari keluarga pecinta keris. Orangtua dan kakeknya adalah penggemar keris. Namun mereka lebih mengenal keris dari sisi mistis. Berbeda dengan Unggul yang yang lebih tertarik pada benda pusaka ini dari sisi rasional seperti historis, antropologis, dan sosiologis. Hal ini juga yang membuat Unggul mengetahui nilai sebuah keris.
Kecintaannya kepada keris membuatnya tahu kekhasan keris yang berasal dari berbagai daerah. Mulai dari Aceh, wilayah Sumatera, wilayah Kalimantan, wilayah Jawa, Madura, Bali hingga wilayah Sulawesi. Namun saat ini dia lebih fokus mengoleksi dan mempelajari keris yang ada di Jawa bagian tengah seperti Yogyakarta, Semarang, dan Solo. Juga sebagian keris Jawa Timuran seperti Surabaya dan Sumenep, Madura.
Koleksi tombak Unggul Sudrajat/foto: omahnara
Selain belajar keris dari orangtua dan dari berbagai buku, Unggul mengaku pengetahuannya tentang keris juga banyak diperoleh dari seorang ahli keris bernama Haryono Haryo Guritno. "Pada tahun 2011-an saya bertemu dengan Haryono Haryo Guritno yang merupakan ajudan terakhir Bung Karno dan dia memang dikenal sebagai maestro keris di Indonesia," cerita Unggul.
Menurut dia, setidaknya ada 14 kriteria untuk menilai sebuah keris. Di antaranya adalah keutuhan logam atau baja yang dipakai, cara penggarapan, pamor, usia keris (baru atau lama), baja yang digunakan, lekukan dan lainnya. Dia pelajari semua hal itu untuk menilai sebuah keris. Pengetahuannya yang banyak tentang keris ini membuatnya mudah jual-beli keris, tanpa khawatir salah menaksir harganya. "Saya pernah salah membeli keris, sehingga harganya kemahalan. Namun hal itu menjadi pelajaran berharga hingga saat ini," ujar Unggul.
Saat ini melalui omahnara.blogspot.co.id dan sejumlah media sosial dan situs e-commerce, Unggul memasarkan sejumlah koleksinya. Bisnis yang dimulai sejak 2011 dan bermodal Rp 500 ribu ini sekarang mempunyai omzet hingga puluhan juta rupiah.
Saat ini Unggul fokus pada keris kelas menengah yang harganya berkisar Rp 10 juta-Rp 50 juta. Di galeri seni dunia mayanya dia mempunyai koleksi lebih dari 50 keris. Di samping keris kelas menengah, Unggul juga terkadang menjual keris kelas atas seperti yang pernah dijualnya seharga Rp 400 juta untuk satu keris. Setiap bulan dia mengaku selalu ada transksi.
Koleksi gagang keris Unggul Sudrajat/foto: omahnara
Semua koleksi Unggul tidak hanya memelihara kekayaan bangsa, namun juga kreatif menjadikannya sebagai ladang bisnis dan tentunya #BikinKerenIndonesia. Nggak hanya Unggul aja lho yang berhasil #BikinKerenIndonesia, masih banyak cerita membanggakan lainnya yang bisa kamu simak di sini, telkomsel.com/bikinkerenindonesia! Terima kasih untuk kamu yang juga sempat ikutan berbagi kisah inspiratif atau tentang keragaman Indonesia dalam #BikinKerenIndonesia.