Brilio.net - Hingga kini masih banyak yang meragukan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Padahal faktanya tidak demikian. Banyak putra-putri bangsa yang berkontribusi positif bagi kehidupan dunia. Prestasinya diakui. Salah satunya Zubir Said. Figur Bukittingi, Sumatera Barat, 22 Juli 1907 ini adalah pencipta lagu kebangsaan Singapura "Majulah Singapura".
Sosok yang sempat menempuh pendidikan dasar di sekolah Belanda antara 1914 hingga 1921 ini dikenal sebagai seniman dan komponis andal pada masanya. Kecintaan Zubir terhadap dunia musik pula yang membuatnya memilih hijrah ke Singapura dan belajar secara otodidak dan kemudian bergabung dengan Wayang Bangsawan City Opera. Di usia yang masih sangat muda yaitu 21 tahun, Zubir meraih karier yang cukup cemerlang dan pada tahun 1938 dia meminang seorang penyanyi keroncong asal Jawa bernama Tarminah Kario Wikromo.
BACA JUGA :
Teladan sejati, Wapres Mohammad Hatta dulu berhaji pakai biaya sendiri
Selain sebagai komponis, Zubir pun pernah bekerja sebagai seorang fotografer untuk surat kabar Utusan Melayu. Dikutip dari Wikipedia pada tahun 1949 dia menerima tawaran untuk menjadi pemimpin sebuah perusahaan film yaitu Shaw Brothers Malay Film Production. Melalui perusahaan inilah dia kemudian berkenalan dengan dunia baru sebagai komposer untuk berbagai film melayu.
Tahun 1958, Zubir diminta oleh Dewan Kota Singapura untuk membuatkan sebuah komposisi lagu yang nantinya ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Singapura dan terciptalah "Majulah Singapura". Dari tangan dinginnya telah tercipta 1.500 lagu dan dua di antaranya adalah Majulah Singapura yang menjadi lagu kebangsaan Negeri Singa dan juga "Semoga Bahagia" yang menjadi lagu untuk Hari Anak-anak di Singapura.
BACA JUGA :
15 Foto lawas Gus Dur dalam berbagai momen, bikin kangen
Beginilah lirik lagu Majulah Singapura yang diciptakannya :
Mari kita rakyat Singapura
Sama-sama menuju bahagia
Cita-cita kita yang mulia
Berjaya Singapura
Marilah kita bersatu
Dengan semangat yang baru
Semua kita berseru
Majulah Singapura
Majulah Singapura
Marilah kita bersatu
Dengan semangat yang baru
Dengan semangat yang baru
Semua kita berseru
Majulah Singapura
Majulah Singapura
Berbagai penghargaan internasional sebagai seorang komponis berhasil diraihnya sebelum tutup usia pada tahun 1987 dan dimakamkan di Pusara Aman, Choa Chu Kang 56, Singapura. Setelah meninggal dunia, penghargaan pun tak hentinya mengalir untuk Zubir, salah satunya adalah Beasiswa Musik Zubir Said yang dikelola oleh Yayasan Kebudayaan Singapura.