1. Home
  2. »
  3. Sosok
16 Juni 2016 19:50

Perempuan ini selamatkan 30.000 anak dari kejamnya perang saudara

Berkat aksi kemanusiaannya tersebut sudah lebih dari tujuh penghargaan ia dapatkan. Septika Shidqiyyah

Brilio.net - Tahun 1993-2006 terjadi perang sipil Burundi. Perang ini merupakan konflik antara militer pemerintah Burundi, kelompok pemberontak dari etnis Hutu dan milisi-milisi dari etnis Tutsi.

Burundi adalah sebuah negara yang terkurung daratan di wilayah danau besar Afrika Timur. Di masa lalu, Burundi merupakan daerah jajahan dari Jerman dan Belgia. Pascamerdeka, negara ini beberapa kali mengalami kerusuhan etnis yang akhirnya memuncak menjadi perang sipil Burundi. Dilaporkan korban tewas akibat perang ini mencapai lebih dari 300.000 jiwa.

Marguerite Barankitse, seorang perempuan dari etnis Tutsi, pernah mencoba menyembunyikan 72 tetangganya yang beretnis Hutu dari pembantaian ketika perang berkecamuk karena dirinya tidak tahan dengan kondisi perang. Namun sayangnya hal ini diketahui oleh para pemberontak dan mereka dibantai di depan Barankitse.

Bukannya takut dan menyerah, kejadian mengerikan tersebut justru membangkitkan semangatnya dan membuatnya terinspirasi untuk memulai misinya merawat anak-anak dan pengungsi di sebuah gereja Katolik. Pada tahun 1994 berkat bantuan teman-teman dan koleganya ia kemudian mendirikan tempat penampungan anak-anak yang disebut sebagai "Maison Shalom" dan menampung banyak anak yang keluarganya dibunuh.

BACA JUGA: 12 Alasan kenapa kamu kudu bangga jadi jomblo, jangan minder lagi ya

Dia kemudian mulai menciptakan sebuah lingkungan di mana suku Hutu dan Tutsi bisa berlindung. Disebut-sebut lingkungan itu mampu menyelamatkan sekitar 30.000 anak-anak selama perang saudara yang mengerikan tersebut. Tak berhenti di situ, pada tahun 2008 ia membuka sebuah rumah sakit yang merawat lebih dari 80.000 pasien.

BACA JUGA :
8 Orang ini dijuluki sebagai 'yang termuda' di dunia, siapa saja ya?


Berkat aksi kemanusiaannya tersebut sudah lebih dari tujuh penghargaan ia dapatkan. Termasuk pada 24 April 2016 lalu, Barankitse mendapat penghargaan kemanusiaan lagi dari Aurora Prize dengan hadiah senilai USD 1 juta atau senilai Rp 13,3 miliar. Hadiah itu kemudian ia sumbangkan ke tiga organisasi kemanusiaan dalam rangka untuk memajukan bantuan dan rehabilitasi bagi pengungsi anak-anak, anak-anak yatim, serta untuk melawan kemiskinan anak.

"Nilai-nilai kita adalah nilai-nilai manusia. Bila anda memiliki kasih sayang, harga diri dan cinta maka tidak ada yang bisa menakut-nakuti anda, tidak ada yang bisa menghentikan anda, tidak ada yang bisa menghentikan cinta. Tidak tentara, tidak kebencian, tidak penganiayaan, tidak kelaparan, tidak ada," ujarnya saat menerima penghargaan tersebut sebagaimana dilansir brilio.net dari twistedsifter.com, Kamis (16/6).

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags