Brilio.net - Valery Spiridonov (31), pria asal Rusia ini akan menjalani transplantasi kepala pertama di dunia. Rencananya, transplantasi itu akan dilakukan pada tahun 2017 mendatang.
Valery menderita Werdnig-Hoffman, penyakit langka dari atrofi tulang belakang yang menyebabkan degenerasi otot. Akibatnya, penderita menjadi kesulitan untuk mengunyah, menelan, dan bernapas.
BACA JUGA :
8 Penyebab mati mendadak saat tidur ini ngeri banget, hati-hati lho!
Saat ini, Valery sudah mengajukan diri sebagai relawan kepada dokter Italia ahli saraf Dr Sergio Canavero untuk transplantasi kepala. Ia berharap transplantasi itu akan meningkatkan kualitas hidupnya.
Saat Sergio Canavero yang juga seorang ilmuwan mengumumkan jika ia akan melakukan transplantasi, banyak orang yang terkejut dan tak percaya. Ini adalah transplantasi kepala pertama di dunia.
Sergio Canavero akan menggandeng seorang ahli saraf dari Harbin Medical University di China, Xiaoping Ren. Ren dikenal sebagai orang yang telah melakukan operasi transplantasi kepala pada 1.000 tikus berbeda. Dengan operasi yang berjalan selama 10 jam, tikus bisa bernapas, minum, bahkan melihat. Sayangnya, tak satu pun dari tikus-tikus itu yang dapat bertahan lebih lama dari beberapa menit.
Dilansir brilio.net dari Metro, Kamis (22/9), Valery sebenarnya menyadari jika prosedur ini sangat berisiko. Tapi ia bersedia mencobanya dengan harapan bisa meningkatkan kualitas hidupnya dan berkontribusi terhadap terobosan medis.
"Kondisi saya saat ini cukup berat. Saya tidak bisa mengurus diri sendiri, saya tidak bisa berjalan, saya membutuhkan bantuan konstan. Motivasi saya adalah ingin meningkatkan kondisi hidup saya dan sampai ke tahap di mana saya akan dapat mengurus diri sendiri," katanya.
Operasi ini diperkirakan akan menelan biaya Rp 170 miliar dengan 150 staf medis dan berlangsung selama 36 jam.
Dr. Hillary Jones, seorang ilmuwan yang tidak terlibat dalam operasi ini mengungkapkan, jika Valery bertahan, ia bisa berakhir lumpuh, atau tubuh donor bisa menolak kepala tersebut.
"Dia membutuhkan respirator karena saraf membuat detak jantungnya dan paruparu tidak bisa dihubungkan lagi. Ia bisa berakhir dengan tidak berfungsinya motorik tubuhnya dan lumpuh," kata Dr Hillary Jones.
Namun Dr. Canavero menerangkan jika semua ahli bedah yang terlibat memperkirakan ada kemungkinan 90% untuk bertahan hidup.
Dia menambahkan bahwa jika berhasil, Valery akan mampu berbicara dalam suaranya sendiri setelah sadar kembali. Ia juga bisa berjalan dalam waktu satu tahun.
Wah...kita doakan semoga operasi ini bisa memberikan perubahan terhadap Valary dan bermanfaat terhadap riset medis dunia.