Brilio.net - Banyak yang mengatakan jika biaya berobat itu mahal. Namun sosok bersahaja, Prof. dr. Aznan Lelo Ph.D, Sp. FK, membuat biaya berobat tidak jadi kendala bagi warga. Dokter di Medan ini tidak pasang tarif pasien karena ingin membantu.
Sejak tahun 1978, ia sudah membuka praktik di rumahnya yang berada di Jalan Puri, Kelurahan Kota Matsum, Kecamatan Medan Area. Buya, begitu ia biasa disapa, tak memasang papan nama sebagaimana dokter pada umumnya.
BACA JUGA :
Pria ini dijuluki Sherlock Holmes usai temukan kepingan pesawat MH370
Buya membuka praktik di rumah mulai pukul 17.30 WIB hinggadini hari, tergantung jumlah pasien. Saat ini pasien yang datang paling sedikit berjumlah 40 orang setiap hari. Bahkan kadang bisa mencapai ratusan orang. Bahkan ada yang berasal dari luar pulau Sumatera hingga mancanegara, seperti Malaysia serta Belanda.
"Ada 3 profesi yang tidak boleh minta tarif. Jika ada yang ingin berguru atau menimba ilmu, meminta nasihat, orang sakit mau berobat," ujarnya.
BACA JUGA :
6 Potret keakraban Jokowi dengan petani, pemimpin idola rakyat
Suasana ruang tunggu pasien Prof. Aznan Lelo.
Buya berasal dari keluarga sederhana. Ayah dan ibunya hanya seorang penjahit. Memiliki niat ingin berguna bagi banyak orang, dan berbeda dengan orang lain adalah prinsip hidup yang ia tanamkan sejak kecil. Selain menjadi dokter, Buya juga seorang Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU).
Buya memiliki tiga orang anak. Dimana dua orang mengikuti jejaknya dan satu lagi merupakan sarjana hukum. Ia juga sering di bantu istri dan anak-anaknya saat membuka praktik.
"Saya menikmati seperti ini. Tidak punya utang dan bisa membantu orang banyak sudah lebih dari cukup. Berusaha menjadi pribadi sebaik-baiknya, dan berguna bagi banyak orang. Dokter sekarang diharuskan komersil tapi saya tak mau seperti itu. Jangan tiru apa yang saya lakukan," tutur Buya saat ditemui di ruangannya.