Brilio.net - Nama Guru Besar Universitas Indonesia, Prof Rhenald Kasali, Ph.D lagi-lagi menjadi perbincangan. Founder Rumah Perubahan itu untuk keenam kalinya kembali masuk jajaran Top 30 Guru Manajemen Dunia. Bahkan ia satu-satunya sosok yang mewakili Indonesia.
Rhenald disejajarkan dengan sederet tokoh ekonomi dunia seperti Prof John Kotter dari Harvard Business School, Prof Jeffrey Pfeffer dari Stanford University, Prof Joseph Eugene Stiglitz dari Columbia University, Prof Vijay Govindarajan dari Darmouth College, dan beberapa nama populer lainnya.
BACA JUGA :
Rhenald Kasali galang donasi sembako untuk pengemudi taksi
Penetapan World's Top 30 Global Gurus didasarkan atas tujuh parameter yaitu opini publik (30%), orisinalitas ide (30%), dampak yang dirasakan masyarakat atas ide-ide yang dimiliki (10%), kegunaan ide (10%), jumlah publikasi dan karya ilmiah (5%), dan presentation style & Guru Factor (15%).
Prestasi ini sekaligus menjadi pembuktian pengakuan dunia pada pendidikan Indonesia, khususnya Universitas Indonesia (UI) di kancah Internasional. Menurut Rhenald, ilmu manajemen memegang peran penting di tengah era disrupsi teknologi seperti sekarang.
BACA JUGA :
Guru besar UI ini didapuk sebagai penulis terbaik 2018, ini alasannya
Ditambah lagi dengan era next normal yang dipicu pandemi Covid-19, kemampuan adaptif, kolaboratif, orkestrasi ekosistem dan membangun ketrampilan baru menjadi kian penting dalam manajemen, baik di lingkup korporasi maupun organisasi pemerintah.
Karena itu, perlu kecerdasan eksploratif-transformatif. Siapapun yang memilikinya akan mampu menjadi pengisi dunia baru yang belum terpetakan pada hari ini, terang Rhenald.
Nah hal yang sama juga berlaku untuk generasi muda yang sedang belajar di perguruan tinggi. Menurut Rhenald, sebagian ilmu yang dipelajari saat ini akan kehilangan relevansinya begitu mahasiswa lulus.
Sehingga, perlu kemampuan belajar seumur hidup dan kemampuan untuk belajar sendiri dengan kecerdasan menggunakan teknologi yang ada, ucapnya.
Selain dikenal sebagai pakar manajemen, Rhenald punya pengalaman panjang sebagai pendidik dan pelopor dalam sejumlah kegiatan. Di bidang akademik, Rhenald meraih gelar profesornya dari UI pada tahun 2009.
Sebelumnya, Rhenald meraih gelar Ph.D dari University of Illinois dan pernah mendapatkan Ford Foundation Grant serta Louise A Young Award. Dia juga membangun pendidikan anak usia dini dengan konsep baru dalam bingkai kewirausahaan sosial dan memberi bimbingan mentorship yang dikenal sebagai RK Mentee.
Mentorship yang dikembangkannya sangat diminati kaum muda karena mereka diajak bertemu dengan tokoh-tokoh besar dan dilatih menjadi pemimpin yang berwatak Indonesia baru yang terbuka dan berkeahlian baru.
Rhenald juga produktif melakukan riset dan melahirkan buku-buku best seller, diantaranya Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Cracking Zone (2011), Self Driving(2014), Disruption (2017), The Great Shifting (2018), dan #MO (2019).
Terkait kondisi saat ini, Rhenald mengatakan, pandemi yang bergerak cepat namun lamban kembali normal membuat kebiasaan, prioritas, dan tata cara kerja, konsumsi, dan hubungan manusia berubah. Konsep ajeg yang membentuk pikiran manusia dalam berkegiatan ekonomi seperti perhitungan skala ekonomis, value creation dan added value, sampai investasi pada sumber daya dan pembentukan brand,semua berubah.
Kita sama-sama tengah berlatih untuk hidup dalam era 5G yang membentuk kesadaran kerja nomaden, tidak terikat pada ruang dan waktu.Semua bisa dikendalikan dari jauh, dan membuat ketrampilan-ketrampilan prestisius kita akan menjadi usang, tambah Komisaris Utama PT Telkom ini.
Karena itu, ia mendorong semua orangkhususnya anak-anak mudauntuk bertransformasi, memisahkan cara kerja atau usaha yang baru dengan yang lama, atau membiarkannya mati perlahan-lahan.