Brilio.net - ASEAN Literary Festival ke-4 tahun 2017 yang diselenggarakan di kompleks Kota Tua Jakarta mempertemukan para pegiat dunia kepenulisan dari negara-negara di ASEAN. Mereka hadir sebagai pembicara juga mengisi stand-stand penjualan buku. Mereka antara lain adalah penulis, kru penerbit, juga komunitas pecinta buku.
Salah satu yang ambil bagian adalah Santri Nulis Publishing. Penerbit asal Bogor ini digawangi anak-anak Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Bogor. Santri Nulis bermula dari komunitas lalu menjadi penerbitan. Saiful Falah, pendidik di ponpes tersebut adalah sosok yang ada di balik nama besar Santri Nulis. Pria berusia 34 tahun ini menggalakkan aktivitas literasi kepada para santrinya sejak tahun 2012.
BACA JUGA :
10 Foto cantiknya Medina, hijaber miliarder calon ipar Ayu Azhari
Nah, berikut kisah perjalanan Saiful Falah membesarkan Santri Nulis, seperti dipaparkan kepada brilio.net, Minggu (6/8) beserta foto-fotonya dihimpun dari instagram saiful.falah82.
1. Awalnya, Santri Nulis merupakan komunitas para santri yang sama-sama memiliki passion menulis. Kegemaran para santri itu makin dipupuk dengan membuatkan wadah yang bisa menampung tulisan-tulisan mereka.
BACA JUGA :
10 Potret cantiknya Citra Adisti, kiper bak bidadari bertabur prestasi
2. "Kita mengajak mereka untuk menulis yang layak dibagikan untuk orang lain. Kita buat web untuk wadah menulisnya. Ada santri yang giat menulis cerpen dan memang bagus. Akhirnya cerpen itu kita bukukan jadi kumcer," terang pria yang kerang disapa Kang Falah ini.
3. Cara ini ternyata ampuh untuk menggiatkan minat literasi para santrinya hingga mereka menerbitkan buku. Santri Nulis yang awalnya komunitas pun berubah menjadi self publishing berbadan hukum dan bisa mengajukan ISBN di Perpustakaan Nasional. Sudah banyak buku yang diterbitkan, baik karya santri, alumni, maupun dari umum. Muatan positif dari setiap terbitan Santri Nulis disebarkan melalui buku maupun website.
4. Saiful Falah mengarahkan Santri Nulis untuk mengadakan program Santri Nulis Training Center, Kelas Menulis Intensif, dan 30 Hari Menulis Buku. Santri Nulis telah memberikan pelatihan baik kepada santri maupun umum di berbagai tempat seperti Yogyakarta, Banten, Aceh, hingga Malaysia.
5. "Anak-anak biasanya semangat, tapi konsistensinya kurang. Jadi bagaimana kita bisa menjaga konsistensi itu," tandas Saiful Falah menjelaskan tantangan yang dihadapinya selama ini.
6. Sejauh ini, pria kelahiran Bogor, 27 September 1982 ini telah menulis 10 buku. Empat buku ditangani Penerbit Republika, yaitu Jemput Surgamu; Guru adalah Ustadz; Rindu Pendidikan dan Kepemimpinan M. Natsir; Parents Power. Lima buku diterbitkan Santri nulis Publishing, yaitu Semut Dream; Motisantri; Pesantrenku; Nulis Yuk. Sedangkan buku terbaru yang berjudul DARE: Dream, Action, Role Model and Evaluation, terbit di EMIR Erlangga Grup.