Brilio.net - Kalau membaca sejarah Indonesia 70 tahun silam saat Indonesia merebut kemerdekaan, sosok Fatmawati memiliki peran penting. Pasalnya dirinya lah saksi sejarah yang menjahit sang saka Merah Putih yang kini menjadi bendera kebangsaan Indonesia.
Namun, tahukah kamu. Bahwa ada sosok Ibu Fatmawati lain di Indonesia bagian timur. Ia adalah Amina Sabtu, merupakan penjahit bendera Merah Putih yang kemudian dikibarkan sekelompok pemuda pejuang di Tanjung Mareku, Pulau Tidore, pada 18 Agustus 1946.
Nenek Na, boleh kita sebut sebagai "Fatmawati-nya Indonesia Timur" pasalnya ia salah satu saksi hidup sekaligus figur penting dalam terbentangnya wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Bendera hasil jahitan Nenek Na itu menjadi bendera Merah Putih pertama yang berkibar di Indonesia Timur.
Saat itu berkibarnya bendera tersebut sekaligus menyimbolkan Tidore dan Kepulauan Maluku sebagai bagian dari Republik Indonesia. Ini menjadi hantaman telak bagi Jepang juga Belanda, yang hanya mengakui kemerdekaan RI di Pulau Jawa.
BACA JUGA :
Doa saat misa ini sungguh menyentuh, kuatkan toleransi beragama
Kini Nenek Na hidup sederhana jauh dari suara tembakan para penjajah. Nenek Na tinggal bersama anak-cucunya di Mareku. Tepatnya RT 08 RW 4 Kelurahan Mareku, Kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara. Rumah yang 70 tahun silam jadi tempat beliau menjahit bendera Merah Putih bersejarah tersebut.
"Nenek Na sudah tidak bisa banyak bergerak. Untuk mengikuti upacara peringatan pengibaran bendera di Tanjung Mareku yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari rumahnya saja, Nenek Na harus dipapah anak-cucu," kata seorang campaigner di Kitabisa.com, Eko Nurhuda, dikutip brilio.net, Kamis (1/6).
Nenek Na biasa menghabiskan keseharian dengan bercengkerama bersama cucu, dan sesekali mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring. Hal yang sebenarnya tidak diperkenankan oleh anak-cucunya.
Setiap upacara 17 Agustus, Nenek Na (dan Kakek Dullah semasa hidupnya) selalu diundang Pemkot Tidore Kepulauan untuk hadir di Kantor Walikota. Pada momen itu biasanya Pemkot memberi santunan.