1. Home
  2. ยป
  3. Sosok
4 Desember 2024 10:55

Sosok Gus Baha, ulama tafsir yang santun dan menghargai semua kalangan

Kenali Gus Baha, ulama tafsir yang terkenal dengan pendekatan moderat dan toleransi. Editor
foto: Instagram/@ngajibarenggusbaha dan @orl.ee

Nama Gus Baha kini menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama setelah video ceramah Gus Miftah yang dianggap kurang menghargai pedagang es kaki lima viral. Banyak yang membandingkan sikap Gus Baha dengan Gus Miftah, terutama dalam menghadapi orang-orang dari kalangan menengah ke bawah.

Gus Baha, atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim, adalah ulama terkemuka asal Rembang, Jawa Tengah. Beliau dikenal luas di kalangan umat Islam Indonesia sebagai seorang ahli tafsir dan pengasuh pesantren.

BACA JUGA :
Mengaku cuma bercanda, begini isi permintaan maaf Gus Miftah usai viral olok-olok pedagang es teh


Dalam setiap dakwahnya, Gus Baha selalu menunjukkan sikap santun dan bijaksana, serta penuh penghormatan terhadap orang dari berbagai kalangan. Kiprahnya sebagai ulama tidak hanya terbatas pada dunia pesantren, tetapi juga meluas ke berbagai lapisan masyarakat.

Sebagai ulama yang sangat dihormati, Gus Baha memiliki pengaruh besar dalam perkembangan pemahaman agama Islam di Indonesia. Beliau selalu mengutamakan pendekatan moderat dalam setiap ceramah dan kajian, serta tidak segan-segan memberikan pemahaman mendalam mengenai tafsir dan fiqih kepada siapa pun, tanpa membedakan latar belakang sosial dan pendidikan. Gus Baha juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan tidak pernah membedakan orang berdasarkan status sosialnya.

Lahir pada 20 Juni 1973 di Rembang, Gus Baha berasal dari keluarga yang sangat menghargai ilmu agama. Sejak kecil, beliau dibimbing oleh para ulama besar yang menjadi pondasi awal pemahaman agama yang kuat. Pendidikan yang didapatnya di pesantren-pesantren ternama di Indonesia dan Timur Tengah menjadikannya seorang ulama yang sangat dihormati dalam dunia akademik dan keagamaan.

BACA JUGA :
Minta maaf atas guyonan kasar pada pedagang es teh, Gus Miftah mengaku ditegur Seskab Mayor Teddy

Pendidikan Gus Baha dimulai dari lingkungan keluarga yang religius. Beliau menghabiskan masa kecilnya di pesantren-pesantren di Rembang, tempat di mana beliau pertama kali diperkenalkan dengan ilmu agama. Dalam proses pendidikannya, Gus Baha mendalami berbagai disiplin ilmu Islam, seperti tafsir, fiqih, dan hadist, yang membentuknya menjadi seorang ulama yang sangat berkompeten.

Setelah menempuh pendidikan di Indonesia, Gus Baha melanjutkan studinya ke luar negeri, khususnya ke beberapa negara di Timur Tengah, untuk memperdalam ilmu agama secara lebih mendalam. Di sana, Gus Baha belajar langsung kepada para ulama terkemuka, yang mengajarkan berbagai ilmu keislaman dengan pendekatan yang lebih global dan kontekstual. Keilmuan yang diperolehnya di luar negeri semakin memperkaya perspektif Gus Baha dalam menafsirkan Al-Qur'an, sehingga beliau dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dan sesuai dengan perkembangan zaman.

foto:Instagram/@ngajibarenggusbaha

Setelah menyelesaikan pendidikan di luar negeri, Gus Baha kembali ke Indonesia dan memulai perannya sebagai seorang ulama. Beliau aktif mengajar di beberapa pesantren, serta memberikan kajian-kajian agama di berbagai forum. Salah satu ciri khas dari dakwah Gus Baha adalah kemampuannya dalam menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang sederhana, sehingga mudah dipahami oleh berbagai kalangan, mulai dari santri hingga masyarakat umum.

Gus Baha sangat fokus pada pengembangan tafsir Al-Qur'an, di mana beliau mengajarkan bahwa pemahaman terhadap Al-Qur'an haruslah dilakukan dengan cara yang kontekstual dan tidak hanya terpaku pada teks semata. Melalui kajian tafsir yang mendalam, Gus Baha mampu menghubungkan ajaran Al-Qur'an dengan realitas sosial yang ada di masyarakat, sehingga ajarannya terasa relevan bagi umat Islam di Indonesia.

Selain mengajar di pesantren, Gus Baha juga sering diundang untuk memberikan ceramah di berbagai forum keagamaan dan seminar. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat bijaksana dan penuh toleransi, serta selalu mengedepankan kedamaian dalam setiap dakwahnya. Gus Baha tidak hanya memfokuskan ajarannya pada aspek teologis, tetapi juga pada aspek sosial dan moral yang sangat penting bagi kehidupan umat Islam.

Salah satu hal yang membedakan Gus Baha dengan banyak ulama lainnya adalah pemikirannya yang sangat moderat. Beliau selalu menekankan pentingnya toleransi dalam beragama, serta mengajak umat Islam untuk menghargai perbedaan yang ada dalam masyarakat. Gus Baha sering menyampaikan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin, yang berarti agama yang membawa kedamaian dan kebaikan bagi seluruh umat manusia, tanpa membedakan agama, suku, atau ras.

Gus Baha juga mengajak umat Islam untuk tidak terjebak dalam paham-paham yang ekstrem dan tidak mencerminkan ajaran Islam yang sebenarnya. Beliau berpendapat bahwa pemahaman yang benar terhadap Al-Qur'an adalah pemahaman yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat, memperjuangkan keadilan sosial, serta mempromosikan perdamaian antarumat beragama.

foto:Instagram/@ngajibarenggusbaha

Gus Baha sangat berperan dalam perkembangan pendidikan pesantren di Indonesia. Beliau memimpin beberapa pesantren yang menjadi tempat lahirnya ulama-ulama besar lainnya. Dalam kepemimpinannya, Gus Baha tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga memberikan perhatian khusus pada pendidikan karakter santri, agar mereka dapat menjadi pribadi yang baik, berakhlak mulia, dan siap berkontribusi dalam masyarakat.

Beliau juga memodernisasi kurikulum di pesantren dengan memasukkan ilmu pengetahuan umum yang relevan dengan perkembangan zaman. Hal ini membantu para santri untuk lebih siap menghadapi tantangan dunia luar, sambil tetap menjaga tradisi keagamaan yang telah diajarkan secara turun-temurun.

Gus Baha, atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim, adalah seorang ulama besar asal Rembang yang terkenal sebagai ahli tafsir dan pengasuh pesantren. Beliau memiliki pengaruh besar dalam perkembangan pemahaman agama Islam di Indonesia.

Gus Baha terkenal karena kemampuannya dalam menafsirkan Al-Qur'an dengan pendekatan yang kontekstual dan mudah dipahami. Beliau juga dikenal karena sikap moderat dan toleran dalam setiap dakwahnya.

Gus Baha mengajar di beberapa pesantren di Indonesia, serta memberikan kajian agama di berbagai forum dan seminar. Beliau juga aktif menulis buku dan artikel ilmiah.

Source: liputan6.com / Alieza Nurulita
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang dengan bantuan Artificial Intelligence dengan pemeriksaan dan kurasi oleh Editorial.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags