Brilio.net - Semua rakyat Indonesia merasa sangat kehilangan saat mendengar wafatnya Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Ia meninggal pada Minggu (7/7) di rumah sakit kanker terbaik di Guangzhou, China pukul 02.00 waktu setempat.
Banyak sekali yang mengenang jasa-jasanya. Sutopo memang dikenal aktif menyuarakan penanggulangan bencana. Ia pun menjadi sosok yang anti dengan penyebaran hoaks yang beredar di masyarakat, melalui akun Twitternya. Ia sering berpesan kepada warganet dan warga masyarakat dengan berbagai tema imbauan dan ucapan. Salah satunya adalah pesan kepada para santri.
BACA JUGA :
Kenang ayah, ini sosok Sutopo Purwo Nugroho di mata sang anak
foto: Instagram/@sutopopurwo
Dikutip brilio.net dari nu.or.id, Senin (8/7), jauh sebelum meninggal, Sutopo Purwo beberapa kali menulis cuitan di akun Twitter @Sutopo_PN tepat di Hari Santri Nasional. Sutopo mengaku sangat berkesan dengan para santri Nahdlatul Ulama (NU).
"Santri berperan penting dalam penanggulangan bencana. Ciptakan santri yang tangguh dan peduli bencana," tulis Sutopo saat meramaikan Hari Santri 2016 di Twitter.
Sutopo pun menulis cuitan susulan yang berisi ucapan selamat hari Santri untuk santri dan pondok pesantren.
"Selamat memperingati Hari Santri Nasional. Semoga tercipta santri dan ponpes yang tangguh menghadapi bencana," lanjut Sutopo.
BACA JUGA :
Selain Sutopo Purwo Nugroho, 5 tokoh ini meninggal karena kanker paru
foto: Instagram/@sutopopurwo
Di tahun berikutnya, tepatnya 26 April 2017, Sutopo mengapresiasi Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama (NU), yang turut serta menyukseskan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN).
"LPBI NU siap menyukseskan HKBN 26/4/2017. Nahdliyin NU harus menjadi pelopor masyarakat yang tangguh," katanya.
Ketua LPBI Pengurus Besar NU, M Ali Yusuf, mengungkapkan rasa duka yang sebesar-besarnya atas meninggalnya Sutopo Purwo yang sangat berjasa bagi negeri dalam hal kebencanaan.
"Kita semua berduka cita dan merasa kehilangan atas meninggalnya Pak Topo. Beliaulah orang yang memberi kabar segala sesuatu terkait kebencanaan, tidak hanya setiap ada kejadian bencana, detail mulai dari kronologi hingga dampaknya, dilengkapi pula upaya penanganannya termasuk jenis bantuan yang dibutuhkan," ungkap Ali kepada nu.or.id, Minggu (7/7).
Ali juga menyampaikan bahwa almarhum Sutopo Purwo telah melakukan amal salih yang belum tentu bisa dilakukan oleh orang lain.
"Apa yang dilakukan oleh Pak Topo selama ini sangatlah mulia, karena selain memberikan informasi dan bahkan pengetahuan," kata Ali.
foto: Liputan6.com/Fajar Abrori
Jenazah dikebumikan Senin, (8/7) pukul 08.50 WIB. Pemakaman dilakukan dengan gelaran upacara yang dipimpin oleh inspektur Kepala BNPB Letjen (TNI) Doni Monardo. Sedangkan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo didapuk sebagai komandan upacara. Pad
Jenazah Sutopo dimasukkan liang lahat pukul 08.50 WIB, Senin (8/7). Prosesi pemakaman dilakukan dengan upacara dengan inspektur Kepala BNPB Letjen (TNI) Doni Monardo. Selaku komandan upacara, Kurniawan Fajar Prasetyo, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali. Selain pihak keluarga, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Bupati Boyolali M Said Hidayat turut hadir pula di acara pemakaman.
Selamat jalan, Pak Sutopo. Masyarakat Indonesia akan selalu mengenangmu.