1. Home
  2. »
  3. Sosok
10 Juni 2017 09:59

Tak dihargai di Indonesia, 4 sosok ini malah disanjung di luar negeri

Karena penghargaan di sana lebih baik ketimbang Indonesia. Nur Romdlon

Brilio.net - Banyak yang menyebut jika masyarakat Indonesia terlalu mendewakan produk dan karya dari luar negeri daripada menghargai karya orang Indonesia sendiri. Nggak heran jika orang Indonesia banyak yang memilih berkarya di luar negeri karena penghargaan di sana lebih baik ketimbang Indonesia.

Beberapa kali karya orang Indonesia ternyata mendapat sambutan antusias dari luar negeri dan diabaikan oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Seperti halnya yang dialami empat sosok berikut yang tak dihargai di negeri sendiri namun malah mendapat apresiasi tinggi dari luar negeri, sebagaimana dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (9/6).

BACA JUGA :
5 Momen saat Jokowi dipuji sekaligus dicela oleh netizen


1. Demian Aditya.

foto: Instagram/@_demianaditya_

BACA JUGA :
Kebiasaan remeh 6 CEO top dunia, ada yang hafal plat nomor karyawan

Tampil di audisi America's Got Talent, ternyata banyak masyarakat Indonesia yang malah mencela aksinya dan tak menghargai kerja kerasnya. Meski banyak netizen yang menyanjung, banyak pula netizen yang menganggap remeh aksinya di America's Got Talent.

Demian pun pernah mencurahkan perasaannya di Instagram dengan mengatakan jika masyarakat Indonesia tak menghargai seni sulap. Padahal, banyak netizen luar negeri yang malah terpukau dengan aksi sulap suami Sara Wijayanto itu.

Tak cuma itu, bahkan beberapa hari lalu ia curhat dalam sebuah video mengaku rela pindah ke Amerika Serikat demi mewujudkan impiannya sebagai pesulap.

2. Warsito P Taruno.

foto: dok. istimewa

Warsito Purwo Taruno merupakan ilmuan Indonesia yang menempuh pendidikan S1 hingga S3 di Jepang. Lewat ilmu yang ia dapat, ia kemudian menciptakan Electro Capacitance Cancer Therapy (ECCT) untuk terapi kanker dan Electro Capacitance Volume Tomography (ECCT) untuk diagnosis kanker.

Namun, karena dianggap belum terbukti keamanan dan manfaatnya, klinik riset kanker miliknya pun ditutup pemerintah. Proyek pengembangan risetnya di C-Tech Labs Edwar Technology pun terhenti.

Tak dihargai di Indonesia, teknologi buatannya ternyata malah dihargai di Jepang dan telah diterapkan untuk mendiagnosa dan menyembuhkan kanker. Ia pun telah diundang ke Polandia untuk memberikan pelatihan terhadap alat yang ia temukan.

3. Ricky Elson.

foto: dok. istimewa

Kamu tentu nggak asing dengan nama Ricky Elson, kan? Ya, ia adalah orang Indonesia yang kuliah dan kemudian bekerja di Jepang. Penemuannya dalam teknologi banyak dipatenkan di Jepang.

Hingga akhirnya ia diminta pulang Dahlan Iskan untuk bersama-sama mengembangkan teknologi mobil listrik. Namun, usahanya itu ternyata berbuah pahit dari pemerintah Indonesia. Karya Ricky Elson ditolak dan dianggap tak lulus uji emisi. Segala usaha telah dilakukan demi pengembangan lebih lanjut dari mobil itu.

Diabaikan di Indonesia, mobil yang diberi nama SELO itu malah menarik perhatian Malaysia. Malaysia siap membiayai riset mobil itu dan memboyong Ricky Elson beserta timnya.

4. Muhammad Nurhuda.

foto: dok. istimewa

Kejadian miris juga dirasakan Muhammad Nurhuda, dosen Universitas Brawijaya. Ia berhasil membuat kompor hemat bahan bakar dan ramah lingkungan berbasis biomassa dengan emisi gas buangnya jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Penggunaannya bahkan cukup dengan kayu cacahan.

Namun, ternyata tak ada masyarakat Indonesia yang berminat membelinya. Mungkin orang Indonesia lebih suka barang impor kali, ya?

Tapi siapa sangka kalau karya Nurhuda malah mendapat apresiasi dari Norwegia. Kompor biomassanya ini malah diproduksi massal di Norwegia untuk dipasarkan ke negara-negara lainnya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags