1. Home
  2. ยป
  3. Sosok
25 Juli 2024 13:25

Viral momen wakil presiden Soeharto melayat ke kediaman Hamzah Haz, ini sosok dan profil lengkapnya

Kesederhanaannya dalam kehidupan sehari-hari patut dijadikan teladan. Ferra Listianti

Brilio.net - Wakil Presiden ke-9, Hamzah Haz menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (24/7). Tokoh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang eksis di Orde Baru hingga reformasi ini meninggal dunia di usia 84 tahun.

Keluarga mengatakan Hamzah Haz wafat usai terjatuh saat hendak salat Dhuha. Penyebab wafatnya wakil Megawati Soekarnoputri itu diungkapkan putra keempat Hamzah Haz, Agus Haz.

BACA JUGA :
Ungkap emoh tempati rumah dinas di Jakarta dan IKN usai jabat Wapres, ini alasan Gibran Rakabuming


"Saya persis ada kegiatan di luar, langsung saya ditelpon sama adik saya kalau Bapak sudah jatuh aja gitu. Saya katakan 'coba jangan dulu dilakukan apa-apa tunggu saya datang'. Kalau saya perhatikan, Bapak dalam keadaan mungkin dalam waktu bangun tidur mau salat Dhuha," kata Agus di kediamannya di Matraman, Jakarta Timur.

Meninggalnya Hamzah Haz mengundang banyak tokoh nasional untuk hadir memberikan penghormatan terakhir. Salah satunya adalah mantan Wakil Presiden ke-6, Try Sutrisno.

Dilansir dari Liputan6.com, Try tiba di lokasi rumah duka sekitar pukul 12.49 WIB dengan mengenakan mobil sedan hitam. Terlihat dia keluar dari mobil dengan mengenakan kemeja batik hitam berbalut warna kuning.

BACA JUGA :
Sederhana berdinding kayu, ini 11 potret rumah kakek Jokowi di Boyolali yang berusia satu abad

Try tidak menyampaikan sepatah kata kepada awak media. Sambil didampingi oleh ajudannya, jenderal purnawirawan TNI yang berusia 88 tahun itu langsung masuk ke kediaman Hamzah Haz.

foto: Instagram/@kabargemoy

Kehadiran Try Sutrisno di kediaman Hamzah Haz menunjukkan hubungan baik antar tokoh senior bangsa. Seperti diketahui, Try Sutrisno adalah salah satu Wakil Presiden Indonesia yang mendampingi Soeharto mulai tahun 1993 sampai 1998.

Sebelum namanya dikenal sebagai Wapres RI, Try Sutrisno telah dikenal sebagai sosok Panglima TNI yang tegas. Meski begitu, terdapat beberapa peristiwa ikonik sepanjang kepemimpinannya di militer.

Pengalaman pertama Try di militer adalah berperang melawan Pemberontakan PRRI di Sumatera pada 1957. Bahkan perang ini dilakukannya ketika masih menjalani proses pendidikan, karena dia tercatat lulus dari ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat) 1959.

Setelah itu, Try mulai banyak mendapat pengalaman baru dari beberapa penugasan yang dipercayakan padanya. Mulai dari menjalankan tugas ke Sumatera, Jakarta, Jawa Timur, hingga sempat dikirim menuju Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di tahun 1972.

Karier Try Sutrisno terus meroket, hingga pada tahun 1985 dirinya dipercaya untuk menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, sebelum menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pada tahun 1986. Dua tahun berselang, Try Sutrisno lantas mencapai puncak karier ketika berhasil menduduki posisi Panglima ABRI pada tahun 1988. Saat itu dia ditunjuk untuk menggantikan LB Moerdani.

foto: merdeka.com

Ketika Try menjabat sebagai Panglima ABRI, terdapat sebuah insiden yang mencuri perhatian dunia pada tahun 1991. Peristiwa dimulai ketika ada sekelompok mahasiswa di Provinsi Timor Timur yang meluncurkan protes pada Pemerintah Indonesia justru diberondong peluru oleh pasukan militer yang memuat ratusan orang tewas.

Insiden Dili ini lantas memicu kecaman dari masyarakat internasional seluruh dunia. Namun Try Sutrisno justru mendebat kritik dunia dengan mengatakan bahwa tindakan penembakan itu memang perlu dilakukan dan menyebut para demonstran ini berandalan.

Ketika menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia sejak 1993, Try Sutrisno disebut tidak terlalu akur dengan Soeharto. Pasalnya, Presiden ke-2 RI Soeharto tidak berkonsultasi dengannya dalam proses pembentukan kabinet.

foto: Istimewa

Pengabaian lainnya datang pada akhir 1997 ketika Soeharto harus pergi ke Jerman untuk menerima perawatan kesehatan. Alih-alih mendelegasikan Try Sutrisno untuk menjalankan tugas Presiden, Soeharto memerintahkan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono untuk datang ke kediamannya untuk menerima tugas Presiden.

Pada tahun 1998 tugasnya sebagai Wapres berakhir. Ia kemudian digantikan oleh BJ. Habibie pada Sidang Umum MPR 1998.

Kesederhanaan Try dalam kehidupan sehari-harinya juga patut dijadikan teladan. Try menceritakan dirinya justru menyicil rumah selama 15 tahun setelah dirinya pensiun dari jabatan Panglima ABRI. Hal itu disampaikan melalui wawancara di akun Youtube Irma Hutabarat - HORAS INANG.

foto: YouTube/Irma Hutabarat - HORAS INANG

Dijelaskan Try, ia memilih rumah dinas Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) untuk dibeli dengan cara dicicil. Saat itu sebagai mantan KSAD memang ia dipersilakan membeli rumah dinas KSAD.

Try Sutrisno yang kini menjadi Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan ideologi Pancasila (BPIP) diketahui berkali-kali menyerahkan rumah dinas kepada prajurit-prajurit lainnya. Hal itu lantaran kesadarannya bahwa masih banyak tentara yang membutuhkan tempat tinggal.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags