Beginilah hasil kreativitas pria asal Yogyakarta, Dody Andri. Ia berhasil menciptakan tas berbahan kayu yang kini menjadi bisnisnya. menurut Dody, kerajinan yang terjual hingga luar negeri ini buah dari keisengan
"Awal mulanya kita memproduksi jam tangan dari kayu. Karena waktu itu sedang booming-boomingnya jam tangan dari kayu ya. 2014 itu. Pengrajin di Jogja juga banyak yang memproduksi. Awalnya cuma iseng aja sih, ikut-ikut mereka gitu kan yaa" papar Dody.
BACA JUGA :
Eksis hingga 45 tahun, ini rahasia sukses bisnis Sate Khas Senayan
Ia termotivasi bisnis bidang kayu karena melihat banyak pengrajin kayu di Bantul. Kemudian Dody mulai mempelajarinya sejak tahun 2014. Ia meninggalkan jam kayu karena persaingan harga yang ia sebut mulai tidak sehat.
"Karena kita sudah belajar banyak, rasanya itu sayang. Eman-eman gitu kan ilmu yang sudah kita dapat nggak kita gunain, gara-gara takut bersaing tadi itu. Akhirnya kita gunakan ilmunya untuk memproduksi produk lain. Produknya speaker pasif dari kayu. Dari speaker pasif itulah Ruaya mulai dikenal awal mulanya" ujat Dody.
Dirasa usaha mulai menurun, akhirnya Dody beralih ke produk fashion wanita. Ia menjelaskan sebuah produk ada masa jenuhnya di pasaran. Bahkan sempat dagangannya tidak terjual selama beberapa bulan. Sampai akhirnya memutar haluan lagi. Menurutnya dari masukan-masukan, dari apa yang pernah ia alami, yang paling banyak membeli barang di pameran atau di manapun hampir 80% adalah wanita. Sehingga dari wanita ia membuat tas dari kayu. Tas kayu hasil karya Dody dijual dengan brand Ruaya. Pabriknya berada di Dusun Dadapbong, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, Yogyakarta.
BACA JUGA :
Kisah sukses Widodo, meraup untung dari budidaya semut kroto
"Ruaya turunannya macam-macam sih, jadi memang kelihatannya secara brand itu tas gitu ya. Tapi turunannya kita ada ada notebook dari kayu, speaker, tempat kartu, headset, jam dan sebagainya. Kita juga melayani jika ada yang memesan suvenir, ya kita kerjakan" ujar Dody.
Untuk tas, ia memilih kayu mindi sebagai bahan bakunya.
Ruaya berhasil memproduksi 50 jenis tas per bulan. Satu tas memakan waktu produksi hingga dua hari. Dalam sebulan, pendapatannya mencapai Rp 30-40 juta. Untuk tas dijual dari harga Rp 750.000 sampai Rp 1.200.000. produk lain dari harga Rp 70.000 sampai Rp 300 ribuan.