Anak-anak muda ini bukan sedang melakukan aksi unjuk rasa. Mereka adalah relawan Jogja Garuk Sampah (JGS) yang bersiap untuk perang membersihkan kota.
Tiap Rabu malam mereka berkumpul dan melakukan aksinya. Biasanya beberapa hari sebelumnya kita survei lokasi untuk menentukan lokasi mana yang akan dibersihkan. Dilaksakan hampir tiap minggu.
BACA JUGA :
Komunitas ini punya cara unik kenalkan sejarah kepada anak-anak
Anak-anak muda ini nggak rela jika Jogja yang indah dikotori oleh sampah visual. Tak jarang mereka harus berhadapan dengan pihak yang nggak suka dengan aksi garuk sampah.
"Kan ada yang nggak terima. Ada yang minta jelaskan, tapi ada yang langsung mengajak berantem. Kebanyakan langsung minta berantem," tutur Bekti Maulana, salah satu relawan JGS kepada brilio.net.
Mereka ingin melestarikan kearifan lokal yakni gotong royong dan kerja bakti yang sudah banyak ditinggalkan. Bersama-sama mereka menyusuri jalan membersihkan sampah visual.
BACA JUGA :
Piknik Museum, komunitas anak muda lestarikan museum-museum di Jogja
"Kita biasanya menyasar di persimpangan jalan. Harapannya bisa mengundang perhatian orang. Bukan untuk caper tapi untuk mengedukasi bahwa ada anak-anak muda yang peduli dengan kota Jogja," jelas Bekti.
Dulu JGS berada di Kota Jogja, Sleman dan Bantul. Jumlah relawan menyusut sehingga terpaksa Sleman dan Bantul off sementara. Tapi semangat mereka tak pernah surut dan terus memerangi sampah visual.
Kotamu kapan bergerak melawan sampah visual?