Warga Kampung Leles Condongcatur Depok Sleman ini punya cara tersendiri cegah kecanduan gadget bagi anak-anak. Mereka sepakat membentuk Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Satgas ini berperan aktif membangun kesadaran para orangtua untuk memperhatikan tumbuh kembang anak. Mereka memberikan sosialisasi di setiap ada acara kumpul warga mengenai dampak penggunaan gadget.
BACA JUGA :
Bantaran Kali Code disulap sangat cantik dengan lampion unik
"Ini sudah kesepakatan warga RW 18 khususnya orangtua kalau kita tidak memberi motivasi kepada anak-anak terutama di bawah usia 18 tahun memang kita kasihan kepada anak-anak yang kecanduan dengan penggunaan gadget," tutur Paijan Trisnoharjono, Ketua RW 18 Kampung Leles.
Setiap pukul 7-9 malam anak-anak yang belajar tidak diperbolehkan memegang ponsel. Anak-anak juga dibangunkan arena bermain dan taman baca mini untuk mengisi waktu sore hari. Masyarakat pun merasakan perubahan yang positif. Kedekatan antara anak dengan orangtua makin erat.
Anak-anak di bawah umur 18 tahun di RW 18 itu telah terbiasa berkumpul di arena bermain yang telah disediakan. Ada yang lari-lari di jalan, ada yang voli, sepakbola, ayunan, dan lain sebagainya.
BACA JUGA :
Asal-usul kampung Ledhok Timoho, awalnya hunian korban penggusuran
"Berarti dari jam tertentu sudah tidak menggunakan gadget. Kalau sore sesudah magrib sudah masuk di rumah, sudah mandi, sudah dengan orangtua. Karena sudah kesepakatan barangkali orangtua bisa memonitor anak sesuai apa yang disepakati," tambahnya lagi.
Sedangkan Indrayani, salah satu pegiat di PPA, menuturkan bahwa keakraban antar tetangga makin terasa. Para orangtua biasa ketika bertemu tak jarang membicarakan perkembangan anak-anak mereka terkait kecanduan pada gadget. Para orangtua tak segan membimbing dan mengingatkan anak tetangga mereka layaknya anak sendiri.
"Dulu pernah ada anak itu sampai usia 4 tahun nggak bisa ngomong. Karena bapaknya sibuk kerja, ibunya juga sibuk jualan online. Anaknya dikasih gadget biar diam. Nah, kalau ketemu teman sesama anak-anak tahu barangnya mau dipinjam nggak boleh sama dia. Tapi sekarang perlahan-lahan sudah mulai bisa berinteraksi," tutur Indriyani.