TPST Piyungan ditutup warga sejak Minggu (24/3). Karena pemerintah tak kunjung penuhi tuntutan warga setempat. Selain itu jalan berlubang dan berlumpur bikin antrean truk sampah memanjang. Ketua Komunitas Pemulung, Maryono pun angkat bicara terkait hal tersebut.
Menurut Maryono warga trerkena dampak dari TPST Piyungan ini. Dampaknya seperti limbah yang keluar dari truk sampah yang mengantre hingga depan rumah warga. Sehinga warga menutup sementara. Sementara warga meminta pemerintah untuk segera membenahi dermaga sementara.
BACA JUGA :
Begini cara cerdas memanfaatkan sampah plastik, mulai dari hal kecil
Diketahui volume sampah yang dibuang di TPST Piyungan capai 600 ton/hari. Warga sekitar pun minta pemerintah beri perhatian. Maryono mewakili warga setempat jelaskan permintaan yang diingingkan.
"Kalau untuk pembuangan, mohon untuk dermaga untuk dikondusifkan satu. Dua jalan dari bawah sana sampai ke sini untuk aspalisasi karena jalan sudah berlubang. Yang ketiga, penerangan atau neonisasi dari bawah juga sampai sini ke dermaga. Yang keempat yakni untuk kompensasi per KK dari pembuangan sampah dari 96 sampai sekarang belum pernah ada menerima kompensasi per KK. Selanjutnya talud atau drainase yg dulunya ada di bawah sana sekarang tak ada lagi, limbahnya masuk ke warga" jelasnya.
Selain itu, dampak penutupan TPST Piyungan dirasakan warga Kota Yogyakarta. Beberapa depo sampah ditutup hingga sebabkan penumpukan. Rencananya TPST Piyungan akan dibuka kembali pada Sabtu (30/3).
BACA JUGA :
Restoran cepat saji ini berbagi keceriaan di antara gunung sampah