1. Home
  2. ยป
  3. Sosok
24 April 2018 11:24

Garin Nugroho: Sejarah film tak bisa lepas dari buku

Berbagi rahasia selalu kreatif. Ahada Ramadhana

Garin Nugroho menggeluti dunia seni, mulai dari karya iklan, film, teater, serta dongeng. Karya filmnya cukup banyak dan sukses. Diantaranya Cinta Dalam Sepotong Roti, Surat Untuk Bidadari, Bulan Tertusuk Ilalang, dan Daun di Atas Bantal. Baginya dunia film tak bisa lepas dari buku.

"Kalau melihat sejarah film, pasti tidak bisa dipisahkan. Awal abad 20 rata-rata karya baik Hollywood juga Indonesia itu ngambil dari buku," katanya.

BACA JUGA :
9 Potret tubuh kekar Ryusei, bocah 8 tahun yang suka tirukan Bruce Lee


Film Terang Boelan, atau Loetoeng Kasaroeng, Njai Dasima, itu awal-awal sejarah film. Semua itu dari novel-novel populer saat itu. Garin berkeinginan memfilmkan sosok musisi Tanah Air. Ismail Marzuki. Sama grup band pertama yang menginspirasi The Beatles dari Nusa Tenggara, Tielman Brothers. Karena Tielman Brothers di era 1940-1960 memberi inspirasi seluruh lagu dunia tentang rock and roll.

Berkarya merupakan suatu proses tak ringan namun harus dinikmati. Jalan terjal adalah sebuah syarat mencipta karya yang baik. "Kalau secara filosofis, mencipta itu seperti melahirkan. Ibu melahirkan itu nggak ada yang tertawa, mesti menangis. Ada semacam proses pergulatan. Karya-karya yang bagus lahir dari tempat kecil dan susah payah, tidak dalam kondisi sempurna," tuturnya.

Jadi memang mencipta itu ada semacam pemujaan terhadap sesuatu, kepada alam, kepada perempuan, kepada apapun. "Dunia digital bisa sangat membantu untuk mendokumentasikan dan mempromosikan diri. Menyimpan data itu harus menjadi bagian dari hidup kita sekarang ini. Apalagi handpone sudah menjadi studio kita, tempat workshop kita, bahkan outlet kita. Maka kita bisa memanfaatkan itu sebagai perpustakaan hidup," terangnya.

Dalam berkarya, manajemen menjadi faktor penting. Keterbatasan modal bukanlah alasan seseorang untuk tidak berkarya. Setiap orang, setiap unsur dalam hidup kita harus dielaborasi. Itulah kreativitas. Mengelola seluruh sumber manajemen di tiap orang. Sehingga ada orang nggak punya duit bisa berkarya.

BACA JUGA :
I am Sarahza, kisah penantian 11 tahun Hanum Rais yang berbuah manis

Oleh karena itu manajemen produksi tidak hanya mengelola sumber daya uang, tapi juga sumber daya sosial, intelektual.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags