Brilio.net - Salah satu tujuan kita bekerja adalah untuk mendapat dan menjadi yang terbaik. Sebagai pekerja tentunya kita selalu mengerahkan seluruh tenaga, waktu, dan pikiran agar bisa fokus pada tugas-tugas kantor. Hingga pada akhirnya kita menuai kesuksesan dari kerja keras yang telah dilakukan.
Pada dasarnya sukses dalam pekerjaan tak hanya diukur dari materi, tapi juga dari penghargaan. Beberapa perusahaan memberikan apresiasi terhadap karyawan terbaiknya dengan memberikan jabatan baru dan lain sebagainya.
Namun ada pula perusahaan-perusahaan besar kehilangan banyak karyawan terbaiknya. Masalah terkait pengurangan karyawan bukanlah hal yang baru, namun yang menarik perhatian adalah makin bertambahnya karyawan yang ingin keluar dari perusahaan tanpa ragu-ragu dan bahkan pada saat itu juga.
Lalu apa sih, yang membuat karyawan terbaik di suatu perusahaan memilih untuk mengundurkan diri bahkan tanpa ragu? Berikut 10 alasan kenapa karyawan terbaik banyak memilih mengundurkan diri, seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (22/8).
1. Hubungan dengan atasan.
BACA JUGA :
25 Desain ruang kerja minimalis untuk di rumah, dijamin produktif
foto: pixabay.com
Terkadang yang membuat karyawan merasa gerah adalah hubungannya dengan atasan kurang harmonis. Bos memang tidak harus menjadi teman bagi karyawannya, namun perlu diketahui sikap yang terkadang ditimbulkan seorang bos kerap membuat karyawan merasa kurang nyaman.
Contoh kasus, ada atasan sering memberikan tanggung jawab yang cukup besar pada bawahannya, namun tanpa mempertimbangkan kesulitan yang dihadapi si karyawan, yang diinginkannya pekerjaan tersebut selesai, entah bagaimana caranya.
Hal ini kemudian muncul rasa tidak dihargai, akhirnya karyawan terbaik tersebut memilih untuk meninggalkan segala bebannya tanpa harus mempertimbangkannya terlebih dahulu.
2. Pekerjaan monoton dan ingin tantangan.
BACA JUGA :
10 Komik bertema kerja ini cerminan betapa susahnya cari uang
foto: humanresourcesonline.net
Mungkin bagi sebagian orang bekerja dengan pola kerja yang sama adalah hal menyenangkan dan tak jadi masalah bagi mereka. Namun sebagian lainnya merasa bosan jika harus menjalani rutinitas yang itu-itu saja tanpa ada tantangan.
Mereka yang bosan karena kegiatan yang itu-itu saja, tentunya tak akan tinggal diam dan memilih mencari pekerjaan yang memberikan mereka tantangan lebih.
3. Hubungan dengan rekan kerja kurang baik.
foto: pixabay.com
Ada beberapa orang terkadang merasa tidak nyaman di lingkungan kerjanya karena memiliki rekan kerja yang tidak menyenangkan. Merekapun akhirnya memilih untuk mengundurkan diri.
Penelitian dari organisasi Gallup menunjukkan bahwa salah satu dari 12 faktor yang menerangkan apakah seorang karyawan senang dengan pekerjaannya adalah memiliki sahabat di tempat kerja. Hubungan dengan rekan kerja mempertahankan karyawan.
4. Tak mendapat apresiasi.
foto: pixabay.com
Berusaha menjadi yang terbaik dan melakukan semua tugas sesuai perintah dengan baik adalah impian semua karyawan. Namun apa gunanya jika apa yang dikerjakan tak dianggap sama sekali. Hal itulah yang dirasakan oleh beberapa karyawan yang akhirnya memilih untuk mundur dari pekerjaannya.
Seperti diketahui, keberhasilan seseorang dalam bekerja tak hanya dilihat dari materi saja, namun juga apresiasi yang diberikan oleh atasannya. Jika apresiasi tersebut diabaikan bahkan mereka merasa tak dihargai, maka satu per satu karyawan akan memilih jalannya sendiri-sendiri.
5. Arah perusahaan yang tidak jelas.
foto: pixabay.com
Karyawan memiliki kepekaan tinggi terhadap perusahaannya, mereka sangat mengamati perkembangan dari perusahaan tersebut. Mereka bisa menilai apakah sebuah perusahaan maupun startup mampu mencapai visi dan misi yang telah ditentukan.
Seorang karyawan tentunya sangat jeli melihat peluang apapun untuk dirinya. Jika ia melihat ada yang tidak beres dan mengancam akan masa depannya, maka ia tidak akan tinggal diam berada di lingkungan kerja yang seperti itu.
Hal yang kerap diperhatikan karyawan adalah mulai dari kesehatan finansial perusahaan, arah kebijakan, pergeseran kultur, dan lain-lain.
6. Beban pekerjaan tidak berbanding lurus dengan besaran gaji.
foto: pixabay.com
Tak bisa dipungkiri bahwa penghasilan menjadi tolak ukur seseorang dalam bekerja. Pasalnya keperluan dan kebutuhan hidup seseorang harus terpenuhi dan setiap orang pula memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Maka dari itu mereka kemudian bekerja pada sebuah perusahaan untuk bisa mendapatkan uang (gaji). Uang (gaji) yang mereka dapat sendiri adalah dari hasil kerjanya di perusahaan.
Namun seiring berjalannya waktu, tak jarang karyawan merasa apa yang mereka kerjakan tak sebanding dengan penghasilan yang mereka dapatkan. Padahal mereka sudah bekerja dengan baik dan mengerahkan semua kemampuannya, namun penghasilan tak kunjung bertambah. Pada akhirnya muncul rasa kecewa, hingga akhirnya memilih keluar dari pekerjaannya tersebut.
7. Ingin mendirikan usaha sendiri.
foto: pixabay.com
Tak sedikit karyawan yang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya karena ingin mandiri dan merasa lelah jika terus bekerja di bawah tekanan orang lain. Melihat peluang yang ada, mereka memilih untuk membuka usaha sendiri dan menciptakan lapangan kerja.
8. Tempat lain menawarkan gaji lebih tinggi.
foto: pixabay.com
Mungkin tak semua orang mengukur prestasi bekerja dengan pendapatan. Namun jika ada yang demikian, maka jangan heran jika seorang karyawan terbaik rela meninggalkan pekerjaannya demi berpindah ke tempat dengan penghasilan lebih tinggi.
Hal ini tentu tak bisa disalahkan, mereka yang merasa memiliki kemampuan tinggi dalam bekerja, menginginkan penghasilan besar merupakan hal cukup wajar.
9. Masalah kesehatan.
foto: pixabay.com
Ada beberapa karyawan memilih untuk keluar dari pekerjaannya karena mengalami masalah kesehatan cukup serius. Hal ini akan bertambah buruk jika ia tetap bekerja dengan tekanan yang cukup berat.
10. Kultur bekerja apatis dan kompetitif.
foto: businesstoday.co.ke
Tak sedikit perusahaan menciptakan pengalaman kerja atraktif untuk dijalani para karyawan. Ketika kultur tersebut mementingkan pencapaian individual, kurang bersahabat, atau apatis, nuansa bekerja tidak lagi akan disenangi. Hal ini lantaran lingkungan kerja terasa seperti 'hukum rimba' melakoni pekerjaan tak lebih dari sekadar upaya bertahan hidup di lingkungan profesional yang sangat kompetitif.
Lama kelamaan, karyawan akan merasa gerah dengan sistem kerja seperti itu, mereka tak mendapatkan ketenangan dalam bekerja, namun penuh dengan tekanan dari berbagai pihak. Keluar dari pekerjaan tersebut akhirnya menjadi pilihan terbaik.