Brilio.net - Setiap wanita ingin memiliki kulit cantik dan sehat. Banyak cara yang akhirnya dilakukan wanita untuk merawat kulitnya. Berbagai perawatan pun mereka jajal, baik dari perawatan alami hingga medis melalui klinik kecantikan.
Adanya berbagai perawatan kulit yang ada pun diiringi pula dengan adanya anggapan atau mitos seputar kecantikan kulit. Tak sedikit pula yang menganggap mitos tersebut benar adanya. Padahal anggapan seputar kulit ini ternyata salah.
BACA JUGA :
5 Potret beda kondisi kulit tubuh di UV Cam, bikin rajin rawat kulit
Yuk, cari tahu 10 mitos tentang kulit yang dipercaya benar padahal salah, sebagaimana dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (31/8).
1. Tanning booths aman sejauh tidak mengandung sinar UVB, padahal masih berisiko.
BACA JUGA :
Jangan asal oles, ini cara pakai tabir surya biar ampuh lindungi kulit
foto: huffingtonpost.au
Banyak perempuan yang tak segan melakukan tanning untuk meratakan atau mengubah warna kulit secara menyeluruh. Banyak yang menganggap cara tersebut merupakan langkah aman. Hal tersebut dikuatkan dengan banyaknya klinik kecantikan yang mengklaim tak adanya sinar UVB dalam proses tanning.
Anggapan di atas merupakan anggapan yang salah. Melakukan tanning sebenarnya tetap memiliki risiko seperti saat berjemur di bawah sinar matahari. Pasalnya selama proses tanning, mesin akan menyalurkan sinar UVA yang ternyata mampu menembus kulit hingga menyebabkan kerusakaan kulit. Hal tersebut dikuatkan dengan pernyataan dari asisten Profesor Kedokteran dan Dermatologi di University of California, Los Angeles, Jenny Kim yang menyebutkan, "Melakukan tanning menyebabkan sinar UVA akan menembus lebih dalam ke kulit. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan kulit seperti penuaan dini hingga kanker kulit."
2. Semakin tinggi SPF, semakin baik proteksinya.
foto: nytimes.com
Ada anggapan semakin tinggi angka SPF-nya, maka semakin baik memproteksi kulit. Anggapan tersebut belum tentu benar. Namun demikian, kamu tetap perlu memperhatikan kadar SPF yang ada dalam produk. Bukan hanya itu, bahan-bahan produk juga harus diperhatikan.
Tabir surya yang kamu gunakan sebaiknya minimal berkadar SPF 15 dan mengandung bahan seperti mexoryl, oxybenzone atau avobenzone (Parsol 1789) untuk perlindungan UVA. Kandungan SPF dalam tabir surya ini mampu menghindarkan segala hal buruk yang disebabkan oleh pancaran sinar matahari UVA dan UVB.
Nggak perlu pusing memilih produk yang tepat. Kamu bisa menggunakan NIVEA Body Serum yang punya kandungan komplet untuk menjaga kesehatan kulitmu. NIVEA Body Serum sendiri mampu melembapkan tanpa rasa lengket di kulit. Nggak hanya itu, NIVEA Body Serum kini juga mampu mencerahkan dan meratakan warna kulit sejak pemakaian pertama. Pasalnya, NIVEA Body Serum memiliki triple protection SPF 33 & PA+++ yang mampu menangkal sinar UVA, UVB, dan UVA1. Terdapat pula vitamin C yang kemurniannya 95% dan bisa menjaga cerahnya kulitmu secara alami.
foto: istimewa
Nah, ada tiga varian NIVEA Body Serum untuk menyesuaikan kebutuhanmu, lho. Ada NIVEA Instant White, NIVEA Extra White, dan NIVEA Anti-Age White Firming. Untuk info lebih lanjut, kamu bisa cek di sini. Tunggu apa lagi? Yuk, jaga kesehatan kulit bersama NIVEA #ILOVEMYBODY.
3. Nggak perlu pakai sunscreen saat mendungatau tak terlalu panas, padahal tetap perlu.
foto: beautynesia
Berbicara mengenai sunscreen atau tabir surya, pasti identik dengan cuaca panas yang menyengat. Maka dari itu, muncul anggapan bahwa saat cuaca mendung atau tak terlalu panas, kamu nggak perlu pakai tabir surya. Anggapan tersebut sepenuhnya adalah mitos.
Pada cuaca mendung sekalipun, sinar radiasi UV tetap memancarkan sampai ke bumi. Jadi sebaiknya kamu tetap menggunakan tabir surya saat mendung ataupun sinar matahari tak tampak.
4. Pori-pori yang membuka dan menutup, padahal tidak ada istilah tersebut.
foto: oprah.com
Kamu pasti sering mendengar adanya anggapan pori-pori kulit bisa membuka dan menutup. Dalam dunia kecantikan tidak ada istilah tersebut.
5. Orang berkulit gelap nggak butuh tabir surya.
foto: bhtips.com
Banyak orang beranggapan bahwa orang berkulit gelap tak memerlukan tabir surya. Anggapan tersebut muncul karena mereka menilai orang berkulit gelap telah banyak memproduksi melanin. Melanin sendiri mampu melindungi diri dari sinar matahari.
Padahal, orang berkulit hitam juga memerlukan tabir surya untuk menjaga kesehatan kulitnya. Kenyataannya, meskipun memiliki banyak kandungan melanin dalam kulit, sinar matahari juga bisa membuat kulit rusak. Beberapa hal yang terjadi akibat tak menggunakan tabir surya di antaranya hiperpigmentasi, bintik matahari, keriput, kulit kasar, sengatan matahari dan bahkan kanker kulit.
6. Jangan mecahin jerawat, padahal boleh aja lho asal...
foto: cosmopolitan.co.uk
Banyak orang percaya bahwa memecah jerawat sama halnya akan membuat jerawat makin melebar. Oleh sebab itu, banyak orang melarang memecahkan jerawat. Padahal sebenarnya, memencet jerawat boleh dilakukan. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, jangan memecahkan jerawat yang belum siap atau masih ruam kemerahan. Tunggu jerawatmu hingga muncul putih-putih. Kedua, cara yang tepat untuk memecahkan jerawat adalah dengan tidak menggunakan jari. Siapkan air hangat untuk mengompres bagian kulit yang berjerawat. Kamu perlu alat bernama comedone extractor. Setelah pecah, usapkan asam salisilat atau peroksida benzoyl pada jerawat.
Alat pemecah jerawat ini bisa membantu kamu memecahkan jerawat. Akan tetapi kamu juga perlu memerhatikan caranya. Pasalnya, jika tidak tepat, memencet jerawat justru akan membuat peradangan semakin parah. Bakteri yang ada dari luar bisa terbawa masuk dalam jaringan parut dan menyebar hingga di bawah kulit.
7. Ada produk khusus yang bisa mengecilkan pori-pori.
foto: wikihow.com
Beragam produk kecantikan membuat pori-pori semakin mengecil. Klaim tersebut sebenarnya tidak tepat. Satu-satunya cara yang bisa mengecilkan pori adalah dengan membersihkan kulit dengan deep cleaning.
8. Jerawat cuma dialami remaja, padahal yang usianya 20 atau 30-an juga bisa ngalamin.
foto: womenshealthmag.com
Jerawat hanya muncul dan dialami oleh remaja sepenuhnya adalah mitos. Semua umur bisa merasakan dan mendapat jerawat di kulitnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya perubahan hormon. Nyatanya usia 20 hingga 30 tahunan pun bisa mengalami jerawat.
9. Kulit berminyak kudu menghindari produk berminyak padahal nggak gitu juga.
foto: stylecraze.com
Memiliki wajah yang memproduksi minyak berlebih atau kulit berminyak sering kali dianggap harus menghindari segala produk yang mengandung minyak. Hal tersebut adalah mitos!
Orang yang memiliki kulit berminyak sebenarnya justru mengindikasikan kulitnya termasuk kering. Oleh karena itu, kulit pun memaksa untuk mengandung menghasilkan produksi minyak lebih banyak. Tak semua produk yang mengandung minyak akan membuat kulitmu makin berminyak. Hal sebaliknya terjadi, produk yang tak memiliki kandungan minyak bisa jadi bikin kulitmu makin kinclong.
10. Produk berbahan alami selalu bagus, padahal tidak selalu.
foto: today.com
Produk berbahan alami memang diklaim lebih baik dari produk lainnya. Hal tersebut tak sepenuhnya benar, karena tak semua kulit dapat cocok dengan produk berbahan alami. Jenis kulit dari masing-masing individu selalu berbeda. Selain itu, belum ada bukti pasti kalau perawatan kulit berbahan alami lebih baik daripada yang nggak alami.