Brilio.net - Saat ini industri musik bisa bergantung pada aplikasi streaming untuk media promosi atau jualan. Pada masanya piringan hitam adalah teknologi mutakhir untuk merekam audio. Seiring kemajuan zaman, muncul pita kaset lantas disusul cakram optik padat atau CD. Eksistensi piringan hitam pun tergerus era musik digital.
Tinggal segelintir orang yang masih gandrung mendengar musik lewat piringan hitam. Bagi mereka, piringan hitam adalah 'artefak' yang patut dipuja. Seiring roda zaman berputar, gelintir itu perlahan membukit. Kini, piringan hitam tren lagi. Semakin langka ditemukan, ternyata piringan hitam saat ini memiliki nilai jual yang fantastis.
BACA JUGA :
Sering dikira bubar, 6 band era 2000-an ini ternyata masih eksis
Tapi apa yang membuat piringan hitam ini mahal? Hal tersebut bukan hanya berbicara tentang kualitas musik, namun juga kelangkaannya. Biasanya, barang yang memiliki jumlah terbatas dapat bernilai beberapa ribu kali lipat tergantung pada seberapa uniknya barang itu.
Hal ini juga berlaku pada piringan hitam. Detail bentuk, desain, sampul, catatan tulisan tangan, atau bahkan nomor seri, memiliki pengaruh kuat pada harga akhir. Tak heran jika ada piringan hitam yang harganya setara dengan rumah.
Berikut ini brilio.net rangkum sederet piringan hitam paling mahal yang pernah dijual dari laman therichest.com, Jumat (23/8)
BACA JUGA :
Rayakan kemerdekaan sambil nostalgia era 90an di Festival Mesin Waktu
1. Once Upon a Time in Shaolin karya Wu-Tang Clan.
Pada 2015 Martin Shkreli membeli satu-satunya salinan album Once Upon a Time in Shaolin karya Wu-Tang Clan. Martin membayar harga USD 2 juta atau kisaran Rp 28,4 miliar, harga tertinggi yang pernah dihabiskan untuk piringan hitam tersebut.
2. White Album karya The Beatles.
Album kesembilan Beatles dikenal sebagai White Album. Hal tersebut lantaran sampulnya tak bergambar dan kosong, kecuali untuk nomor seri yang tercetak di atasnya. Pada 2015 lalu piringan hitam ini dijual seharga USD 790 ribu atau sekitar Rp 11,2 miliar. Ini adalah jumlah tertinggi yang dibayarkan pada catatan komersial.
3. My Happiness karya Elvis Presley.
Elvis Presley adalah salah satu seniman yang masih populer, bahkan setelah kematiannya. Pada tahun 1953 silam, Presley merekam album pertamanya berjudul My Happiness. Piringan hitam itu kemudian dijual pada tahun 2015 di sebuah pelelangan.
Musisi Jack White membayar USD 300 ribu atau senilai Rp 4,2 miliar untuk itu. White adalah kolektor vintage dan memiliki album dalam piringan hitam langka lainnya. Namun, My Happiness adalah barang paling mahal dalam koleksinya.
4. Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band karya The Beatles.
Album The Beatles berjudul Pepper's Lonely Hearts Club Band ini salinan albumnya dibeli seharga USD 290 ribu atau sekitar Rp 4,1 miliar. Sampai saat ini identitas pembelinya tak diketahui.
5. Double Fantasy karya John Lennon dan Yoko Ono.
Pada tahun 1980, John Lennon dan Yoko Ono merilis Double Fantasy, album ke-5 mereka bersama. Album ini jauh dari karya terbaik Lennon, tetapi dalam sebuah lelang pada tahun 1990, seseorang membayar USD 150 ribu atau setara Rp 2,1 miliar untuk sebuah salinan.
Identitas orang yang membelinya masih belum diketahui. Album ini dijual mahal karena ditandatangani oleh John Lennon beberapa jam sebelum dia ditembak. Mungkin itu adalah tanda tangan terakhir dari musisi. Jadi masuk akal jika piringan hitamnya sangat berharga.
6. Yesterday & Today karya The Beatles.
Pada tahun 1966 silam The Beatles merilis album Yesterday & Today, yang dikomersialkan hanya di A.S. Kemudian dirilis di Jepang dan juga Inggris. Album pertama dari salinan ini langka dan berharga. Tapi apa yang membuatnya begitu unik?
Ketika album itu dirilis, sampulnya adalah gambar para musisi berpakaian butch dan boneka tanpa lengan, kaki dan kepala. Mungkin seseorang menemukan itu menyeramkan namun unik. Pada 2013 seseorang membeli salinan dengan sampul asli seharga USD 125 ribu atau Rp 1,7 miliar.
7. Till There Was You karya The Beatles.
Seseorang pernah menemukan salinan piringan hitam The Beatles berjudul Till There Was You di loteng. Piringan hitam itu dijual pada tahun 2016. Seseorang yang tidak diketahui identitasnya tersebut rela membayar USD 90 atau senilai Rp 1,2 miliar.
8. Caustic Window karya Aphex Twin.
Pada 1994 Aphex Twin mencoba merilis album Caustic Window. Proyek ini gagal dan hanya ada lima salinan di album - dan itulah yang membuatnya sangat berharga. Pada tahun 2006, Markus Persson, pendiri Minecraft, membeli album dalam pelelangan seharga USD 46 atau setara Rp 654 juta. Ini adalah rekor terbaru dalam daftar ini, karena semua item lainnya adalah barang antik.
9. Alcohol and Jake Blues karya Tommy Johnson.
Tommy Johnson merilis Alcohol and Jake Blues-nya pada tahun 1930. Dia mungkin tidak pernah bisa membayangkan itu akan menjadi salah satu piringan hitam paling mahal yang pernah dijual. Pada tahun 2013, pirangannya laku seharga USD 37 atau Rp 526 juta.
10. Do I Love You karya Frank Miller.
Produser dan penyanyi Amerika Frank Miller hanya merilis 250 salinan dari single Do I Love You. Tak heran jika salinan piringan hitamnya berharga. Pada tahun 2009 salah satu salinan terjual lebih dari USD 30 ribu atau setara Rp 427 juta.