1. Home
  2. »
  3. Wow!
27 September 2021 23:07

101 Kata-kata cinta bertepuk sebelah tangan bahasa Jawa, usir kecewa

Sikap bijak yang perlu dilakukan jika mengalami cinta bertepuk sebelah tangan adalah ikhlas, dengan memahami keputusannya. Desinta Ramadani
foto: freepik.com

Brilio.net - Perjalanan cinta tentu tak semulus dan tak seindah yang dibayangkan. Ada saja halangan yang membuat seseorang harus merasakan sakit hati karena cinta. Salah satunya saat cinta bertepuk sebelah tangan.

Cinta tak terbalas meninggalkan rasa perih dan luka. Jika sudah seperti ini seseorang akan merasa lemah dan sulit untuk move on. Hati dan pikiran seakan terus fokus cuma untuk si doi. Bahkan, tak sedikit yang melampiaskannya dengan mengurung diri di kamar tanpa makan dan minum.

BACA JUGA :
115 Kata-kata penantian jodoh, sabar menghalau galau


Padahal kondisi ini justru akan semakin memperburuk keadaan. Bagi kamu yang punya pengalaman cinta bertepuk sebelah tangan, kamu harus bangkit. Sikap bijak yang perlu kamu lakukan adalah ikhlas, dengan memahami keputusannya.

Selain itu, kata-kata cinta bertepuk sebelah tangan dengan bahasa Jawa juga bisa ampuh usir rasa kecewamu. Dengan membaca dan memahaminya pikiranmu akan lebih fresh dan semangat.

Nah, berikut brilio.net rangkum kumpulan kata-kata cinta bertepuk sebelah tangan, dihimpun dari berbagai sumber pada Senin (27/9). Lengkap beserta artinya, sehingga memudahkanmu untuk memahaminya.

BACA JUGA :
101 Kata-kata bijak cinta tak harus memiliki, bantu tenangkan hati

1. "Aku trimo mundur timbang lara ati, wong tak oyak kono wis lali."

(Aku terima mundur daripada sakit hati, dia yang kukejar pun sudah lupa)

2. "Nelongso rasane, sing tak tresno ono sing nduwe."

(Sedih rasanya, yang aku cinta sudah ada yang punya)

3. "Dudu cinta nek ora cemburu. Tapi, dudu cinta barang nek terus nglarani."

(Bukan cinta kalau tidak cemburu. Tapi bukan cinta juga kalau terus menyakiti)

4. "Selamat pagi kowe, muga Tuhan maafke kekhilafanku, nek mben tiap moco doa selalu ndisikke jenengmu ketimbang Bismillah."

(Selamat pagi kamu, semoga tuhan memaafkan kekhilafanku, karena kalau tiap membaca doa selalu mendahulukan namamu ketimbang Bismillah)

5. "Aku sing loro ati, ngopo wong liyo sing mbok obati?"

(Aku yang sakit hati, kenapa orang lain yang kamu obati?)

6. "Tresno kuwi pancen aneh. Contone aku tresno kowe, tapi kowe ora tresno aku."

(Cinta itu memang aneh. Contohnya aku cinta kamu, tapi kamu tidak cinta aku)

7. "Ngenteni awakmu sayang karo aku bebasan koyo ngenteni udan ning mongso ketigo, ora mungkin."

(Menunggu dirimu sayang sama aku seperti menunggu hujan di waktu ketiga, tidak mungkin)

8. "Wis kadung ngomong sayang jebule wis nduwe gandengan, wis kadung tak sawang malah ninggal kenangan."

(Sudah terlanjur bilang sayang ternyata sudah ada gandengan, sudah terlanjur aku tatap ternyata meninggalkan kenangan)

9. "Sing penting koe bahagia. Tapi karo nyong, udu karo wong liya."

(Yang penting kamu bahagia. Tapi sama aku saja, bukan sama orang lain)

10. "Kudu semangat masio gak ono sing nyemangati."

(Harus semangat walaupun tidak ada yang menyemangati)

11. "Aku rumangsa wedi ngrasakne seneng amarga saben aku seneng, ana sing ala mesthi kedadeyan."

(Aku merasa takut merasakan bahagia, karena setiap aku bahagia pasti ada saja musibah yang terjadi)

12. "Wes kadung berjuang tibake ora disayang."

(Sudah terlanjur berjuang ternyata nggak disayang)

13. "Pangarapku marang sampeyan bubar nyritakake sapa sejatine sampeyan."

(Harapanku kepadamu hilang setelah tahu siapa kamu sebenarnya)

14. "Pantesan aku gering, jebule sing tak pangan harapan palsu."

(Pantesan aku kurus, ternyata yang aku makan itu harapan palsu)

15. "Tanpo bisa nyanding aku mung bisa nyawang."

(Tak bisa bersanding aku hanya bisa memandang)

16. "Cedak? Iyo. Tresno? Banget. Pacar? Dudu."

(Deket? iya. Cinta? banget. Pacar? bukan)

17. "Dadi pelari nek menang iso oleh medali emas, tapi nek mung dadi pelarian? Entuke mangan ati tok."

(Menjadi seorang pelari kalau menang bisa dapat emas, tapi jika cuma jadi pelarian? cuma dapat makan hati aja)

18. "Aku nangis dudu mergo aku lemah, tapi aku nangis mergo wis kesel nyoba kuat kanggo wektu sing suwe."

(Aku menangis bukan karena aku lemah, tapi aku menangis karena aku sudah lelah untuk mencoba kuat dalam waktu yang lama)

19. "Pangarepan iku sumbere lara ati."

(Harapan itu sumbernya sakit hati)

20. "Pas cilik seneng dolanan bareng gedhe dinggo dolanan, nasib."

(Waktu kecil suka mainan setelah besar dijadiin mainan, nasib)

21. "Ngapusi kui hakmu. Kewajibanku mung etok-etok ora ngerti yen mbok apusi."

(Berbohong itu hakmu. Kewajibanku hanya pura-pura tidak tahu kalau kamu berbohong)

22. "Saben dino kegowo ngimpi tapi ora iso duweni."

(Setiap hari terbawa mimpi tapi tidak bisa memiliki)

23. "Rapopo aku karo awakmu ora isoh bareng, sing penting kopiku karo kopimu wis tau sak mejo berdua."

(Nggak pa pa aku sama kamu nggak bisa bersama, yang penting kopiku dan kopimu udah pernah semeja berdua)

24. "Tuku bawang kleru mrico, tiwas wis sayang mung dianggep konco."

(Beli bawang keliru merica, terlanjur sayang ternyata cuma dianggap teman)

25. "Kowe kuwi koyo bintang, sing indah didelok tapi susah untuk digapai."

(Kamu itu seperti bintang, yang indah dilihat, tapi susah untuk digapai)

26. "Tresno iku mergo ati, ora bakal owah tekane mati."

(Cinta ini datang dari hati, tak bakal berubah sampai mati)

27. "Sak umpamane koe iso ngrasakke kepriye rasane dadi awakku pasti koe ora bakal ngerti opo rasane, sakit lan kecewa.

(Misalkan kamu bisa merasakan bagaimana rasanya jadi diriku pasti kamu nggak bakal ngerti apa rasanya, sakit dan kecewa)

28. "Mergo seng gaene ngekeki cokelat bakal kalah karo seng ngewehi seperangkat alat sholat karo nyanyi lagu akad."

(Karena yang sering memberi cokelat akan kalah dengan yang memberi seperangkat alat salat dan nyanyi lagu Akad)

29. "Pengenku, aku iso muter wektu. Supoyo aku iso nemokne kowe lewih gasik. Ben Lewih dowo wektuku kanggo urip bareng sliramu."

(Aku berharap, aku bisa memutar waktu kembali. Di mana aku bisa lebih awal menemukan dan mencintaimu lebih lama)

30. "Omonganmu koyo telo, empuk ning nyereti."

(Perkataanmu seperti ketela, halus tapi nyesek)

31. "Ora perlu muni selamat pagi, lek ujung-ujung e kok uneni selamat tinggal."

(Tidak perlu mengucap selamat pagi, kalau ujung-ujungnya kamu ucapkan selamat tinggal)

32. "Seumpomo diwenehi loro yo panggah tak tompo, diwenehi cidro yo panggah tak trimo, ora dihargai aku yo sadar diri, tapi yen aku wes muni ora peduli senajan koe muni cinta mati, aku mung biso muni hoee, tangio koe mung ngipi."

(Seumpama dikasih sakit tetap kuterima, dikasih cobaan ya tetap kuterima, tidak dihargai aku ya sadar diri, tapi kalau aku sudah biang tidak peduli meskipun kamu bilang cinta mati, aku hanya bisa bilang 'Hoee, banguun kamu hanya mimpi)

33. "Siji loro telu, pitu wolu songo. Cedak karo aku dadine karo wong liyo."

(Satu dua tiga, tujuh delapan sembilan. Dekatnya sama aku jadiannya sama yang lain)

34. "Rino wengi aku tansah kelingan sliramu."

(Siang malam aku selalu teringat dirimu)

35. "Gusti yen arek iku jodohku tulung dicidakaken, yen mboten joduhku tulung dijodohaken."

(Tuhan jika dia adalah jodohku tolong didekatkan, dan jika bukan tolong dijodohkan)

36. "Aku tanpamu ibarat sego kucing ilang karete. Ambyar."

(Aku tanpamu bagai nasi kucing hilang karetnya, hancur)

37. "Iso nembang gak iso nyuling, iso nyawang gak iso nyanding."

(Bisa bersyair tidak bisa bermain seruling, bisa melihat tidak bisa mendampingi)

38. "Ora po po aku di sio sio, seng penting dee seneng karo wong seng luweh mulyo."

(Tidak apa-apa aku disia-siakan, yang penting dia bahagia dengan orang yang lebih sukses)

39. "Tresno karo kowe ki candu, ning duweni kowe mung koyo cerita dongen sing ra mungkin nyata."

(Mencintaimu adalah candu, namun untuk memilikimu hanyalah cerita dongeng yang tak mungkin nyata)

40. "Ora sido nganti tuek, tekan kene wae, tibake kowe ra iso nompo aku."

(Nggak jadi sampai tua, sampai disini saja, ternyata kamu nggak bisa menerimaku)

41. "Seng nglarani di kiro gemati, seng gemati digawe loro ati."

(Yang menyakiti dikira tukus, yang tulus dibuat sakit hati)

42. "Untung aku wonge kuat. Dadi wes kulino digawe nyesek mergo tresno ra iso duweni."

(Untung aku orangnya kuat. Jadi sudah biasa dibuat nyesek karena cinta tak bisa memiliki)

43. "Jare sopo cinta marai bahagia? Iyo lek di anggep, lek ora? Yo remok njobo njero."

(Kata siapa cinta bikin bahagia? Iya kalau dianggap, kalau nggak? Ya hancur luar dalam)

44. "Ana siji wae sing bisa mbok tindakake kanthi apik, yaiku ngremukke ati."

(Hanya satu hal yang bisa kamu lakukan dengan baik, yaitu meremukkan hati)

45. "Ora kabeh harapan iso dadi kenyataan lan ora kabeh tresno entuk balesan."

(Tidak semua harapan bisa jadi kenyataan dan tidak semua cinta bisa terbalaskan)

46. "Seng sabar, kabeh ono dalane nek rung ono dalane, sesok gawe dalan dewe."

(Yang sabar, semua ada jalannya kalau belum ada jalannya, besok buat jalan sendiri)

47. "Wes ora ono seng diperjuangno, leren total."

(Sudah tidak ada yang diperjuangkan, istirahat total)

48. "Utamakan kopi ojo utamakan cinta, mergo utek butuh inspirasi, dudu air mata."

(Utamakan kopi jangan utamakan cinta, karena otak butuh inspirasi, bukan air mata)

49. "Wes kangelan dolek topik chatt, ujung-ujunge mung dianggep konco."

(Sudah susah payah cari topik chatt, ujung-ujungnya cuma dianggap teman)

50. "Juara siji bertahan masio gur kekancan."

(Juara satu bertahan meskipun hanya sebatas teman)

51. "Ngomong tresno ning renek balesane. Yo wes, pie-pie o kudu kuat."

(Bilang cinta tapi tidak ada balasannya. Ya sudah, gimana pun harus kuat)

Kata-kata cinta bertepuk sebelah tangan bahasa Jawa, bikin nyesek.

foto: Twitter/@FerdindoD

52. "Mangan ketan karo klepon. Aku tenanan kowe mung guyon."

(Makan ketan sama klepon. Aku serius kamu hanya bercanda)

53. "Wes cukup lereni sedihmu, loro ati ora ditanggung pemerintah."

(Cukup sudahi sedihmu, sakit hati tidak ditanggung pemerintah)

54. "Pasuruan Banyuwangi. Atiku wes kelaran, ora pengen baleni."

(Pasuruan Banyuwangi. Hatiku sudah tersakiti tak ingin mengulangi)

55. "Lara ati itu sumbere saka pangarepan."

(Sakit hati itu sumbernya dari harapan)

56. "Rasane wis kesel banget nyoba amarga kabeh sing tak coba mung muspra."

(Rasanya lelah untuk berusaha karena semua yang aku usahakan hanya sia-sia)

57. "Bukane ngadoh, aku mung njagani awakku dhewe ben ora kok gawe sak penake."

(Bukannya menjauh, aku hanya menjaga diriku supaya tidak kamu perlakukan seenaknya)

58. "Aku ki serius karo kowe. Tapi nek kowe gur arep dolanan, aja ning kene, iki ati dudu lapangan."

(Aku itu serius sama kamu. Kalau kamu hanya mau main-main, jangan di sini, ini hati bukan lapangan)

59. "Aku sing slalu ono pas kowe loro tapi kowe milih wong liyo."

(Aku yang selalu ada pas kamu sakit, tapi kamu memilih orang lain)

60. "Tak pikir kowe yo tresno aku jebule ora."

(Ku pikir kamu juga cinta aku ternyata enggak)

61. "Obat pahit ae marakke mari, mosok koe sing manis marakke loro."

(Obat yang pahit saja bisa bikin sembuh, masak kamu yang manis bikin sakit)

62. "Sing modus dipercoyo sing tulus digawe sengsoro."

(Yang modus dipercaya yang tulus disia-siakan.)

63. "Tresno iku ra delok sopo-sopo, tapi kok kowe pilih sek ngganteng."

(Cinta itu tidak melihat siapa-siapa, tapi kok kamu pilih yang ganteng.)

64. "Akhire wong seng sering nyakiti bakal ngerasakne disakiti genti."

(Akhirnya orang yang sering menyakiti akan merasakan disakiti juga.)

65. "Saking galaune mergo kowe, krungu lagu Balonku wae atiku kemropok."

(Begitu galaunya karena kamu sampai dengar lagu Balonku saja hatiku hancur.)

66. "Omonganmu koyo ciu, sithik ning marai ngelu."

(Omonganmu seperti minuman keras, sedikit tapi bikin pusing.)

67. "Asline aku yo kudu nangis, ning aku wedi ngko nek umbelku metu."

(Aslinya aku juga harus nangis, tapi aku takut kalau nanti ingusku keluar)

68. "Kabeh bakal ruwet pada waktunya."

(Semua akan rumit pada waktunya)

69. "Mergo wong sing ngekeki cokelat, bakal kalah karo sing ngekeki seperangkat alat salat."

(Karena orang yang memberi cokelat, bakal kalah sama yang memberi seperangkat alat salat)

70. "Sakjane aku entuk jatah rabi ora?"

(Sebenarnya aku dapat jatah untuk nikah nggak?)

71. "Seleramu wong top-top, yo aku mengkis-mengkis dek."

(Selera kamu orang yang elit-elit, ya aku capek dek (mengejarnya))

72. "Aku wes tau mencintaimu sakgedene bumi lan sak isine. Ning kok awakmu malah milih alien?"

(Aku sudah pernah mencintaimu dengan sebesar bumi dan seisinya. Tapi kok kamu malah memilih alien?)

73. "Perjuangno sing pasti, abaikan sing gawe loro ati!"

(Perjuangkan yang pasti, abaikan yang bikin sakit hati!)

74. "Eling ojo terlalu ngarep, mergo dudu koe seng diarep arep."

(Ingat jangan terlalu berharap, karena bukan kamu yang diharapkan)

75. "Dee mung guyon, kowe kudune nguyu, bukan kejeron."

(Dia hanya bercanda, kamu harusnya tertawa, bukan larut terlalu dalam)

76. "Kabeh wong nduwe ati, tapi ora kabeh wong iso menghargai."

(Semua orang punya hati, tapi tidak semua orang bisa menghargai)

77. "Nek aku wes ilang respect, mbok koe sing paling ayu sak Jawa Tengah yo ora urusan."

(Kalau aku sudah hilang respect, meski kamu orang paling cantik se Jawa Tengah ya bodo amat)

78. "Mungkin atiku sengojo di gawe loro, gawe nunjukne lek aku wes salah arah."

(Mungkin hatiku sengaja dibuat sakit, untuk menunjukkan kalau aku sudah salah arah)

79. "Dipekso mundur ning mbak cantik."

(Dipaksa mundur oleh mbak cantik)

80. "Tuku alpukat kleru mrico. Tetep nekat masio dianggep konco."

(Beli alpukat keliru merica. Tetap nekat meski dianggap teman)

81. "Wes ora sido tak perjuangke, saingane mas-mas goodloking."

(Nggak jadi kuperjuangkan, saingannya mas-mas goodloking)

82. "Misale guyon ki yo ojo kelewatan. Nek kelewatan ngko mutere kadohan."

(Bercanda jangan kelewatan, kalau kelewatan putar baliknya jauh.)

83. "Iso ae aku ngelalikne koe tapi kenangane kui seng susah dilaleke."

(Bisa saja aku melupakan kamu tapi kenangannya itu yang susah dilupakan)

84. "Akeh cara dienggo bahagia, salah sijine ngeculke uwong sing nyia-nyiake kowe."

(Banyak cara untuk bahagia, salah satunya melepaskan orang yang menyia-nyiakan kamu)

85. "Jenenge seneng kui ono umure. Koyo to mati. Yen wes entek umure, rasah mbok getuni. Ikhlash wae, insya Allah Allah bakal paringi ganti sik luwih apik."

(Setiap cinta ada umurnya. sebagaimana kematian. Ketika sudah habis umurnya, tak bisa lagi diperpanjang. Ikhlaskan saja, Allah pasti ganti yang lebih baik)

86. "Ora golek sing wah, opo meneh sing mewah. Cukup sing iso gawe aku bungah."

(Tidak mencari yang wah, apalagi yang mewah, cukup yang bisa membuat aku senang)

87. "Rino wengi aku tansah kelingan sliramu."

(Siang malam aku selalu teringat dirimu)

88. "Aja dadi pengecut kaya upil sing umpetan ning ngisor meja."

(Jangan jadi pengecut seperti kotoran hidung yang hanya bisa bersembunyi di bawah meja)

89. "Mending alon-alon tapi seng penting move on."

(Mending pelan-pelan tetapi yang penting bisa move on)

90. "Yen kowe tresna mung amarga rupa, banjur kepiye anggonmu tresna marang gusti kang tanpa rupa?"

(Kalau kamu cinta hanya karena wajah, lalu bagaimana kamu mencintai Tuhan yang tanpa rupa?)

91. "Arek lanang kuoso milih, arek wedok kuoso nolak."

(Anak laki laki bebas memilih, anak perempuan bebas menolak)

92. "Aku tanpa awakmu bagaikan es dawet ra diwei gulo."

(Aku tanpamu bagaikan es dawet tidak diberi gula.)

93. "Dipikir loro, dirasake yo malah loro, loro tambah loro sama dengan papat."

(Dipikir sakit, dirasakan juga tambah sakit. Sakit tambah sakit sama dengan empat)

94. "Aku seng ngancani nibo tangi, jebule koe sing gawe aku tibo ra iso tangi."

(Aku yang menemanimu jatuh bangun, ternyata kamu yang membuatku terjatuh dan tak bisa bangun)

95. "Mung kalah ganteng, nek perkoro duit yo podo wae kalah. Wes sadar diri."

(Hanya kalah ganteng, kalau masalah duit ya tetap aja kalah. Cukup sadar diri)

96. "Mungkin saiki kowe mileh dee, tapi nek jodohmu jebule aku. Kowe iso opo?"

(Mungkin sekarang kamu milih dia, tapi kalau ternyata jodohmu itu aku. Kamu bisa apa?)

97. "Dijogo kesehatane, mergo jaman saiki akeh penyakit nyaman tapi gur sewates konco."

(Dijaga kesehatannya, karena zaman sekarang banyak penyakit nyaman, tapi cuma sebatas teman)

98. "Tetep guyu ojo dadi pembenci, masio awakmu sering dilarani lan ora tau dihargai."

(Tetap tertawa jangan jadi pembenci, meski kamu sering disakiti dan nggak pernah dihargai)

99. "Sementara ngene sek, wes males nguyak tanpa balesan."

(Sementara begini dulu, sudah malas ngejar tanpa ada balasan)

100. "Opo aku kudu dadi balon ijo? Ben kowe reti nek atiku kacau."

(Apa aku harus menjadi balon hijau? Agar kamu tahu bahwa hatiku sangat kacau)

101. "Aku nyoba slalu enek nggo kowe, ning kalah karo dee sing serba duwe."

(Aku mencoba selalu ada untukmu, tapi kalah sama dia yang serba ada)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags