Penyebab hernia pada bayi.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
7 Cara mengobati hernia tanpa operasi, lengkap gejala dan penyebabnya
1. Hernia umbilical.
Terjadi ketika bagian kecil atau lemah pada otot perut di sekitar tali pusar bayi, melebar dan memungkinkan usus atau jaringan lainnya keluar. Biasanya terjadi pada bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah.
2. Hernia inguinal.
BACA JUGA :
Anak Lesty Kejora akan jalani operasi hernia, Rizky Billar minta doa
Terjadi ketika bagian kecil atau lemah pada otot perut bagian bawah memungkinkan usus atau jaringan lainnya keluar dan turun ke dalam skrotum atau labia. Hernia ini lebih umum pada bayi laki-laki daripada bayi perempuan.
3. Hernia femoral.
Terjadi ketika jaringan usus atau perut menonjol melalui celah kecil di bawah pangkal paha bayi. Hernia ini lebih umum pada bayi perempuan daripada bayi laki-laki.
4. Hernia epigastric.
Terjadi ketika jaringan perut menonjol melalui daerah antara pusar dan tulang dada pada bayi.
5. Hernia lumbar.
Terjadi ketika jaringan perut menonjol melalui bagian belakang perut bayi.
foto: freepik.com
6. Hernia obturator.
Terjadi ketika jaringan perut menonjol melalui celah pada tulang panggul bayi.
7. Hernia perineal.
Terjadi ketika jaringan perut menonjol melalui bagian antara anus dan skrotum atau labia pada bayi laki-laki atau perempuan.
8. Hernia reducible.
Hernia ini dapat dipindahkan ke dalam perut dengan mudah, biasanya dengan sentuhan ringan. Ini bisa menjadi tanda bahwa hernia tidak terlalu serius dan dapat disembuhkan dengan mudah.
9. Hernia inkarserata.
Terjadi ketika jaringan perut atau usus terjebak di dalam hernia dan tidak dapat dipindahkan kembali ke dalam perut.
10. Hernia strangulata.
Terjadi ketika bagian usus yang terjebak dalam hernia tidak menerima pasokan darah yang cukup, sehingga menyebabkan jaringan mati dan berbahaya bagi kesehatan bayi.
11. Faktor genetik.
Hernia juga dapat disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan, di mana bayi mungkin mewarisi kelemahan pada dinding perut dari orang tua mereka, yang dapat meningkatkan risiko terkena hernia.
Gejala hernia pada bayi.
foto: freepik.com
Gejala hernia pada bayi dapat bervariasi tergantung pada jenis hernia yang terjadi dan seberapa serius kondisi tersebut. Berikut adalah beberapa gejala hernia pada bayi yang mungkin terlihat:
1. Terdapat benjolan atau tonjolan pada perut bayi yang mungkin terlihat atau diraba. Benjolan ini bisa terlihat lebih jelas ketika bayi menangis, batuk atau mengejan.
2. Bayi mungkin merasa sakit atau tidak nyaman ketika menyentuh atau memegang area di sekitar benjolan hernia.
3. Bayi mungkin menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan, seperti merintih atau menangis saat bernafas atau saat menggerakkan tubuhnya.
4. Pada hernia inguinal, terdapat benjolan atau tonjolan di area selangkangan atau skrotum pada bayi laki-laki, atau di labia pada bayi perempuan.
5. Pada hernia umbilical, terdapat benjolan di sekitar tali pusar bayi, yang biasanya terlihat lebih jelas ketika bayi menangis atau mengejan.
6. Pada hernia strangulata, bayi dapat mengalami mual, muntah, perut kembung, dan tidak mau makan.
Jika kamu mencurigai bahwa bayimu mengalami hernia, segera berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Cara mencegah hernia pada bayi.
foto: freepik.com
Beberapa jenis hernia pada bayi mungkin tidak dapat dicegah, terutama jika disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi medis lainnya. Namun, kamu dapat mengambil beberapa langkah untuk membantu mengurangi risiko terjadinya hernia pada bayi, antara lain:
1. Memberikan nutrisi yang cukup.
Pastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup selama kehamilan dan menyusui. Nutrisi yang cukup dapat membantu memperkuat dinding perut bayi dan mengurangi risiko terjadinya hernia.
2. Hindari menarik secara kuat pusar bayi.
Hindari menarik atau menarik kuat pusar bayi, karena ini dapat merusak dinding perut dan memicu hernia umbilical.
3. Menghindari kelebihan berat badan.
Mencegah bayi menjadi obesitas atau kelebihan berat badan dapat membantu mengurangi risiko terjadinya hernia.
4. Hindari aktivitas fisik yang berat.
Hindari mengangkat atau membawa beban yang berat pada bayi, karena ini dapat menyebabkan tekanan berlebih pada dinding perut dan memicu hernia.
5. Periksa bayi secara teratur.
Periksa bayi secara teratur untuk memastikan tidak ada benjolan atau tonjolan pada dinding perut yang muncul. Jika kamu melihat benjolan atau tonjolan pada perut bayi, segera berkonsultasi dengan dokter anak.
6. Meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
Meningkatkan kekebalan tubuh bayi dengan memberikan ASI dan vaksinasi dapat membantu mencegah infeksi yang dapat memicu hernia.
7. Hindari merokok.
Hindari merokok di dekat bayi, karena paparan asap rokok dapat melemahkan dinding perut dan memicu hernia.
Meskipun hernia pada bayi mungkin tidak dapat sepenuhnya dicegah, dengan mengambil langkah-langkah di atas, kamu dapat membantu mengurangi risiko terjadinya hernia pada bayi.