1. Home
  2. ยป
  3. Wow!
8 Februari 2023 03:40

11 Penyebab rematik di usia muda, kenali gejala dan cara pencegahannya

Rematik tak hanya menyebabkan nyeri saja, tetapi dapat pula memicu kerusakan organ vital lainnya. Shofia Nida
foto: pexels.com

Brilio.net - Salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah rematik. Rematik adalah penyakit peradangan kronis yang menyerang sendi. Ini merupakan salah satu penyakit paling umum di dunia dan dapat mempengaruhi orang dari semua usia, jenis kelamin, dan latar belakang. Rematik dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan dan memerlukan pengobatan jangka panjang untuk mengatasinya.

Rematik tidak hanya terdiri dari satu jenis saja, tetapi terdiri dari 100 jenis rematik. Namun, rematik yang paling sering dialami banyak orang, di antaranya rheumatoid arthritis, osteoarthritis, asam urat, sindrom sjogren, lupus, dan ankylosing spondylitis.

BACA JUGA :
Tak banyak yang tahu, 10 buah ini ampuh redakan nyeri rematik


Dikutip dari Mayo Clinic, penyakit rematik tak hanya menyebabkan nyeri saja, tetapi dapat pula memicu kerusakan organ vital, seperti paru-paru, jantung, sistem saraf, ginjal, kulit, hingga mata. Rematik tak hanya bisa menyerang orang usia lanjut, usia muda pun juga bisa terserang rematik. Hal ini bisa terjadi karena pola hidup yang kurang sehat atau hal yang lainnya. Berikut 11 penyebab rematik di usia muda, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (7/2).

BACA JUGA :
10 Makanan perlu dihindari penderita rematik, picu kambuh

Penyebab rematik di usia muda.

foto: pexels.com

1. Genetik: Keberadaan gen tertentu dapat meningkatkan risiko rematik pada usia muda.

2. Infeksi: Infeksi seperti streptokokus dan virus dapat menyebabkan peradangan dan memicu rematik.

3. Stres: Tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan risiko rematik pada usia muda.

4. Obesitas: Orang yang obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami rematik.

5. Merokok: Merokok meningkatkan risiko rematik karena menyebabkan peradangan dan menurunkan aliran darah.

6. Riwayat keluarga: Rematik dapat menjadi masalah turunan dan dapat diturunkan dari orang tua ke anak.

7. Kondisi medis tertentu: Penyakit seperti lupus dan sindrom Sjogren dapat meningkatkan risiko rematik.

8. Kehamilan: Kehamilan dapat meningkatkan risiko rematik karena mengubah tingkat hormon dan memicu peradangan.

9. Jenis pekerjaan: Orang yang melakukan pekerjaan yang membutuhkan gerakan berulang pada sendi tertentu memiliki risiko yang lebih tinggi.

10. Usia: Rematik lebih umum terjadi pada usia muda, meskipun dapat terjadi pada usia manapun.

11. Jenis kelamin: Rematik lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

Itu adalah beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi rematik pada usia muda. Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang memiliki faktor risiko ini akan mengalami rematik dan ada beberapa cara untuk meminimalkan risiko, seperti menjaga berat badan, menghindari merokok, dan melakukan aktivitas fisik yang sesuai. Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kesehatan Anda.

Gejala rematik di usia muda.

foto: pexels.com

1. Nyeri sendi: Sendi yang terkena sering menjadi sakit dan terasa ngilu.

2. Kelainan pada sendi: Sendi yang terkena dapat membengkak, memerah, atau membesar.

3. Rigiditas sendi: Sendi yang terkena sering terasa kaku dan sulit untuk digerakkan.

4. Kelelahan: Banyak orang muda yang menderita rematik mengalami kelelahan dan lesu secara umum.

5. Demam: Suhu tubuh dapat meningkat seiring dengan peradangan sendi.

6. Nyeri otot: Otot sekitar sendi yang terkena dapat terasa sakit dan lelah.

7. Kelainan pada kulit: Terdapat bercak merah dan bengkak pada kulit di sekitar sendi yang terkena.

8. Kelemahan: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dapat terganggu karena nyeri dan kelelahan.

9. Penglihatan kabur: Beberapa orang muda dengan rematik mungkin mengalami penglihatan kabur yang disebabkan oleh peradangan pada mata.

10. Gangguan tidur: Nyeri dan kelelahan dapat menyebabkan masalah tidur dan mempengaruhi kualitas hidup.

11. Perubahan pada jaringan tulang: Jika rematik tidak diobati, maka dapat terjadi perubahan pada jaringan tulang dan sendi yang berpotensi menyebabkan cacat permanen.

Cara mencegah penyakit rematik di usia muda.

foto: pexels.com

1. Menjaga berat badan ideal: Kelebihan berat badan dapat membebani sendi dan meningkatkan risiko rematik.

2. Berolahraga secara teratur: Latihan fisik yang teratur dapat memperkuat sendi dan mengurangi nyeri.

3. Mengkonsumsi makanan yang sehat: Asupan makanan yang bergizi dan seimbang dapat membantu menjaga kesehatan sendi.

4. Mencegah stres: Stres dapat memperburuk gejala rematik, sehingga penting untuk mengatasi dan menghindari stres.

5. Mengurangi merokok: Merokok dapat memperburuk peradangan sendi dan meningkatkan risiko rematik.

6. Mencegah cedera sendi: Menghindari aktivitas yang berisiko menimbulkan cedera sendi, seperti beban berlebihan pada sendi.

7. Menjaga kesehatan mental: Menjaga kesehatan mental dan mengatasi masalah emosi dapat membantu mengurangi gejala rematik.

8. Mengkonsumsi suplemen: Mengkonsumsi suplemen seperti vitamin D dan asam folat dapat membantu mencegah rematik.

9. Memperlakukan infeksi: Menangani dan mengobati infeksi segera setelah muncul dapat membantu mencegah rematik.

10. Menghindari pajanan sinar matahari yang berlebihan: Sinar matahari yang berlebihan dapat memperburuk gejala rematik, sehingga penting untuk menghindari pajanan yang berlebihan.

11. Menerapkan pola hidup sehat: Menerapkan pola hidup sehat yang meliputi diet sehat, olahraga teratur, dan menghindari stres dapat membantu mencegah rematik.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags