Brilio.net - Puasa adalah salah satu amalan ibadah yang memberikan pahala yang berlimpah. Menahan lapar, haus, serta hawa nafsu lainnya, melatih umat muslim untuk lebih bersabar.
Selain itu, berpuasa juga mengasah perasaan untuk mengerti bagaimana perjuangan seseorang yang memiliki keterbatasan rezeki untuk menikmati makanan. Sehingga, diharapkan setelah berpuasa seseorang dapat lebih peduli, bersyukur, dan meningkatkan keimanan di dalam dirinya.
BACA JUGA :
5 Amalan berpahala besar di 10 hari terakhir Ramadhan, jangan lewatkan
Perlu diketahui, puasa tidak hanya terjadi di bulan Ramadhan saja. Sebab, ada banyak macam-macam puasa di dalam ajaran Islam.
Masing-masing jenis ini juga memiliki pengertian serta ketentuan yang berbeda. Dengan memahami perbedaanya, umat muslim dapat lebih khusyu dalam menjalankan ibadah puasa.
Simak yuk apa saja jenis puasa di dalam ajaran agama Islam. Berikut ulasan selengkapnya dalam brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (10/5) berikut ini.
BACA JUGA :
9 Hari yang dilarang berpuasa bagi umat Islam
Macam-macam puasa wajib.
foto: freepik.com
1. Puasa nazar.
Ketika memiliki keinginan yang tinggi, biasanya seseorang akan bernazar. Nazar secara bahasa memiliki arti janji.
Biasanya seseorang akan berjanji untuk berpuasa jika mendapatkan sesuatu yang diingkan. Nah saat sudah bernazar atau berjanji, maka puasa tersebut wajib untuk dilakukan.
2. Puasa Ramadhan.
Ini dia salah satu momen yang dinanti umat muslim, yaitu puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan memiliki ketentuan dilaksanakan selama satu bulan.
Kewajiban melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan terdapat dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 183 yang memiliki arti:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Ayat tersebut menjadi dalil Alquran yang menjelaskan bahwa umat muslim diwajibkan untuk berpuasa.
3. Puasa denda atau kifarat.
Selanjutnya ada puasa denda atau kifarat. Puasa ini dilakukan untuk menggantikan dam atau denda atas pelanggaran berhukum wajib.
Salah satu contoh pelaksanaan puasa denda adalah karena tidak melaksanakan puasa. Sehingga, melakukan puasa denda bertujuan untuk menghapus dosa yang telah dilakukan.
Macam-macam puasa sunah.
foto: freepik.com
1. Puasa Senin-Kamis.
Puasa yang satu ini mungkin sudah kerap kamu lakukan. Ya, puasa sunah di hari Senin dan Kamis menjadi salah satu yang diajarkan Rasulullah SAW. Dua hari ini bukan sekadar hari biasa. Sebab, Senin adalah hari kelahiran Nabi, sedangkan Kamis adalah hari pertama kali Alquran diturunkan.
2. Puasa Daud.
Untuk mempertebal keimanan lakukan juga puasa daud. Puasa ini mudah untuk dilakukan karena dilaksanakan secara berselang-seling. Jika hari ini kamu berpuasa, maka keesokan harinya tidak, lalu melanjutkan puasa kembali di hari berikutnya. Pelaksanaan puasa daud bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi Daud AS. Puasa jenis ini juga ternyata sangat disukai Allah SWT.
3. Puasa Syawal.
Nah setelah melewati bulan Ramadhan, umat muslim akan menyambut kedatangan bulan syawal. Pada bulan ini, umat muslim bisa melaksanakan salah satu jenis puasa sunah yaitu puasa syawal.
Puasa syawal merupakan ibadah puasa selama enam hari saat bulan Syawal. Puasa ini bisa dilakukan secara berurutan dimulai dari hari kedua syawal ataupun bisa dilakukan secara tidak berurutan.
4. Puasa arafah.
Puasa arafah merupakan jenis puasa sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji. Sementara itu untuk umat Islam yang sedang berhaji, tidak ada keutamaan untuk puasa pada hari arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah. Salah satu keistimewaan yang dirasakan orang berpuasa arafah adalah akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu serta dosa-dosa di tahun yang akan datang (HR. Muslim).
5. Puasa tarwiyah.
Kemudian ada puasa tarwiyah. Puasa tarwiyah merupakan puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni tanggal 8 Dzulhijjah. Istilah tarwiyah berasal dari kata tarawwa yang berarti membawa bekal air. Hal tersebut karena pada hari itu, para jamaah haji membawa banyak bekal air zam-zam untuk persiapan arafah dan menuju Mina.
6. Puasa Sya'ban.
Puasa sya'ban atau nisfu sya'ban tidak kalah istimewa. Pada bulan Syaban dianjurkan agar umat Islam mencari pahala sebanyak-banyaknya. Salah satu keistimewaan dari bulan sya'ban adalah waktu dinaikkan berbagai amalan manusia ke langit.
Sebagaimana yang diturukan dalam hadits dari Usamah bin Zaid yang menanyakan alasan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat bersemangat melakukan puasa di bulan sya'ban.
"Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, bulan Sya'ban bulan antara Rajab dan Ramadan - adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan." (HR. An-Nasa'i no. 2359). Al-Hafizh Abu Thahir menyebut hadits ini hasan.
7. Puasa Ayyamul Bidh.
Ayyamul bidh memiliki arti hari putih karena pada malam-malam tersebut bulan purnama bersinar dengan sinar rembulannya yang putih. Puasa lebih utama dilakukan pada ayyamul bidh, yaitu pada hari ke-13, 14, dan 15 dalam bulan Hijriyah atau bulan pada kalender Islam.
8. Puasa Muharram.
Seperti dengan namanya, puasa sunah ini dilakukan saat bulan muharram. Puasa Muharram biasanya dilakukan pada tanggal 10 atau yang dikenal juga dengan nama Puasa Asyura.
Puasa Muharram memiliki keutamaan yang istimewa. Yakni, merupakan sebaik-baiknya puasa sunah, dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
9. Puasa awal dzulhijjah.
Puasa awal dzulhijjah dilakukan pada tanggal 1-7 dzulhijjah setiap tahunnya. Atau ada pula yang mengerjakannya hingga sepuluh hari berturut-turut. Jangan lewatkan pelaksanaan puasa ini, sebab salah satu keistimewaannya adalah mendapatkan pahala berlimpah dari Allah SWT, dicintai Allah SWT dan dijauhkan dari siksa api neraka selama tujuh puluh tahun.
10. Puasa 'asyura.
Di dalam bulan Muharram, terdapat hari istimewa yaitu hari Asyura yang selalu diperingati pada 10 Muharram. Mendapatkan pengampunan dosa satu tahun yang lalu menjadi salah satu keistimewaan puasa 'asyura.
Abu Qotadah Al Anshoriy berkata, "Nabi shallallahualaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab, "Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162).