Brilio.net - Buat kamu yang merasa lelah dengan yang namanya 'kehidupan'. Di saat orang di sekitarmu nggak mau mendengar keluh kesahmu. Kamu bingung mau curhat dan cerita sama siapa. Kamu butuh motivasi dan suntikan semangat. Setidaknya dengan kata-kata motivasi, akan ada secercah harapan muncul kembali.
Pilih siapa tokoh yang kamu sukai. Lalu kamu bisa mengambil pembelajaran dari sikap, perilaku, tata cara hidupnya, maupun apa yang pernah ia katakan. Sapardi Djoko Damono, misalnya.
BACA JUGA :
30 Kata-kata quote dari film Marvel, simpel tapi inspiratif
Sastrawan 79 tahun ini tak lelah berkarya, meski usianya tak lagi muda. Hujan Bulan Juni menjadi salah satu karya dari pria asal Surakarta itu.
Bukunya tersebut berhasil diadaptasi menjadi sebuah karya film. Yang dimainkan oleh Velove Vexia, Adipati Dolken, dan Baim Wong.
Karya dari seorang Sapardi Djoko Damono pun mampu membuat banyak orang terbius dan terpana.
BACA JUGA :
40 Kata-kata quote bijak Sudjiwo Tejo, nyeleneh namun penuh makna
Tak jarang karyanya lantas dijadikan quote penyemangat hidup bagi banyak kalangan. Nah, dari Sapardi Djoko Damono juga kamu bisa mengambil kata-katanya untuk semangat hidupmu.
Berikut kata-kata quote dari seorang penyair ternama Tanah Air, Sapardi Djoko Damono, yang sudah dikumpulkan brilio.net, Rabu (29/1).
Kata-kata quote Sapardi Djoko Damono yang bijak berbalut romantis.
foto: Instagram/@quotnesia
Cinta ibarat sebuah benda yang ingin dimiliki setiap orang. Dengan cinta, kamu bisa mengubah hidup menjadi lebih baik.
1. "Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu."
2. "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikan tiada."
3. "Barangkali hidup adalah doa yang panjang, dan sunyi adalah minuman keras. Ia merasa Tuhan sedang memandangnya dengan curiga; ia pun bergegas."
4. "Aku musafir yang sedang mencari air, kamu sungai yang melata di bawah padang pasir."
5. "Kesepian adalah benang-benang halus ulat sutera yang perlahan-lahan, lembar demi lembar mengurus orang sehingga ulat yang ada di dalamnya ingin segera melepaskan diri menjadi kupu-kupu."
6. "Pada suatu hari nanti, jasadku tak akan ada lagi. Tapi dalam bait-bait sajak ini kau takkan kurelakan sendiri."
7. "Kita tak akan pernah bertemu; Aku dalam dirimu. Tiadakah pilihan Kecuali di situ? Kau terpencil dalam diriku."
8. "Lepaskan semua dari pikiranmu garis warna-warni yang silang-menyilang di benakmu itu."
9. "Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni, dibiarkannya yang tak terucapkan, diserap akar pohon bunga itu."
10. "Aku tidak punya hak memilihkan calon istri untukmu. Pilihan penuh ada di tanganmu."
11. "Yang fana adalah waktu. Kita abadi memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa. Tapi, yang fana adalah waktu, bukan? tanyamu. Kita abadi."
12. "Tuhan merawat segala yang kita kenal dan juga yang tidak."
13. "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu."
14. "Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput."
15. "Dalam diriku meriak gelombang sukma, hidup namanya."
16. "MencintaiMu harus menjadi aku."
17. "Aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami
yang telah menciptakan bayang-bayang."
18. "Cemaskan aku kalau nanti air hening kembali."
19. "Ia telah meletakkan hidupnya di antara tanda petik."
20. "Kita pun menyanyi selepas-lepasnya, sepasang kekasih yang tuli dan buta."
Kata-kata quote Sapardi Djoko Damono yang penuh makna tersirat.
foto: Instagram/@sastra.coms
Manusai hidup di dunia nggak bisa lepas dari yang namanya putus asa. Tergantung bagaimana cara kamu melewati semua masalah yang ada.
21. "Mana ada hantu mau tinggal di kampung miskin yang kebanyakan warganya tidak doyan makan hantu?"
22. "Katamu dulu kau takkan meninggalkanku. Omong kosong belaka! Sekarang yang masih tinggal hanyalah bulan yang bersinar juga malam itu dan kini muncul kembali."
23. "Dalam diriku mengalir sungai panjang, darah namanya."
24. "Kemiskinan adalah hantu yang setia menjaga kebanyakan rumah di desa."
25. "Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin membakar tempat tidur."
26. "Nasib memang diserahkan kepada manusia untuk digarap, tetapi takdir harus ditandatangani di atas materai dan tidak boleh digugat kalau nanti terjadi apa-apa, baik atau buruk."
27. "Cemaskan aku kalau gugur daun demi daun lagi."
28. "Barangkali sudah terlalu sering ia mendengarnya, dan tak lagi mengenalnya."
29. "Waktu aku berjalan ke barat di waktu pagi matahari mengikutiku di belakang."
30. "Sesaat adalah abadi. Sebelum kau sapu taman setiap pagi."
31. "Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu pagi."
32. "Baiklah, hari ini kita namakan saja ia ketakutan, atau apa
sajalah."
33. "Pohon-pohon masih tegak, mereka pasti mengerti dendam manusia yang setia tetapi tersisih ke tepi."
34. "Dalam diriku menggenang telaga darah, sukma namanya."
35. "Lalu senyap pula. Berapa zaman telah menderita semenjak ia pun mengusir kita dari sana."
36. "Aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan."
37. "Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu."
38. "Tuhan, aku takut. Tolong tanyakan padanya siapa gerangan yang telah mengutusnya."
39. "Di tengah ladang aku tinggal sendiri bertahan menghadapi matahari."