Brilio.net - Yang namanya jodoh, memang tak ada yang tahu. Banyak hal bisa dilakukan untuk mencari atau mendekatkan diri kamu sama si jodoh ini. Lain negara lain pula yang dilakukan untuk mencari jodoh. Seperti di Jepang yang punya problematika tingkat pernikahan rendah dan usia perkawinan lebih tinggi dari rata-rata. Banyak yang menikah di usia tiga puluhan awal, bahkan ada pula yang menikah di usia tiga puluhan akhir menjelang empat puluh, lho.
Apakah ini berarti sulit untuk mencari jodoh di Jepang? Sebenarnya nggak juga lho, guys. Karena di Jepang, mereka punya 4 cara yang dilakukan untuk mendapatkan jodoh. Penasaran bagaimana orang Jepang mendapatkan jodohnya? Yuk intip uraiannya yang dirangkum brilio.net dari allabout-japan.com, Sabtu (24/2).
BACA JUGA :
10 Fakta ilmiah ini bisa bikin memasakmu lebih mudah, nggak percaya?
1. Omiai.
foto: japaninfo.com
BACA JUGA :
10 Potret wujud 10 tanaman sebelum dipanen petani, nggak sangka ya
Secara harfiah omiai ini berarti 'saling memandang'. Omiai dilakukan ketika dua orang dicocokkan bersama-sama oleh kenalan atau teman mereka. Secara tradisional, keluarga akan memperkenalkan anak tunggal mereka dengan putri atau putra keturunan teman mereka.
Atau bisa juga, seorang teman disebut sewanin atau secara harfiah disebut sebagai mediator, akan memperkenalkan seorang pria kepada seorang gadis, yang keduanya anak tunggal dan bermaksud menjodohkan keduanya. Omiai sudah menurun tingkat kepopulerannya karena maraknya media online dan aplikasi online dating.
2. Gokon.
foto: japaninfo.com
Gokon merupakan campuran nomikai, suatu pesta minuman, dan pertemuan yang ditujukan untuk menjodohkan. Gokon ini mirip dengan "Table of Six", suatu prosesi pertemuan di beberapa negara Barat. Biasanya seorang pria dan seorang gadis merencanakan nomikai, masing-masing membawa jumlah yang sama dari teman-teman mereka dari jenis kelamin yang sama. Bisa dikatakan, ini semacam kelompok kencan buta, di mana setiap orang mendapat kesempatan untuk berbicara dengan semua orang dari sisi lain, mengajukan pertanyaan dan mencoba untuk menemukan sesuatu yang sama di antara mereka.
Setelah acara pertama, mungkin akan ada putaran kedua, yakni biasanya karaoke. Nah, pasangan yang sukses akan tetap berhubungan dan berpotensi berkembang menjadi hubungan kekasih. Gokon masih sangat umum dan cukup sering dilakukan anak muda Jepang.
3. Matchmaking agents atau agen perjodohan.
foto: istimewa
Agen perjodohan masih cukup marak di Jepang. Agen perjodohan ini telah menjadi suatu profesi di Jepang, meskipun semakin banyak lembaga-lembaga perjodohan yang kini beroperasi melalui internet. Agen perjodohan yang cukup populer di Jepang adalah Youbride dan Match.com. Biasanya agen-agen ini menarik biaya untuk keanggotaan.
4. Dating apps atau aplikasi kencan online.
foto: thebride.jp
Kini, di saat zaman mulai berkembang di Jepang, ada satu lagi cara yang dilakukan muda-mudi Jepang untuk mendapatkan jodoh, yakni menggunakan Dating Apps atau yang disebut juga dengan aplikasi kencan online. Banyak muda mudi Jepang yang berusia dua puluhan dan tiga puluhan yang menggunakan aplikasi kencan dan situs online untuk menemukan cinta, terutama karena aplikasi ini biasanya gratis. Tinder dan OkCupid adalah dua aplikasi kencan yang cukup populer di Jepang. Namun, ada juga aplikasi lokal buatan anak muda Jepang yang juga digemari, yakni Pairs dan Matchbook.