Pantun sindiran bisa digunakan untuk menyindir atau mencemooh seseorang secara halus. Pantun ini seringkali digunakan untuk membuat lawan bicara merasa terhina atau tersinggung, namun tetap dalam konteks yang sopan.
BACA JUGA :
40 Pantun untuk sahabat, bermakna dan bikin pertemanan makin akrab
Pantun sindiran yang bikin kena mental mengandung sindiran yang begitu tajam, sehingga membuat lawan bicara merasa tersentuh secara emosional atau mental. Sindiran yang disampaikan dalam bentuk pantun bisa menggambarkan kelemahan atau kesalahan seseorang dengan kata-kata yang sarkastik namun halus.
Sebagai contoh, pantun sindiran yang bikin kena mental bisa ditujukan pada seseorang yang sombong dan suka merendahkan orang lain. Dalam pantun tersebut, sindiran disampaikan dengan kata-kata yang menohok namun masih dalam irama pantun yang manis sehingga lawan bicara mungkin merasa tersinggung atau merenungkan kata-kata tersebut dalam kesendiriannya.
Pantun sindiran yang bikin kena mental memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pikiran dan perasaan seseorang tanpa perlu mengucapkan kata-kata kasar atau menjatuhkan martabat orang lain secara terang-terangan. Oleh karena itu, penggunaan pantun sindiran perlu dilakukan dengan bijak dan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang lain secara berlebihan.
BACA JUGA :
40 Pantun perpisahan dengan sahabat, penuh makna dan berkesan
Nah, dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu(13/12), ini dia 100 pantun kena mental ini sindiran buat teman, maknanya nyesek abis.
Pantun sindiran buat teman, ngena di hati.
foto: Instagram/@gemaberima
1. Pulang sekolah langsung makan
Makannya dengan goreng kentang
Katanya teman beneran teman
Tapi menusuk dari belakang
2. Pulang mancing langsung ke rumah
Di perjalanan turun hujan
Ketika bersama sangat ramah
Bersama orang lain, kita diceritakan
3. Sungguh indah bunga di taman
Ada mawar dan bunga kamboja
Katanya teman mengaku teman
Kalau ada maunya saja
4. Pergi sekolah naik sepeda
Ketika pulang langsung ke rumah
Pinjam uang setengah memaksa
Bayar utangnya sangat susah
5. Lepaskan ternak dari kandang
Membabat rumput dengan celurit
Sering kali pinjam uang
Giliran dipinjam sangat pelit
6. Pisau tajam mengenai kaki
Darah mengalir ke lantai
Lain di mulut lain di hati
Berteman hanya melukai
7. Pergi berburu ke dalam hutan
Pulangnya membawa sebatang rotan
Berkali-kali sudah dimaafkan
Tapi selalu ulangi kesalahan
8. Ambil lidi untuk sapu halaman
Semua disapu hingga bersih
Ada orang ngakunya teman
Tapi rupanya pengin yang lebih
9. Obat tabib sangat manjur
Badan sakit ditutup selimut
Kusangka teman yang jujur
Rupanya musuh dalam selimut
10. Dahulu elok si gandaria
Indah bagaikan bunga taman
Daripada kehilangan bahagia
Lebih baik kehilangan teman
11. Bagus hati bila tabah
ketika membaca surat biru
Jika dinasihati tak juga berubah
Baiknya ku cari kawan baru
12. Punya harta lalu dipendam
Harta dipendam di dalam peti
Untuk apa balas dendam
Malah tambah gelisah hati
13. Apalah arti sebuah taman
Hanya indah di waktu pagi
Apalah artinya seorang teman
Ditagih hutang, malah pergi
14. Aku punya sebidang taman
Untuk bersantai di waktu petang
Aku punya seorang teman
Kalau datang meminta utang
15. Sungguh indah tari Arab
Orang yang pandai serta bijak
Walau jadi teman akrab
Jangan ke neraka diriku kau ajak
Pantun sindiran buat mantan lucu.
foto: pixabay.com
16. Jalan-jalan ke Pariaman
Jangan lupa naik kuda bendi
Bau mulut tak tertahankan
Karena jarang gosok gigi
17. Pergi ke sekolah pakai sepatu
Letakkan tas dalam laci
Kadas kurap menutupi kulitmu
Mungkin karena jarang mandi
18. Leher sakit suaranya serak
Hendaklah harus segera diobati
Jika kamu ingin berak
Jangan lupa di kamar mandi
19. Ingin sehat minum jamu
Baru dibeli di pasar tadi
Terasa bau di sebelahmu
Ternyata ada yang tidak mandi
20. Kotoran ayam pasti menjijikkan
Tapi tidak setelah membeku
Kurasakan bau yang mengerikan
Keluar dari celana temanku
21. Di sawah banyak belalang
Ada satu yang menempel di mata
Rasa malu yang tak akan hilang
Kalau terpeleset di depan wanita
22. Memang basah tidak kering
Bahtera besar telah berlabuh
Memang susah kurus kering
Kesenggol orang badan pun rubuh
23. Sore-sore makan tempe
Hidung sakit karena mimisan
Pandang terus layar hape
Biar nyebur ke kali sekalian
24. Pak Yose jadi kuli
Biasa pulang gerimisan
Jangan suka kamu menuli
Nanti jadi tuli beneran
25. Minum es serut dingin-dingin
Makin enak pakai markisa
Punya teman susah dibilangin
Kalau sudah kejebur baru terasa
26. Pergi ke hutan cari belalang
Melewati sungai banyak katak
Kalau datang cuma ngutang
Giliran ditagih lebih galak
27. Sarapan pagi dengan ketan
Setelah sarapan menyiram bunga
Bukan aku rindu teman
Cuma ingat utangnya aja
28. Masak ikan airnya mendidih
Sudah matang lalu dimakan
Mata ini dibuat pedih
Punya teman sok kecantikan
29. Malam hari penuh bintang
Badan menggigil kedinginan
Kalau kentut bilang-bilang
Ini baunya nggak karuan
30. Makan kupat dengan bakwan
Makin nikmat minum es kelapa
Tidak heran melihat teman
Datang terlambat tanpa dosa
Pantun sindiran kocak dua baris.
foto: Instagram/@gemaberima
31. Itu perkutut apa kecipir
Itu kentut apa petir?
32. Sudah ashar main petasan
Sudah besar masih ingusan
33. Ke Saritem, ketemu betmen
Biar item, yang penting keren
34. Buah apel di air payau
Nggak level layau
35. Makan jengkol perut melilit
Doyan miscall pulsa dikit
36. Good morning, selamat pagi
Gigi elo kuning, bau terasi
37. Makan kurma bikin sembelit
Lu nyariin cuma buat minta duit
38. Buka Facebook, pakai kata sandi
Lo budug memang jarang mandi
39. Dua tiga bulu tangkis
Kalau kalah jangan menangis
40. Ke pasar, nyari obat gatal
Dasar teman gue nggak modal
Pantun menyindir teman bikin relate, kocak tapi nyesek abis.
foto: freepik.com
41. Temanku yang cerewet, suka bicara,
Telinganya berdebar, kayak drum dan gitar.
Kalau nggak diem, semakin lama makin parah,
Bikin semua orang pengen kabur, deh!
42. Teman yang sok tahu, selalu merasa benar,
Apa yang dikatakan, pasti jadi hukum negeri.
Tapi sebenarnya, nggak tahu banyak soal ini-itu,
Kayak buku kosong, isinya cuma keriting!
43. Ada temanku, senang ngemil terus makan,
Nggak heran badannya jadi tambah gemuk.
Sekarang dia bilang, "Saya ini chubby, bukan gemuk!"
Padahal, potongan kue pun jadi korban!
44. Temanku yang ceroboh, sering bikin repot,
Lupa kunci pintu, lupa dompet, lupa segalanya.
Kita harus siap-siap, tukang lupa ini datang,
Bawa payung buat dia, biar nggak kehujanan!
45. Temanku yang pelupa, selalu cerita yang sama,
Seakan-akan dia punya satu lagu saja.
Kalau nggak ingat apa yang baru terjadi,
Tanyakan saja, pasti jawabnya "Lupa, saudara!"
46. Temanku yang cengeng, suka merengek,
Segala masalah, dia selalu mengeluh.
Padahal, hidup ini penuh dengan warna,
Kalau terlalu murung, jadi nggak seru!
47. Temanku yang pelit, takut kehabisan uang,
Makan di luar? Nggak, mendingan bawa bekal!
Padahal, sebenarnya, dia punya banyak duit,
Cuma sayang banget untuk dipakai!
48. Ada temanku, suka tidur sepanjang hari,
Siang malam bermalas-malasan di tempat tidur.
Seandainya tidur bisa jadi olimpiade,
Dia pasti pulang dengan medali emas, pasti!
49. Temanku yang modis, selalu ganti gaya,
Setiap hari pamer beli baju baru.
Tapi, sejujurnya, dia nggak punya uang banyak,
Semua uangnya habis buat beli baju!
50. Teman yang suka protes, nggak pernah puas,
Apa yang kuberi selalu saja salah.
Padahal, sebenarnya, dia punya banyak masalah,
Nggak usah protes terus, jadi repot sendiri!
Pantun menyindir teman ini bacanya bikin relate.
foto: freepik.com
51. Ada temanku yang selalu terlambat datang,
Acara dimulai, dia baru beranjak dari rumah.
Kalau ditanya kenapa, jawabannya selalu sama,
"Traffic macet, bos, nggak bisa cepat!"
52. Temanku yang nggak bisa diem, selalu on fire,
Ngomong terus tanpa henti, lepas kendali.
Padahal, sebenarnya, kita butuh diam sejenak,
Biar telinga nggak meledak mendengarkan ceritanya!
53. Temanku yang ceria, selalu semangat,
Senyumnya melebihi matahari yang terbit.
Tapi sebenarnya, saya heran saja,
Darimana dia dapat pasokan energi tak terbatas?
54. Teman yang suka ngebacot, nggak bisa diem,
Kalau sudah mulai bicara, susah distop.
Tapi setelah lama, dia sendiri nggak tahu,
Apa yang dia bicarakan dari tadi pagi!
55. Temanku yang doyan selfie, tiap saat foto,
Kamera di tangan, senyum yang manis.
Tapi di balik tampilan yang begitu cantik,
Dia kadang-kadang nggak nyadar lagi di dunia nyata!
56. Temanku yang suka bikin keputusan dadakan,
Besok pagi liburan? Ya udah, berangkat!
Tapi saat sampai, baru deh nanya,
Mau nginep di mana, apalagi yang kita makan!
57. Temanku yang hobinya nyolong permen,
Kita beli satu, eh, dia makan setengahnya.
Tapi nggak apa-apa, kita jadi belajar,
Beli permen dua kali lipat biar nggak nyesel!
58. Temanku yang terkenal pelupa abis,
Lupa alamat rumah, lupa nama teman.
Tapi sebenarnya, dia punya alasan,
Biar nggak banyak kenangan, jadi nggak bingung!
59. Temanku yang suka jadi juru bicara,
Dimanapun dia ada, pasti berbicara.
Tapi sebenarnya, saya salut sama dia,
Berani tampil, meskipun kadang nggak nyambung!
60. Temanku yang hobinya ngomel dan protes,
Tapi dibalik itu, dia perhatian banget.
Selalu ingatkan kita, jadi lebih baik,
Walaupun cara penyampaian kadang-kadang keras!
61. Temanku yang selalu bawa bantal ke mana-mana,
Kursi keras, takut tidurnya terganggu.
Tapi sebenarnya, dia pintar banget,
Siap sedia buat nyenyak tidur di mana saja!
62. Temanku yang nggak pernah bisa move on,
Kisah lama selalu jadi topik utama.
Tapi sebenarnya, dia punya hati yang besar,
Berbagi pengalaman, buat kita semua ceria!
63. Temanku yang selalu bawa bekal ke kantor,
Ngirit banget, takut dompetnya jebol.
Tapi sebenarnya, dia pintar hemat,
Jadi bisa nabung buat liburan ke luar negeri!
64. Temanku yang selalu ngomongin diet,
Kalau ada yang makan burger, dia cuma salad.
Tapi sebenarnya, saya nggak habis pikir,
Diet sampai kapan, nikmati hidup, cuy!
65. Temanku yang selalu nyari sensasi,
Naik roller coaster, lompat dari tebing.
Tapi sebenarnya, dia punya keberanian,
Jadi inspirasi buat kita yang penakut!
Pantun 4 baris menyindir teman yang punya hutang
foto: freepik.com
66. Hutangmu sebesar gunung tinggi
Lupa bayar, hatimu beku dingin
Sebagai teman, harusnya tak begini
Bayarlah cepat, jangan jadi orang pelit
67. Uangmu tertunda, seperti kisah tak tuntas
Hutangmu bermuram di hati yang terluka
Bayar sebelum persahabatan putus
Jangan biarkan hutangmu jadi riwayat buruk
68. Hutangmu menggelayut, seperti benalu
Kau lupa bayar, seperti melupakan janji
Persahabatan pun jadi terbelah
Kembalikan uang, agar damai di hati
69. Uangmu menghilang, hutangmu bertebar
Sebagai teman, takkan kubiarkan
Bayarlah sebelum jadi beban berat
Agar persahabatan tak jadi terbawa arah
70. Hutangmu bagai bayangan yang mengejar
Uangmu menguap, lupa memperhatikan
Bayar sekarang, janganlah berlarut-larut
Supaya tak hilang kepercayaan di mata teman
71. Uangmu terlupa, hutangmu terlantar
Sebagai teman, ini bukan akhir
Bayarlah sebelum jadi bahan gurauan
Agar persahabatan tetap indah dan nyaman
72. Hutangmu seperti angin yang lewat
Tak terasa, tapi tetap ada
Bayarlah sebelum jadi badai
Supaya persahabatan tak jadi masalah besar
73. Uangmu entah ke mana, hutang tak tersentuh
Sebagai teman, ini perlu ditegaskan
Bayarlah sebelum jadi cerita
Agar persahabatan tak terguncang
74. Hutangmu tumbuh seperti lumut di batu
Bayarlah sebelum menjadi beban
Persahabatan ini harus dijaga
Jangan biarkan hutangmu merusaknya
75. Uangmu menghilang, hutang tak hilang
Sebagai teman, ini harus diatasi
Bayarlah sebelum kepercayaan sirna
Agar persahabatan tetap damai
76. Hutangmu bagai bayangan yang panjang
Uangmu terbang entah ke mana
Bayarlah sebelum jadi masalah
Supaya persahabatan tak merana
77. Uangmu terlupakan, hutang tak terurus
Sebagai teman, ini tak seharusnya
Bayarlah sebelum hubungan retak
Agar persahabatan tak jadi rapuh
78. Hutangmu seperti beban di pundak
Bayarlah sebelum menjadi urusan besar
Sebagai teman, ini permintaan sederhana
Agar persahabatan tetap bersinar terang
79. Uangmu bersembunyi, hutang tak berkesudahan
Sebagai teman, ini peringatan
Bayarlah sebelum persahabatan layu
Supaya tak terlalu banyak pertanyaan
80. Hutangmu seperti malam yang tak berujung
Uangmu terlupa, teman yang jadi dungu
Bayarlah sebelum persahabatan berakhir
Agar tak ada penyesalan di hati yang tulus
Pantun menyindir teman yang berkhianat
foto: freepik.com
81. Teman seperti angin berhembus kencang,
Tapi tak tahu, khianat di belakang.
Saat dibutuhkan, menghilang entah ke mana,
Kepercayaan hancur, seperti debu punah.
82. Teman sejati, bukanlah kiasan,
Sayangnya, khianat mengintai di penjuru wajah.
Begitu manis bicara, tawa palsu pun terdengar,
Setan tersenyum di balik senyumnya yang teduh.
83. Janji manis terucap dari bibir,
Namun hati busuk, khianat jadi kebiasaan.
Bak bunga yang layu, persahabatan pun layu,
Bukan cinta, tapi khianat yang diperolehnya.
84. Bunga di taman layu tak berseri,
Teman khianat, hati pun menjadi keruh.
Berkasih-kasihan hanya hiasan di mata,
Dalam kepalsuan, kepercayaan pun terhempas.
85. Sahabat sejati seperti permata berkilau,
Namun teman khianat, serupa batu yang tajam.
Sikap palsu menyelinap tanpa terdengar,
Kepercayaan runtuh, berkeping-keping layu.
86. Kehilangan arah, seperti bayangan yang terbang,
Teman khianat, bagai hantu yang merayap.
Janji suci berubah jadi dusta,
Kepercayaan runtuh, seperti runtuhnya kasta.
87. Teman bagai bayangan yang tak terpisahkan,
Namun khianat muncul, seperti hujan di musim kering.
Percaya buta, terbuai rayuan manis,
Tak sadar, teman berkhianat tanpa ampun.
88. Persahabatan tanpa batas, tanpa tanda tanya,
Namun teman khianat, berubah jadi musuh rahasia.
Dalam senyum tersembunyi tipu daya,
Kepercayaan hancur, seperti jatuhnya malam gelap.
89. Teman sejati, menghadirkan sinar cerah,
Sedangkan teman khianat, gelap menyelimuti.
Janji setia bagai embun pagi,
Khianat datang, persahabatan pun hancur bergelimpangan.
90. Bunga yang indah tak selamanya mekar,
Teman khianat, bagai racun di dalam gelas.
Dalam senyumnya tersimpan amarah,
Kepercayaan sirna, tinggal kepahitan yang tersisa.
Pantun kena mental sindir teman lama
foto: freepik.com
91. Teman lama, seiring waktu berlalu,
Lupa akanmu, seakan kau tak bernilai.
Dulu bersama, kini terbuang jauh,
Kenangan pupus, layaknya daun gugur dalam angin sejilat.
92. Sahabat dulu, seakan hilang ingatan,
Nama kita terukir, tapi kini terlupakan.
Di masa lalu, tawa kita menyatu,
Kini kau asing, bagai cerita yang terlalu usang.
93. Teman terlupa, seperti kisah yang mati,
Tak ada sisa, dari ikatan dulu kala.
Dulu begitu dekat, sekarang jauh berbeda,
Seakan kau tak kenal, seolah tak pernah ada.
94. Bersama tertawa, dulu dalam kenangan,
Kini kau berlalu, seakan tak kenal lagi.
Teman lama, seperti awan yang sirna,
Kau hanyalah bayangan, yang kini tak berarti.
95. Dulu bersahabat, seiring waktu berganti,
Namun kini, terlupakan dalam sepi.
Teman lama, bagai kabut yang hilang,
Seakan kau tak pernah menjadi bagian yang berarti.
96. Waktu berjalan, namun kenangan pudar,
Teman lama, seakan lenyap dalam bayangan.
Bersama tertawa, kini sepi terdengar,
Seolah-olah kita tak pernah bersama-sama.
97. Dulu setia, seakan tak terpisahkan,
Kini kau terlupa, bagai mimpi yang sirna.
Teman lama, kini hanya senyap,
Seakan kita tak pernah bersua.
98. Bersama dulu, dalam sepi dan ramai,
Namun kini, kau seakan tak kenal lagi.
Teman lama, bagai angin yang lewat,
Tinggalkan jejak yang tak berarti.
99. Kau dan aku, dulu seperti satu,
Tapi sekarang, kita berjauhan hati.
Teman lama, kini hanya kenangan,
Yang terpikir saat malam sepi datang.
100. Teman seiring waktu, lupakan kenangan,
Dulu begitu erat, seakan abadi.
Namun kini, kau tak lagi ingat,
Seolah kita tak pernah bersama dulu.