Brilio.net - Setiap daerah pasti mempunyai aturan unik yang dipercaya oleh sebagian besar masyarakatnya. Aturan itupun tertanam secara turun-temurun hingga saat ini meskipun terkadang tak bisa dinalar alasannya.
Hal itu juga ada di Jogja. Daerah istimewa yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X ini punya banyak cerita-cerita yang diyakini turun-temurun. Di antara banyak mitos mistis yang ada di Jogja, ada lima aturan tak tertulis yang juga diyakini hingga saat ini. Berikut lima aturan unik di Jogja yang masih banyak diyakini yang dikumpulkan brilio.net dari berbagai sumber.
BACA JUGA: Terkendala ekonomi, pasangan ini baru menikah setelah 50 tahun pacaran
BACA JUGA :
Hati-hati! Pakai topi hijau di negara ini bisa dikira tukang selingkuh
1. Sultan tak boleh melewati Plengkung Gading.
foto: kangpriephotography.wordpress.com
BACA JUGA :
Bikin merinding, ini potret para pemburu madu tradisional di Nepal
Plengkung atau gapura pintu keraton merupakan salah satu bagian dari istana Keraton Ngayogyokarta Hadiningrat. Pada zaman dahulu, plengkung merupakan gerbang utama untuk masuk dan keluar keraton. Salah satu plengkung itu adalah Plengkung Gading yang terletak di sebelah selatan Alun-Alun Kidul. Plengkung ini merupakan satu-satunya pintu keluar raja yang mangkat atau wafat untuk selanjutnya dimakamkan di makam raja-raja Imogiri. Makanya, konon selama sultan masih hidup tak diperkenankan melewati Plengkung Gading itu.
2. Ke pantai Parangtritis tak boleh mengenakan pakaian hijau.
foto: zonalibur.com
Pantai Parangtritis merupakan salah satu ikon wisata Jogja yang terletak di Kabupaten Bantul. Meskipun kini keindahannya banyak terkalahkan dengan pantai-pantai yang ada di Gunungkidul, tapi kunjungan wisatawan di pantai ini tak pernah surut. Membicarakan pantai Parangtritis pasti tak bisa dilepaskan dari mitor keberadaan Nyi Roro Kidul. Konon, wisatawan Parangtritis dilarang mengenakan pakaian yang berwarna hijau. Jika kamu pernah melihat lukisan Nyi Roro Kidul, pasti kamu tahu jika Nyi Roro Kidul mengenakan pakaian warna hijau. Cerita yang berkembang, Nyi Roro Kidul suka warna hijau sehingga nggak mau ada orang lain yang memakai warna itu. Ada pula yang bilang kalau warna hijau itu warna favoritnya, makanya orang yang memakai pakaian hijau otomatis disukai Nyi Roro Kidul.
3. Orang Gunungkidul kalau mengulek sambal harus menghadap ke selatan.
foto: itafera.wordpress.com
Aturan unik juga ada di Gunungkidul, salah satu kabupaten di DI Yogyakarta. Konon, orang Gunungkidul saat mengulek sambal harus menghadap ke selatan. Aprilia (25) warga Gunungkidul pun mengiyakan keberadaan aturan unik tersebut.
"Ya, sejak kecil oleh nenek selalu diajari seperti itu, kalau mengulek sambal harus menghadap ke selatan. Katanya sih untuk menghormati Nyi Roro Kidul. Sebagian besar masih memberlakukan aturan itu," terang pengusaha hijab online yang tinggal di Jogja ini.
4. Pengantin dan orang sakit tak boleh melewati perempatan Palbapang.
foto: brilio.net/romdlon
Perempatan Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul juga menyimpan aturan unik. Konon pengantin tak boleh lewat perempatan itu dengan tangan kosong. Jika ada pengantin yang melewati perempatan itu harus melepaskan ayam jago. Untuk menghindari mitos itu, orang-orang ada yang memilih mencari jalan lain dan menghindari perempatan itu. Tak hanya itu, mitos yang berkembang, orang sakit juga dilarang melewati perempatan itu. Solusinya, orang sakit yang ingin berobat ke rumah sakit harus mencari jalan alternatif agar tak melewati perempatan itu.
BACA JUGA: Warga desa ini takut melewati perempatan ada apa Desa Palbapang?
5. Pasar Bubrah Gunung Merapi.
foto: brilio.net
Salah satu lokasi yang terkenal mistis di Gunung Merapi adalah Pasar Bubrah. Jaraknya yang hanya satu kilometer sebelum puncak, menjadikan tempat ini sebagai favorit bagi para pendaki untuk bermalam. Mereka biasanya bermalam sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak atau sekadar menungu matahari terbit esok hari.
Tak jarang orang yang bermalam di Pasar Bubrah mengalami hal mistis, seperti mendengar suara-suara orang bertransaksi atau mendengar suara gamelan di malam hari. Bahkan, ada yang pernah melihat penampakan di tempat ini. Apabila para pendaki sudah mencapai tempat ini, mereka dihimbau untuk menjadi perilaku dan perkataan. Dalam kepercayaan masyarakat di sekitar Merapi, apabila ada orang-orang yang tidak sopan kepada 'makhluk' yang mendiami tempat tersebut, mereka tidak segan-segan untuk menculik manusia.
BACA JUGA: Misteri di balik Pasar Bubrah Merapi, dari mana suara riuh itu?
Nah, itulah 5 aturan unik yang ada di Jogja. Terlepas dari kebenarannya, aturan itu telah membudaya dan dipercaya secara turun temurun.