Brilio.net - Hingga saat ini, sampah masih menjadi masalah lingkungan yang sulit dikendalikan. Aneka limbah dari berbagai industri dan terutama masalah sampah plastik masih jadi persoalan di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, keberadaan sampah plastik di Indonesia mencapai 66 juta ton pertahun.
Agar sampah plastik tidak hanya berujung ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk memilah sampah dengan baik dan benar. Namun sayangnya, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indeks ketidakpedulian lingkungan hidup 2018 menyatakan, masih ada 72 persen masyarakat yang tidak peduli dengan sampah.
BACA JUGA :
5 Aplikasi untuk kelola sampah di rumah, ada yang bisa hasilkan uang
Menurut Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi Saskhya Aulia Prima M.Psi, pentingnya membangun kesadaran akan memilah sampah sejak dini. Saskhya mengatakan mengajarkan kebiasaan baik kepada anak-anak memang cenderung lebih mudah daripada orang dewasa, karena masa tumbuh kembang adalah waktu terbaik untuk menstimulasi anak akan berbagai ilmu.
Dengan menumbuhkan kepedulian lingkungan sejak dini, tentunya akan memperbesar peluang untuk menciptakan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan ketika beranjak dewasa, ujar Saskhya, dan konferensi pers virtual Mondelez #BijakPlastikSejakDini, baru-baru ini.
Saskya pun membagikan tips untuk para orang tua mengajarkan anak untuk peduli pada lingkungan sejak dini. Berikut rangkumannya, Senin (22/11).
BACA JUGA :
Awalnya penuh sampah, transformasi kamar tidur ini jempolan
1. Meminimalisasi penggunaan sampah plastik
foto: pixabay.com
Langkah awal yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajarkan anak untuk ramah lingkungan adalah dengan meminimalisir penggunaan sampah plastik. Misalnya saat belanja ke supermarket biasakan membawa kantong belanjaan sendiri.
Apalagi saat ini sudah banyak kantong belanjaan dengan warna dan motif yang menarik untuk anak sehingga mereka akan tertarik untuk membawanya, ucap Saskhya.
2. Membiasakan memilah sampah
foto: pixabay.com
Selain itu, orangtua juga bisa memperlihatkan kebiasaan memilah sampah serta memberikan konten ramah lingkungan yang bisa dipahami oleh anak sesuai dengan usianya.
"Jadi nggak cuma pengetahuan, tapi perilakunya juga ditunjukkan. Keterlibatan orang tua di rumah itu perlu. Bisa dengan membuat games bersama, kategorisasi sampah sesuai warna tempat sampahnya, atau melakukan operasi semut," ujarnya.
3. Orang tua mengajak anak untuk nonton film atau baca buku tentang menjaga lingkungan
foto: pixabay.com
Selain itu juga orang tua bisa mengajak anak untuk membaca buku atau menonton film dan video yang memiliki cerita tentang lingkungan mulai dari dampak hingga cara mengatasinya. Sehingga anak menjadi lebih tertarik.
Kalau yang usianya SD sebenarnya udah lebih banyak pilihan tontonan yang lebih kompleks dalam menjelaskan perilaku untuk bijak plastik sejak dini ini. Jadi dia lebih bisa nangkap karena bahasanya, gambarnya, lebih sesuai sama usianya. Terus juga kalau mau mengubah atau membangun kesadaran bukan cuma kita berikan knowledge-nya tapi praktik langsungnya," kata dia.
4. Main game operasi semut
foto: pixabay.com
Misalnya saat hari libur, orang tua bisa bermain game operasi semut untuk mengumpulkan sampah. Hal kecil dengan aksi tersebut justru akan lebih berkesan untuk anak. Sebab anak-anak tak hanya pengetahuannya saja tapi juga perilaku.
"Terus kalau yang lebih kecil, misalnya balita, mereka tuh lagi belajar pra-matematikanya itu dengan klasifikasi atau kategorisasi. Berarti kita bisa pakai warna-warna tempat sampah. Jadi banyak banget game yang bisa dilakukan untuk menyadarkan dan membuat mereka terlibat," tuturnya.
5. Mengenalkan konsep reduce, reuse, dan recycle
foto: pixabay.com
Konsep reduce, reuse, dan recycle penting untuk dikenalkan pada anak dengan contoh nyata saat mengajarkan mereka soal menjaga lingkungan. Misalnya, reduce dengan membeli spidol yang bisa diisi ulang kembali, reuse dengan menggunakan botol air minum kemasan untuk pot tanaman, recycle dengan memanfaatkan sampah kertas untuk kerajinan tangan.