Brilio.net - Pada 2018 kemarin Industri Pariwisata Singapura kembali menciptakan rekor baru dalam jumlah devisa pariwisata dan kunjungan wisatawan selama tiga tahun berturut-turut. Pencapaian luar biasa ini terjadi pada sektor utama industri pariwisata yaitu BTMICE, perhotelan, dan kapal pesiar.
Hal ini tidak terlepas dari pertumbuhan kunjungan wisatawan dan belanja yang lebih tinggi oleh wisatawan, dari lima pasar utama yang menyebabkan devisa pariwisata Singapura tumbuh 1,0% menjadi S$ 27,1 miliar. Untuk 2018, lima negara penyumbang devisa pariwisata terbesar adalah China, Indonesia, India, Australia dan Jepang.
BACA JUGA :
4 Sensasi horor bisa kamu rasakan di sini, ada yang dikejar zombie
Dapat dikatakan jika kunjungan wisatawan dan belanja turis dari Indonesia turut mendorong pertumbuhan ekonomi sektor pariwisata Singapura 2018. Ketertarikan turis Indonesia untuk berkunjung ke Singapura juga menjadikan Indonesia masuk dalam 15 negara utama penyumbang wisatawan.
Lalu, bagaimana turis Indonesia bisa mendorong pertumbuhan pariwisata Singapura hingga mencapai rekor baru? Nah, berikut lima fakta turis Indonesia dorong geliat pariwisata Singapura 2018 seperti dirangkum Brilio.net dari rilis yang diterima, Jumat (15/2).
1. Penyumbang devisa pariwisata terbesar kedua.
BACA JUGA :
Aplikasi ini bisa bantu kamu temukan pasangan ala Crazy Rich Asians
Raymond Lim, Area Director Singapore Tourism Board (STB) untuk Indonesia berbagi capaian pariwisata Singapura dan kontribusi wisatawan Indonesia terhadap devisa pariwisata Singapura dalam acara Year-In-Review Media & Trade Gathering di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, pada Kamis, 14 Februari 2019/foto: STB
Terhitung sejak Januari sampai September 2018, devisa pariwisata dari turis Indonesia tumbuh 8% dan melampaui pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan Indonesia yang mencapai 2%. Hal ini membuat posisi Indonesia tetap menjadi penyumbang devisa pariwisata terbesar kedua setelah China.
Di antara lebih dari 3 juta wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Singapura, jumlah kunjungan wisatawan yang berasal dari kota-kota di luar Jakarta mengalami pertumbuhan lebih pesat dibanding dari Jakarta. Menurut Raymond Lim, Direktur Area Singapore Tourism Board (STB) untuk Indonesia, turis Indonesia tetap kuat di 2018 meski nilai tukar rupiah sempat naik turun.
"Pasar Indonesia masih tetap kuat di 2018 di tengah nilai tukar rupiah yang sempat bergejolak. Meskipun mata uang rupiah melemah, namun kami senang dengan masih tumbuhnya belanja para wisatawan Indonesia," ujar Raymond.
2. Lonjakan turis Indonesia pada wisata kapal pesiar.
STB Indonesia memberikan penghargaan terhadap Agen perjalanan Indonesia terbaik atas upaya dan kontribusinya dalam mengirim grup Meeting dan Incentives ke Singapura di 2018/foto: STB
Besarnya minat wisatawan Indonesia pada wisata kapal pesiat juga memberi kontribusi signifikan pada pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan secara keseluruhan. Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah penumpang dari Indonesia pada 2018 mengalami kenaikan 69%.
Tersedianya rencana perjalanan kapal pesiar selama setahun penuh dan semakin banyaknya kapal pesiar dengan kapasitas lebih besar yang singgah di Singapura menjadi alasan di balik kenaikan jumlah penumpang dari Indonesia. Kenaikan jumlah penumpang terjadi baik di segmen pesiar rekreasi maupun kelompok korporat yang menyelenggarakan Pertemuan dan program Perjalanan Insentif di kapal pesiar.
3. Wisata ramah Muslim jadi faktor kuat.
Singapura sebagai tujuan wisata ramah Muslim juga semakin meningkatkan minat turis Indonesia untuk berwisata ke Singapura selama 2018. Hal ini juga tidak terlepas dari dinobatkannya Singapura sebagai tujuan wisata paling ramah Muslim di antara negara-negara non-Muslim oleh Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index.
Gelar yang diterima Singapura untuk keempat kalinya secara berturut-turut memastikan jika setiap pelancong berada di lingkungan yang aman, memiliki ragam pilihan makanan halal, dan kemudahan akses tempat ibadah.
4. Primadona kalangan millenial Indonesia.
Food Blogger Eric Eko Santoso (@ericekos) berbagi pengalamannya saat menghadiri Michelin Guide Street Food Festival di Singapura dalam acara Year-In-Review Media & Trade Gathering di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, pada Kamis, 14 Februari 2019/foto: STB
Singapura juga memiliki tempat tersendiri di hari kalangan milenial Indonesia. Bukan tanpa alasan, pasalnya STB menjangkau kalangan millenial Indonesia dengan beragam cara menarik. Salah satunya adalah kemitraan STB dengan Urban Sneakers Society dalam menampilkan merek-merek streetwear terkemuka Singapura yang langsung menyasar kalangan milenial dan golongan Socialiser Passion Tribes.
5. Minat wisata belanja yang tinggi.
Seperti sudah disebutkan, minat wisata belanja turis Indonesia yang tinggi juga menjadi salah satu faktor naiknya pertumbuhan pariwisata Singapura 2018. Melihat hal tersebut, pihak STB menunjukkan komitmennya untuk menjaga pertumbuhan yang kuat dari belanja wisatawan Indonesia pada 2019 ini dengan membangun kawasan belanja di Bandara Jewel Changi.
"Untuk pasar Indonesia, kami akan berupaya menjaga pertumbuhan yang kuat dari belanja wisatawan dengan pertumbuhan yang cukup dari sisi jumlah kunjungan wisatawan. Bandara Jewel Changi yang segera dibangun dan Design Orchard yang baru dibuka pada Januari 2019 berupa kawasan belanja yang menampilkan lebih dari 60 merek lokal merupakan modal bagi kamu untuk semakin mendorong devisa dari belanja wisatawan," pungkas Raymond.