1. Home
  2. »
  3. Wow!
21 Oktober 2016 05:05

6 Moda transportasi ini dimanfaatkan jadi perpustakaan, wow inspiratif

Para penggagas perpustakaan keliling ini layak disebut pahlawan literasi. Agustin Wahyuningsih

Brilio.net - Buku adalah jendela dunia. Hayo siapa yang nggak mengakui ini? Dengan membaca buku, wawasan kamu jadi semakin bertambah. Baik itu buku bertema ringan atau berat.

Nah, akses membaca buku makin mudah sekarang ini. Misalnya aja festival buku yang menjual buku-buku bagus dengan harga miring, semakin bertambahnya taman bacaan, sampai adanya buku elektronik (e-book) yang memudahkan kamu baca dari smartphone di genggaman tangan. Apalagi sekarang mulai bermunculan perpustakaan keliling.

BACA JUGA :
10 Gaya fashion Alika Islamadina, inspirasi buatmu yang berbadan kurus


Beberapa hari lalu, ada kabar tentang perpustakaan keliling yang memanfaatkan moda transportasi berupa angkot atau angkutan umum. Pemiliknya bertujuan ingin meningkatkan semangat baca di kalangan masyarakat. Keren, ya? Berikut dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (20/10), moda-moda transportasi yang dimanfaatkan menjadi perpustakaan. Kamu mau mencoba baca di perpustakaan ini?

1. Angkot.

BACA JUGA :
Edwin Daru, giat ajak bule beri inspirasi anak-anak di kampung

foto: Facebook Elis Ratna

Beberapa hari lalu beredar berita sepasang suami istri asal Kabupaten Bandung, Jawa Barat, membuat perpustakaan kecil di dalam angkot. Pasangan itu adalah Muhamad Piyan Sopian (40) dan Elis Ratna Suminar (30). Sebelumnya mereka juga pernah membuat perpustakaan keliling menggunakan motor selama hampir 4 tahun, tapi tahun 2016 ini setelah ada orang yang menitipkan angkot, akhirnya mulai konsisten menjalankan programnya.

Selanjutnya ada pria 49 tahun yang berprofesi sebagai supir angkot Pandeglang-Serang, Banten juga menggagas perpustakaan di dalam angkot. Edi Bahrudi atau kerap dipanggil Udin Angkot memulai programnya ini sejak tahun 2007.

foto: aneiqbal.com

Baik Muhamad maupun Udin, tetap menjalankan profesinya sebagai sopir angkot sembari membawa buku-buku tersebut. Hal ini diakui keduanya membuat para penumpang senang.

2. Becak.

foto: arrohmahmalang.com

Perpustakaan unik dengan moda transportasi ada pula di Bojonegoro, Jawa Timur. Perpustakaan becak keliling yang digagas Agung Ridwan ini membawa cukup banyak buku untuk 'mangkal' di alun-alun Bojonegoro. Bukan hanya di alun-alun, Agung membawa becak berisi buku-buku tersebut memasuki gang-gang kecil permukiman warga.

Agung menyediakan buku dengan beragam tema, mulai dari agama, buku cerita bergambar, sampai ilmu pengetahuan umum yang bisa disewa dan dibaca warga, dari orang tua sampai anak-anak. Dikutip dari situs Ar Rohmah Pesantren Hidayatullah Malang, biaya sewa buku di perpustakaan becak keliling Agung ini hanya menukar buku yang dipinjam dengan sampah yang bisa didaur ulang, seperti sampah plastik dan kertas.

3. Perahu.

foto: istimewa.

Perahu Pustaka 'Perahu Pattingalloang' adalah perpustakaan yang memanfaatkan moda transportasi perahu oleh Nirwan Arsuka, Ridwan Alimuddin dan Kamaruddin Azis di Sulawesi. Nama Perahu Pattingalloang sendiri terinspirasi seorang perdana menteri Kerajaan Gowa, I Mangngadaccinna Daeng I Ba'le' Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang, yang mencintai ilmu pengetahuan.

Perahu pustaka ini mengadopsi bentuk perahu ba'go, jenis perahu tradisional Sulawesi yang sering mengangkut sembako ke pulau-pulau di sekitar selat Sulawesi. Dengan adanya perahu pustaka ini, antusias warga dari anak-anak sampai orang tua yang sebagian besar adalah nelayan, terhadap membaca semakin tergugah.

Perahu Pustaka 'Perahu Pattingalloang' ini diperkenalkan ke publik pertama kali dalam acara Makassar International Writers Festival 2015 di Benteng Roterdam, Makassar, Sulawesi Selatan. Tapi pengoperasian perahu pustaka ini bisa berpindah-pindah, misalnya pernah singgah di Pulau Lae-lae, pulau kecil di barat Makassar.

4. Kereta.

foto: heritage.kereta-api.co.id

Pada tahun 2011 lalu, PT Kereta Api Indonesia telah meluncurkan kereta pustaka yang berisi dokumentasi sejarah perkeretaapian Indonesia. Kereta pustaka ini adalah sarana edukasi kepada masyarakat tentang perkeretaapian.

Kereta pustaka yang merupakan modifikasi gerbong barang B 80101 tersebut adalah wujud kerja sama antara Ditjen Sejarah dan Purbakala (Sepur) Kemenbudpar. Kereta pustaka ini menjadi perpustakaan di dalam kereta pertama di Indonesia yang memiliki desain apik.

foto: heritage.kereta-api.co.id

Desain eksteriornya menggambarkan stasiun cagar budaya seperti Stasiun Tanjung Priok, Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Manggarai, Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Jatinegara, Kantor SCS Tegal, Stasiun Kediri, Stasiun Cilacap, Stasiun Cirebon, dan Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu. Untuk desain interiornya sendiri memiliki konsep lesehan, walau hanya dilengkapi TV dan kipas angin. Saat itu, belum ditentukan gerbong kereta pustaka ini akan menjadi rangkaian kereta luar kota jurusan apa. Hmm.. kira-kira sekarang apa kabar, ya?

5. Motor.

foto: Istimewa.

Perpustakaan keliling selanjutnya menggunakan motor. Kali ini ada Sumanto (55), pria asal Bantul, Yogyakarta. Sumanto terinspirasi membuat perpustakaan saat terlibat dalam tim survei Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Dia melihat kemiskinan berkorelasi dengan rendahnya minat baca masyarakat.

Akhirnya dia mendirikan perpustakaan dengan 500 buku miliknya. Selain mendirikan perpustakaan bernama Mitra Tema tersebut, Sumanto berkeliling menjajakan bukunya menggunakan sepeda onthel atau sepeda kayu. Seiring itu, koleksi bukunya menjadi banyak karena ada sumbangan dari berbagai kalangan. Dari 500 buku menjadi 20.000 judul buku.

Namun nahas, perpustakaan yang dia bangun hancur saat gempa Yogyakarta pada 27 Mei 2006 silam. Sekitar 3.000 bukunya rusak. Tapi niat baik berbuah baik pula. Bapak empat orang anak ini mendapat bantuan dari distributor buku untuk membangun kembali perpustakaannya dan sebuah sepeda motor roda tiga untuk kembali berkeliling. Jangkauan kelilingnya jadi lebih luas menjadi 89 titik, mencakup panti asuhan, masjid, toko-toko, dan kantor pemerintahan.

6. Kuda.



foto: Istimewa

Nah, moda transportasi ini lebih unik lagi. Kuda adalah moda transportasi zaman dulu. Sekarang pun kuda masih dimanfaatkaan sebagai moda tradisional tapi dalam bentuk andong atau dokar. Perpustakaan keliling menggunakan kuda ini digagas oleh Ridwan Surusi (41), lelaki asal Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah.

Bermula dari kecintaannya terhadap kuda, Ridwan ingin kuda yang dititipkan kepadanya tak sekadar untuk ditunggangi, tapi juga bermanfaat bagi sesama. Akhirnya pada awal Januari 2015 lalu, Ridwan mendirikan kuda pustaka keliling di lereng Gunung Slamet. Mulanya buku-buku koleksi perpustakaan kuda ini berasal dari temannya sejumlah 136 buah, dan kini semakin banyak.

foto: Istimewa

Kuda bernama Luna yang menjadi kuda pustaka ini membawa sekitar 100-an buku dari pagi sampai sore setiap Selasa, Rabu, dan Kamis untuk berkeliling. Tapi kalau Luna kelebihan muatan, maka Ridwan membantu membawa sebagian buku-buku tersebut. Ridwan sama sekali nggak memungut bayaran dari peminjaman buku. Dia ikhlas hanya ingin mencerdaskan anak-anak desa lereng Gunung Slamet.

Wah, keren-keren ya inisiatif sosok-sosok di atas. Kira-kira, kamu bakal ikutan manfaatin moda transportasi buat bikin perpustakaan nggak?

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags