Brilio.net - Menikah memang menjadi impian banyak orang. Dengan menikah, hubungan sepasang kekasih bisa diakui negara dan juga agama. Begitu spesialnya momen pernikahan, banyak orang mengharapkan pernikahan mereka dapat berlangsung secara spesial. Seperti enam pasangan suami istri yang baru saja menikah di Taman Tempuran Cikal, Srimulyo, Piyungan, Bantul ini.
foto: brilio.net/Eki Arum Khasanah
BACA JUGA :
14 Pernikahan di tempat nggak biasa ini cuma ada di Indonesia
Enam pasangan yang terdiri dari berbagai daerah di DIY dan Jawa Tengah ini menikah dengan cara unik. Maharnya berupa pembacaan Pancasila dan satu buah durian. Dengan mahar ini diharapkan pengantin dapat membina rumah tangga dan mendidik anak-anak mereka sesuai nilai-nilai luhur Pancasila. Sementara buah durian diibaratkan sebagai tameng yang tajam, yakni Tuhan Yang Maha Esa.
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha
Selain mahar yang antimainstream, spot menikah enam pasangan ini juga nggak kalah unik lho. Ada yang menikah di atas pohon bambu, hammock, perahu, speedboat, bahkan ada juga di atas flying fox.
BACA JUGA :
Pernikahan digelar di pinggir jalan, lampu lalu lintas jadi sorotan
foto: brilio.net/Ivanovich A
Siti Nur Khasanah dan Sugiman sebagai mempelai yang menikah di atas flying fox mengaku pernikahan ini menjadi momen seru dalam hidup mereka. Pasalnya ini pertama kalinya pasangan ini menjajal wahana flying fox.
"Yaa seru-seru, tegang, menantang," ucap Siti saat ditemui brilio.net, Rabu (20/3) usai terjun dari flying fox.
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha
Meski merasa senang, namun perempuan asal Wirobrajan, Yogyakarta ini juga mengakui dirinya sempat tegang. Bahkan perutnya sempat kram beberapa saat usai naik terjun menggunakan flying fox.
"Iya (perut kram) karena mungkin tegang. Kan belum pernah flying fox, baru kali ini," ujar Siti sambil tertawa.
Sugiman, suami Siti pun turut memberikan komentar tentang sensasi menikmati flying fox untuk yang pertama kali di momen pernikahannya.
"Kalau saya, ya ikut flying fox (karena) sensasinya aja. Untuk tegang sih enggak. Ingin mencoba rasanya gimana. Iya (pertama kali). Ternyata asik juga," tutur Sugiman.
Sementara itu, bagi Dian Yulistiani selaku mempelai wanita yang menikah di atas hammock mengaku merasa senang dan bangga pernikahannya bisa dilangsungkan secara meriah.
foto: brilio.net/Ivanovich
"Seneng juga sih, bangga gitu. Nggak nyangka aja bisa nikah seramai ini, sama-sama dengan yang lainnya," ungkap perempuan yang berasal dari Kasihan, Bantul ini.
foto: brilio.net/Eki Arum Khasanah
Dian juga menuturkan ia mengikuti nikah bareng ini karena mendapat informasi dari temannya. Karena baru tahu seminggu sebelum hari H, Dian pun merasa persiapannya serba minim dan seadanya.
"Soalnya kan kemarin dikasih taunya dari temen aja, hanya waktu satu minggu, jadi belum mempersiapkan semuanya," ujar Dian.
Nikah bareng di Taman Tempuran ini diselenggarakan oleh Forum Ta'aruf Indonesia (FORTASI) yang bekerjasama dengan Pokdarwis Tirto Girimulyo Piyungan dan banyak pihak lainnya. Acara ini juga dihadiri oleh Bupati Bantul Suharsono, Dinas Pariwisata Yogyakarta, dan juga tim SAR yang ikut mengamankan jalannya acara.
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha
Acara nikah bareng diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan Bupati Bantul sekaligus peresmian pembukaan Taman Tempuran, penampilan tari Edan-Edanan, lalu dilanjut akad nikah enam pasangan secara bergantian di spot-spot yang sudah ditentukan.
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha
Selain mendapatkan mahar seperti yang sudah disediakan oleh panitia, enam pasangan pengantin ini juga mendapat beberapa fasilitas gratis lainnya, seperti biaya nikah, cincin kawin, bingkisan manten, busana dan tata rias manten, dokumentasi serta bulan madu di Tirto Raharjo Kasongan.