Brilio.net - Serangan roket baru-baru ini di Dataran Tinggi Golan telah memperburuk kondisi keamanan di wilayah tersebut. Masyarakat Druze, yang secara historis menetap di daerah ini, menjadi korban serangan yang dilancarkan oleh Israel sebagai tanggapan terhadap aktivitas militer di sekitar perbatasan.
Insiden ini memicu kekhawatiran internasional mengenai eskalasi konflik yang dapat mengancam stabilitas regional. Menurut laporan Al Jazeera, serangan tersebut terjadi setelah ketegangan meningkat antara Israel dan kelompok bersenjata di Suriah yang berbatasan langsung dengan Golan.
BACA JUGA :
Momen pernikahan 7 seleb bernuansa Arab, auranya kian terpancar
foto: freepik.com
Masyarakat Druze di Dataran Tinggi Golan, yang berjumlah sekitar 20 ribu jiwa, telah lama menghadapi dilema identitas di tengah ketegangan politik di wilayah tersebut. Mereka terjebak di antara kesetiaan terhadap tanah air dan tekanan dari otoritas Israel.
BACA JUGA :
16 Penyanyi cantik berdarah Arab ini bersuara merdu, bikin merinding!
Situasi ini diperparah oleh kebijakan pemerintah Israel yang seringkali memaksa masyarakat Druze untuk memilih antara kewarganegaraan Israel dan identitas etnis mereka. Menurut Middle East Eye, masyarakat Druze di Golan telah menyerukan perlindungan internasional dan mengutuk serangan yang mereka alami.
Peran strategis Dataran Tinggi Golan dalam konflik Timur-Tengah.
foto: freepik.com
Dataran Tinggi Golan, yang terletak di perbatasan antara Israel dan Suriah, memiliki peran strategis yang signifikan dalam konflik di Timur Tengah. Wilayah ini dikuasai oleh Israel sejak Perang Enam Hari pada 1967 dan dianeksasi secara resmi pada 1981, meskipun langkah ini tidak diakui oleh masyarakat internasional. Lokasi geografis Golan yang menguntungkan, dengan pemandangan luas ke wilayah sekitarnya, menjadikannya sebagai titik pengamatan militer yang penting.
Selain keuntungan militer, Golan juga merupakan sumber daya alam yang vital, terutama air. Wilayah ini menyuplai sekitar sepertiga dari kebutuhan air Israel, menjadikannya sebagai aset strategis yang tidak dapat diabaikan. Menurut laporan BBC, perebutan kontrol atas Golan sering kali menjadi pemicu konflik antara Israel dan Suriah, serta melibatkan aktor-aktor internasional lainnya seperti Amerika Serikat dan Rusia .
Terlepas dari semua konflik yang terjadi, nyatanya etnis Druze di Golan punya beberapa fakta unik yang menarik untuk diketahui. Nah, Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (31/7), ini dia tujuh fakta etnis Druze yang salah satunya punya tradisi unik.
1. Asal-usul yang misterius.
Etnis Druze adalah kelompok religius dan etnis yang unik, dengan akar sejarah yang berasal dari abad ke-11 di Mesir. Mereka mengembangkan keyakinan yang merupakan campuran dari ajaran Islam, Gnostik, Neoplatonik, dan unsur-unsur lain yang menjadikannya agama tersendiri.
2. Distribusi populasi.
Populasi Druze tersebar di berbagai negara, terutama di Lebanon, Suriah, dan Israel. Di Israel, mereka diakui sebagai kelompok minoritas dengan hak-hak penuh sebagai warga negara. Menurut The New York Times, jumlah total populasi Druze di seluruh dunia diperkirakan mencapai lebih dari satu juta orang.
foto: freepik.com
3. Kepercayaan reinkarnasi.
Salah satu aspek unik dari kepercayaan Druze adalah konsep reinkarnasi. Mereka percaya bahwa jiwa langsung bereinkarnasi saat kematian, tetapi hanya dalam tubuh Druze lainnya. Hal ini dijelaskan dalam buku "The Druze Faith" karya Sami Nasib Makarem. Kepercayaan ini memengaruhi cara pandang Druze terhadap kehidupan dan kematian, serta memperkuat ikatan komunal mereka.
4. Kerahasiaan ajaran.
Druze dikenal sebagai kelompok yang sangat menjaga kerahasiaan ajaran agama mereka. Menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal of Religion and Society, hanya sejumlah kecil anggota komunitas yang disebut "uqqal" (orang bijak) yang diizinkan untuk mempelajari teks-teks suci mereka secara mendalam. Mayoritas anggota komunitas, yang dikenal sebagai "juhhal" (orang awam), tidak memiliki akses langsung ke ajaran rahasia ini. Praktik ini telah membantu melestarikan tradisi Druze selama berabad-abad.
5. Dilema ikut Israel atau Suriah.
Druze terkenal karena loyalitas pada negara tempat mereka tinggal. Di Israel, misalnya, banyak pria Druze yang bergabung dengan Angkatan Pertahanan Israel. Laporan dari Institute for National Security Studies menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dari komunitas Druze dalam militer Israel, dengan sekitar 83% pria Druze yang memenuhi syarat bergabung dengan IDF. Namun, situasi ini lebih kompleks di Dataran Tinggi Golan, di mana sebagian besar Druze memilih untuk mempertahankan identitas Suriah mereka.
foto: freepik.com
6. Tradisi unik pernikahan.
Masyarakat Druze memiliki tradisi pernikahan yang khas. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Middle East Women's Studies, pernikahan dalam komunitas Druze umumnya bersifat endogami, artinya mereka menikah dalam komunitas mereka sendiri. Upacara pernikahan Druze sering kali berlangsung selama beberapa hari dan melibatkan berbagai ritual tradisional.
Salah satu tradisi unik adalah "tahaalil", di mana pengantin wanita mengenakan pakaian tradisional berwarna-warni dan melakukan tarian khusus bersama keluarga dan teman-temannya. Selain itu, ada juga ritual "shabka", di mana keluarga pengantin pria memberikan perhiasan emas kepada pengantin wanita sebagai simbol ikatan antara kedua keluarga.
7. Kontribusi dalam seni dan budaya.
foto: freepik.com
Meskipun jumlahnya kecil, komunitas Druze telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang seni dan budaya. Sebagai contoh, Amal Murkus, penyanyi Druze-Israel yang terkenal, telah mendapatkan pengakuan internasional atas musik yang menggabungkan elemen tradisional dan modern. Informasi ini dapat ditemukan dalam artikel Arab News yang membahas tentang kontribusi seniman Druze dalam industri musik Timur Tengah. Selain itu, sastrawan Druze seperti Samih al-Qasim telah memberikan suara penting dalam literatur Arab kontemporer, menceritakan pengalaman unik komunitas mereka.