Brilio.net - Kreativitas dan imajinasi merupakan salah satu potensi anak yang perlu dikembangkan sejak dini. Karena kreativitas adalah salah satu pondasi agar anak mampu menyelesaikan masalah, mampu berpikir out of the box, dan dengan berimajinasi, si kecil dapat lebih mengembangkan potensi seninya dan menjelajah dunia yang baru.
Hal senada juga disampaikan oleh Psikolog Poppy Amalia, bahwa sangat penting membiarkan anak untuk berimajinasi. Karena ketika anak berimajinasi, saat dewasa mereka anak menjadi anak yang kreatif.
BACA JUGA :
5 Jenis hama yang mengganggu tanaman hidroponik beserta solusinya
"Orang-orang yang kreatif, biasanya mereka tahu alternatif jawaban dari setiap masalah yang mereka hadapi. Ketika jadi pemimpin, mereka bisa jadi pemimpin yang memiliki alternatif solusi," ujar Poppy saat dihubungi brilio.net melalui sambungan telepon, Selasa (30/3).
Selain itu juga, kreativitas dan imajinasi bisa menjadi modal si kecil untuk mencapai kesuksesan. Oleh sebab itu, sebagai orang tua perlu mengetahui cara mengembangkan kreativifas dan imajinasi anak.
"Di era digital seperti sekarang ini, kreativitas sangat dibutuhkan. Jadi para orang tua perlu menstimulasi anak agar berpikir imajinatif dan kreatif sejak dini. Walaupun anak belum bisa diajak bicara dan bercerita," tuturnya.
BACA JUGA :
6 Jenis tanaman hias daun putih, indah dan perawatan mudah
Lantas apa saja sih cara orang tua untuk menstimulasi anak agar bisa menjadi pribadi yang kreatif dan imajinatif? Berikut rangkumannya seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (30/3).
1. Bebaskan anak untuk eksplorasi imajinasinya.
foto: pixabay
Anak yang berumur 3-12 tahun pasti sudah dibekali dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Jadi, biarkan mereka melakukan eksplorasi terhadap dunia di sekitarnya, tapi sebagai orang tua juga harus memperhatikan anak anaknya dan memberi tahu mana yang bahaya mana yang tidak.
Misalnya, kalau anak perempuan yang biasanya penasaran ketika melihat ibunya sedang berbandan. Sebagai ibu bisa langsung ajarkan bahwa kosmetik yang ibu pakai ini tidak boleh digunakan, karena mengandung bahan bahan kimia yang berbahaya untuk kulit anak, karena kulit anak jauh lebih sensitif dan bisa menyebabkan iritasi. Agar ibu bisa lebih tenang dan membiarkan anak perempuan bisa bereksplorasi dengan makeup, Amara Cosmetics for Kids bisa menjadi solusinya, karena bahan bahan Amara sangatlah aman untuk anak berusia 3-12 tahun, dan juga sudah terdaftar di BPOM juga.
2. Membelikan mainan dengan bentuk unik.
foto: pixabay
Salah satu cara melatih imajinasinya adalah dengan memberikan dia mainan-mainan dengan bentuk yg unik. Beri anak kesempatan untuk memilih mainan yang anak sukai. Salah satu mainan unik yg bisa diberikan untuk si kecil adalah Amara Fantasy Mirror. Selain bentuknya yang unik dengan bentuk Cermin Magical, di dalam Amara Fantasy Mirror ini terdapat pula 7 Warna Eyshadow, 1 Warna Lipstick, dan 1 Warna Blush on.
Si kecil dapat bebas berimajinasi menjadi princess atau peri dalam dongeng, tentunya dengan panduan cerita. Ajak juga si kecil bermain role play menjadi peri. Dengan imajinasinya anak akan berusaha memerankan hal-hal tersebut.
3. Beri edukasi yang merangsang anak lebih komunikatif.
foto: pixabay
Bermain juga bisa mejadi salah satu cara melatih kreativitas anak. Mencampurkan berbagai warna dan kombinasi warna dapat melatih jiwa seni anak. Contohnya dengan bermain kutek bersama anak, selain bisa melatih jiwa seni anak, anak bisa belajar banyak warna juga. Namun pemilihan kutek untuk anak harus diperhatikan, karena kalau anak memakai kutek untuk orang dewasa akan berbahaya, selain bahan kimia yang terkandung dalam kutek, dan ketika dibersihkan harus pakai aseton, dan itu merupakan bahan kimia yang berbahaya untuk anak.
Amara Cosmetics for Kids hadir dalam bentuk kutek anak dengan 10 macam varian warna yang disukai anak tentunya, selain warnanya yang bervariasi Amara Nail Polish juga mempunyai bahan aman untuk kuku anak, dan bisa dikelupas tanpa perlu aseton.
4. Jangan dilarang.
foto: pixabay
Jangan banyak larangan 'jangan', misalnya anak suka menggambar dikamarnya, orang tua perlu kasih space buat mereka mewarnai atau menggambar. Karena kalau banyak larangan anak akan terbelenggu. Lebih baik hindari kata 'jangan', sebaiknya diganti katanya dengan 'hati-hati' atau 'gambarnya di sini ya', jadi dengan begitu bisa terstimulasi.
"Apapun idenya anak jangan dipatahkan tapi diarahkan," tegasnya.
5. Biarkan anak memilih.
foto: pixabay
Saat akan melakukan hal apapun, biarkan anak memilih. Misalnya setelah mandi, mereka mau pakai baju apa saja bebaskan. Mau pakai baju warna-warni, tidak apa-apa. Kalau warnanya tidak senada, bisa diberi masukan. Jadi anak mengeluarkan ide, dan orang tua melakukan arahan dan ajak berdiskusi.
6. Jangan paksa anak.
foto: pixabay
Jangan pernah memaksa anak karena ketika anak dipaksa mereka anak takut dan membatasi kreativitasnya. Kalau anak melakukan kesalahan, ajak mereka ngobrol, tapi biarkan dulu mereka mengeluarkan perasaannya, Kemudia biar masukan.
7. Liburan kreatif.
foto: pixabay
Saat pandemi Covid-19 seperti ini, ruang gerak kita untuk keluar rumah memang terbatas. Tapi orang tua bisa melakukan banyak cara untuk menstimulasi kreativitas dan imajinasi anak. Misalnya mengajak anak untuk berkebun, menanam, atau membuat kue. Bebaskan mereka dalam berkreasi saat menanam pohon atau saat membuat kue.
8. Beri pujian dan apresiasi.
foto: pixabay
Selalu memberikan pujian jika anak melakukan sesuatu yang kreatif. Misalnya, anak menggambar rumah. 'Wah rumahnya bagus sekali, ada tanaman dan bunga dengan warna-warni' ayah atau ibu bisa mengatakan begitu. Cara itu akan membuat anak terdorong untuk berimajinasi dan mencari hal-hal baru yang akan mencuri perhatian orang tuanya.