6. Contoh teks monolog tema kehidupan.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
5 Cara mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP), pelajar wajib tahu
"Awal Kesuksesan"
Mungkin tidak ada manusia yang sempurna. Tapi cinta yang tulus dari orang berharga di hidupmu akan membuat setiap detik yang terlewat bagai hadiah terindah dari sang pencipta, tapi tidak untukku.
Suatu hari, saat seluk beluk kehidupan di mulai. Seperti biasa tak ada seorangpun yang menganggapku ada. (Berjalan dan memperhatikan sekitar, lalu menghela nafas dan menundukkan kepala).
BACA JUGA :
7 Cara cek NISN secara online, mudah, cepat, dan nggak pakai ribet
"Setiap hari selalu begini. Bukannya aku tidak bersyukur Tuhan. Hanya saja, kehidupan seperti ini membuatku lemah pada segala hal. Hidup yang hampa, seperti sampah yang tak berguna." (Tangan memegang dada dengan wajah sedih).
"Aku bisa tertawa kepada semua orang, tapi kenapa tidak ada yang mau tersenyum kepadaku? Apa aku tidak pantas hidup dan dihargai?" (Terjatuh sambil menutup wajah dengan kedua tangan dan menangis)
"Sekali saja Tuhan, hanya sedetikpun tidak apa. Satu kali saja ada orang yang peduli padaku, aku akan menghargainya seumur hidup." (Seketika menghapus air mata dan tersenyum penuh arti.)
"Tapi aku yakin Tuhan itu adil. Selalu memberi kemudahan pada hidup setiap hambanya".
Semenjak itu, setiap waktu yang terlewat kulakukan dengan terus belajar dan berusaha menunjukkan pada dunia bahwa aku ada. Aku pantas untuk dianggap oleh orang lain. Karena, itu tujuan hidupku.
"Mungkin dulu langit boleh menertawakan hidupku. Dulu hujan boleh seenaknya menenggelamkanku dalam ribuan titik airnya yang jatuh. Tapi sekarang, aku percaya bahwa Tuhan itu sangat adil, ada saat aku harus jatuh dan terbang dengan sayap kerja keras karena keyakinan yang utuh."
Kita sebagai manusia, hendaknya selalu berjuang memperbaiki segalanya. Tetap meneruskan hidup demi mencapai hal yang kita impikan.
7. Contoh teks monolog tema orang tua.
foto: freepik.com
"Ayah"
Aku masih ingat ketika sore itu, ayah mengajakku duduk berdua di teras rumah. Dia bercerita tentang bagaimana masa kecilnya yang sangat menyedihkan, sembari mengusap kepalaku. Lalu dia menatapku sangat lama, sampai aku jadi salah tingkah.
Lalu satu kalimat diucapkannya, "Jadilah anak yang membanggakan orang tua, mandiri, dan jangan gampang putus asa. Walaupun papa tidak ada nanti, kamu harus kuat dan jaga mama."
Aku tidak tahu kalau itulah percakapan terakhir kami, sebelum dua hari kemudian papa meninggal. Dan sekarang, 30 tahun berlalu aku baru sadar kalau aku belum bisa mewujudkan semua keinginan papa. Semoga masih ada kesempatan bagiku menjadi orang yang diamanahkan oleh papa. Miss u pa.
8. Contoh teks monolog tema pandemi.
foto: freepik.com
"Daring yang Kaya Arti"
Hari ini lagi-lagi sekolah dilakukan dengan sistem daring. Aku harus bangun pagi lagi, lalu buru-buru duduk di depan laptop untuk ambil absen. Aku mengatakan bahwa sekolah seperti ini sangat membosankan.
Tapi arti lainnya buatku adalah bisa banyak berada di rumah dan tentunya berkutat dengan ponsel. Yang selama ini jatahnya hanya sepulang sekolah satu jam, dan malam hari satu jam
Buat mamaku, sistem daring ini sepertinya sudah membuatnya stress. Tingkat emosinya jadi tidak stabil, mungkin karena setiap detik bertemu denganku dan kak Lara yang juga masih daring.
Kalau papa mungkin lain lagi, menurut papa daring itu sangat menyenangkan karena dia bisa seharian bersama anak-anaknya. Mungkin karena selama ini papa sibuk sendirian mencari nafkah, jadi saat daring inilah kedekatan bisa terjalin lebih intensif.
Apapun artinya, jujur aku sangat rindu bunyi pagar sekolah dibuka, bahkan bau rumput yang habis disiram Pak Amir. Buat Corona, pergilah jauh-jauh aku ingin hidup normal dan tidak berhadapan dengan laptop lagi sepanjang hari.
9. Contoh teks monolog tema autobiografi.
foto: freepik.com
"Tentang aku"
Aku lahir dari keluarga yang kepincangan soal materi dunia, tapi punya semangat tinggi untuk menuntut ilmu. Ayahku hanya seorang guru honorer yang gajinya tak cukup untuk makan sebulan dan ibuku memilih untuk di rumah saja, membesarkan anak-anaknya.
Meski orang tuaku tidak bisa membelikan hal-hal mewah di hidup ini, namun mereka selalu membekaliku dengan prinsip-prinsip kehidupan yang lebih berarti dari bekal harta apapun.
Aku adalah anak guru honorer miskin itu yang selalu menduduki peringkat pertama di kelas. Akulah siswa yang tak pernah mencontek saat ujian, meski hal itu membuatku dibenci teman-teman sekelas.
Kini, segala perjuangan dan prinsip kebaikan yang ditanamkan orang tuaku telah membuahkan hasil. Dengan prinsip kejujuran dan kegigihan yang kumiliki, aku mampu duduk sebagai pemutus keadilan tertinggi di negeri ini.
10. Contoh teks monolog tentang cinta.
foto: freepik.com
"Mencintai dalam diam"
Aku mencintaimu, tapi kau tak pernah tahu. Kau selalu menganggapku sebagai teman biasa, padahal hatiku berdebar setiap kali kau tersenyum padaku. Aku selalu menunggumu di halte bus, padahal aku bisa saja naik motor. Aku selalu mengantarmu pulang, padahal aku harus memutar jalan. Aku selalu mendengarkan keluh kesahmu, padahal aku ingin kau mendengar isi hatiku.
Aku mencintaimu, tapi kau tak pernah peduli. Kau selalu sibuk dengan urusanmu sendiri, padahal aku ingin kau meluangkan waktu untukku. Kau selalu bercerita tentang orang lain yang kau sukai, padahal aku ingin kau menyadari perasaanku. Kau selalu mengabaikan sinyal-sinyal yang kuberikan, padahal aku ingin kau menangkapnya.
Aku mencintaimu, tapi kau tak pernah sadar. Kau selalu mengira aku baik-baik saja, padahal hatiku terluka setiap kali kau menolak ajakanku. Kau selalu menganggap aku kuat dan tegar, padahal hatiku rapuh dan hancur. Kau selalu berpikir aku bahagia, padahal hatiku menangis.
Aku mencintaimu, tapi kau tak pernah mengerti. Kau selalu bertanya apa yang kurasa, padahal jawabannya sudah jelas. Kau selalu bingung apa yang kuinginkan, padahal harapanku sudah nyata. Kau selalu ragu apa yang harus kau lakukan, padahal langkahku sudah terbuka.
Aku mencintaimu, tapi kau tak pernah membalasnya. Kau selalu menjaga jarak dariku, padahal aku ingin kau mendekat. Kau selalu menutup hatimu dariku, padahal aku ingin kau membukanya. Kau selalu menolak cintaku darimu, padahal aku ingin kau menerimanya.
Aku mencintaimu, tapi kini sudah terlambat. Kau sudah pergi meninggalkanku, padahal aku masih menunggumu. Kau sudah bahagia bersama orang lain, padahal aku masih mencintaimu. Kau sudah melupakan aku sepenuhnya, padahal aku masih mengingatmu setiap saat.
Aku mencintaimu, tapi itu semua sia-sia. Cinta yang tak pernah tahu, peduli, sadar, mengerti, dan membalas. Cinta yang hanya menyisakan luka, kecewa, sedih, sakit, dan pilu. Cinta yang hanya berakhir dengan penyesalan, kesedihan, kehilangan, dan kehampaan.
Aku mencintaimu tapi