Brilio.net - Pernah mendengar kata-kata "setiap orang memiliki rezekinya sendiri-sendiri" hal itu memang benar adanya. Kesuksesan seseorang tak melulu diukur dari seberapa tinggi pendidikannya, dari keluarga mana dia berasal, dan sekaya apa dirinya. Namun orang sukses juga datang dari mereka yang tidak mengenyam pendidikan hingga akhir.
Seperti kisah anak TNI yang tak lulus sekolah ini. Meski ayahnya merupakan prajurit TNI, namun keluarganya hidup seadanya dan bukan orang kaya. Kehidupannya penuh dengan cobaan, bahkan mereka pernah tinggal di bekas kandang ayam. Lantas bagaimana dengan masa depannya? Mungkin itu yang menjadi pertanyaan banyak orang ketika melihat orang-orang yang hidup digaris kemiskinan.
Seseorang yang tidak mudah menyerah dengan jalan hidupnya, maka dia bisa menjadi apapun yang dikehendakinya. Selama semangat masih membara untuk meraih kesuksesan, maka jalan terang pun bisa dicapainya. Ya, dia adalah Rian Mahendra yang sudah cukup terkenal sebagai bos armada bus, PO Haryanto.
foto: YouTube/Coach Yudi Candra
Lewat akun YouTube Coach Yudi Candra, Rian Mahendra menceritakan bagaimana pengalaman hidupnya hingga akhirnya bisa menjadi seorang bos sukses. Direktur Ops PO Haryanto ini menyebutkan, saat ini sudah ada hampir 300 armada yang melayani masyarakat.
"Sekarang bus berapa mas?," tanya Yudi Candra.
"Jumlah armada? hampir 300an (bus)," kata Rian Mahendra
"300 an dan sudah cover daerah mana saja?," tanyanya lagi.
"Saya Madura, Solo, Wonogiri, Jogja, Muria Raya. Muria Raya itu berarti Kudus, Pati, Jepara sampai ke Bojonegoro sama Pekalongan. Ya sejalur tengah Pantura itu Tegal, Pemalang. Se-Jawa lah hampir," paparnya.
Yudi Chandra pun penasaran dengan kehidupan keluarganya di masa lalu.
foto: YouTube/Coach Yudi Candra
"Nggak kata siapa keluarga kaya. Orang sekarang lihatnya sekarang. Kalau mereka lihat aku 20 tahun yang lalu, 30 tahun yang lalu atau 40 tahun yang lalu, ya wassalam mereka," kaya Rian.
Rian menceritakan bagaimana perjalanan hidupnya yang begitu sulit. Meski ayahnya seorang TNI, namun tak membuat keluarganya merasa sejahtera kala itu. Bahkan mereka harus memilih tinggal di kontrakan yang tadinya kandang ayam.
"Jadi akhirnya yang dikontrak itu bekas kandang ayam tuh Rp 13 ribu dulu sebulan. Itu di pakai tinggal aku, adik ku, sama ibu sama bapak, satu rumah. Di triplekin sama ibu sama bapak," lanjutnya.
"Bapak itu TNI pagi sampai sore dinas, ntar pulang dinas malam itu sudah tarik angkot. Tarik angkot orang, sampai subuh bawa orang-orang pasar, orang-orang pedagang. Enggak tahu tidurnya kapan, mungkin di dalam angkot kali pas malam. Pagi sudah mulai apel lagi sampai sore, itu terus-terus setiap hari. Sampai punya angkot sendiri," sambung Rian.
Yudi Candra juga mempertanyakan mengenai pendidikan Rian Mahendra.
foto: YouTube/Coach Yudi Candra
"Sekolah gimana? Beres nggak?," tanya Yudi Candra.
Dengan tenang Rian menjawab bahwa dia hanya lulusan SMP. Selanjutnya dia menjalankan hidup sebagai anak putus sekolah. Rian mengatakan bahwa dirinya adalah anak yang cukup bandel kala itu.
"Sekolah ini aku lulusan SMP Mas. Karena SMA kelas 1 D.O (Drop Out) aku," jawabnya.
"Aku dulu agak nakal sama banyak kasus-kasus kekerasan. Jadi akhirnya sekolah nggak selesai. SMA kelas 1 itu aku drop out, dikeluarin, terus aku mondok pada saat itu. Mondok di Kediri dari tahun 1998-2003. Terus 2003, bapak sampai punya usaha bus 5 unit, aku mulai berkecimpung di situ pegang operasional. Sejak awal aku sudah bikin jaringan jalur, jaringan agen, jaringan karyawan sampai detik ini," paparnya.
Dari cerita Rian Mahendra, tentunya banyak pelajaran yang diambil. Selama tidak putus asa maka jalan menuju kesuksesan terbuka lebar.