Dampak broken home.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Apa arti attitude, pahami definisi, fungsi, dan faktor pembentuknya
Akibat dari broken home, fungsi keluarga tidak berjalan secara semestinya. Berikut ini dampak dari broken home.
1. Dampak broken home terhadap fungsi keluarga.
- Fungsi afeksi.
Fungsi afeksi diartikan sebagai tidak adanya limpahan kasih sayang, sehingga anak-anak akan mencari perhatian di luar rumah, misalnya kepada teman, pacar, atau lainnya. Keadaan ini sering menimpa anak-anak yang mengalami broken home.
BACA JUGA :
Reformasi adalah perubahan untuk kebaikan, pahami latar belakangnya
- Fungsi rekreasi.
Dampak dari fungsi ini menyebabkan anak tidak betah di rumah, akibatnya ia akan mencari suasana dan tempat yang membuat dirinya diterima dan ada yang peduli. Padahal seharusnya keluarga menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak, di mana merasakan rindu dan kehangatan, namun justru sebaliknya.
- Fungsi edukatif.
Fungsi ini diartikan bahwa orang tua semestinya menjadi pendidik dan teladan bagi anak-anaknya. Namun, seseorang yang broken home justru menciptakan ketidakpercayaan anak terhadap orang tua. Bahkan menjadikan anak trauma dengan pernikahan.
2. Dampak broken home terhadap kejiwaan anak.
- Anak akan mudah memberontak dan membuat masalah di luar. Biasanya anak yang menjadi korban keluarga yang bercerai akan menjadi sangat nakal dan tidak bisa dikontrol.
- Anak korban perceraian menjadi mudah marah karena terlalu sering melihat orang tua bertengkar. Namun, kemarahan juga bisa muncul karena merasa hidupnya berantakan dan tidak nyaman, serta merasa kehilangan hidup yang tentram.
- Anak cenderung merasa sedih, mengurung diri, dan menjadi depresi. Anak juga bisa kehilangan pengakuan dari masyarakat.