Brilio.net - Asmaul Husna merupakan nama-nama Allah yang berjumlah 99. Nama-nama yang mulia ini menandakan sifat yang dimiliki Allah SWT. Salah satu nama indah Allah yaitu Al Wahhab. Setiap muslim dianjurkan untuk meneladani Asmaul Husna supaya dapat memperkuat iman dan juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Dinukil dari buku berjudul Meneladani 99 Sifat Allah yang ditulis Tim Al-Firdaus, dijelaskan bahwa Asmaul Husna dianggap sebagai puncak keindahan karena mengandung makna yang terpuji dan mulia. Bahkan dengan meneladani Asmaul Husna menjadi bekal di dunia dan di akhirat. Seperti firman Allah yang dijelaskan dalam Alquran surat Al A'raf ayat 180, yang berbunyi,
BACA JUGA :
Arti rendah hati, ketahui manfaat, ciri-ciri, dan contoh penerapannya
"Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama terbaik), maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebutnya Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalah artikan nama-namaNya. Mereka kelak akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."
Al Wahhab bukan hanya sekedar nama indah Allah, namun di balik itu tersimpan makna dan hikmah yang dapat dipetik umat Islam untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut, berikut penjelasan mengenai arti Al Wahhab beserta dalil dan cara meneladaninya. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (27/7).
BACA JUGA :
Arti istighfar lengkap dengan bacaan dan manfaatnya
Arti Asmaul Husna Al Wahhab adalah Yang Maha Pemberi. Dalam artian lain, Allah maha memberikan untuk umatnya yang membutuhkan ataupun tidak membutuhkan, dan juga Allah memberikan kepada umatnya yang baik ataupun jahat. Asmaul Husna Al Wahab berasal dari akar kata w-h-b dalam bahasa Arab Klasik diartikan sebagai, memberi tanpa mengharapkan imbalan, memberikan hadian, mencurahkan rahmatNya tanpa pandang bulu.
Dikutip dari buku berjudul Cerita dan Makna Asmaul Husna yang ditulis Wahyuni dan Nurpadilah, Allah memiliki nama Al Wahhab karena Ia memberikan apapun kepada hambaNya tanpa mengharapkan balasan atau imbalan dari pemberianNya. Bahkan tidak perlu jauh dari tubuh dan akal manusia, Allah memberikan itu semua secara gratis.
Sebagai umat Islam, dalam meneladani Asmaul Husna yaitu dengan berbagi ke orang-orang yang membutuhkan. Ketika memberikan sesuatu kepada orang lain, maka jangan mengharapkan balasan dari mereka. Pemberian tidak hanya dalam bentuk material, melainkan dalam bentuk doa, dukungan emosional, maupun berbagai ilmu pengetahuan kepada orang lain.
Dalam buku berjudul Terapi Mencerdaskan Hati yang ditulis Muhammad Syafie el-Bantanie, cara termudah meneladani Asmaul Husna Al Wahhab adalah dengan memberikan sesuatu yang dimilikinya (jika lebih) kepada orang yang membutuhkan. Dari sifat ini juga dapat mengajarkan seorang muslim untuk tidak bergantung pada orang lain, karena memberi itu lebih baik dari menerima.
foto: pexels.com
1. Surat Al-Ankabut ayat 17.
"Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-berhala, dan kamu membuat kebohongan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki dari Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan."
2. Surat Ali Imran ayat 133-134.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 133)
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran: 134)
3. Surat Ali Imran ayat 73.
"Sesungguhnya petunjuk itu hanyalah petunjuk Allah. (Janganlah kamu percaya) bahwa seseorang akan diberi seperti apa yang diberikan kepada kamu, atau bahwa mereka akan menyanggah kamu di hadapan Tuhanmu. Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas, Maha Mengetahui."
4. Surat Sad ayat 9.
"Am 'indahum khazaa-inu rahmati rabbikal 'aziizil wahhaab(i)."
Artinya: "Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang Maha Perkasa, Maha Pemberi."
5. Surat Al-Insan ayat 8-9.
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan, (sambil berkata), "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak mengharapkan balasan dan terima kasih darimu."