Cara mengelola ekspektasi.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Realita vs ekspektasi 10 makanan cepat saji ini bikin lapar hilang
Setelah mengetahui arti dari ekspektasi, berikut ini penjelasan mengenai cara mengelola ekspektasi supaya tidak membawa dampak yang buruk bagi kesehatan.
1. Mencoba sabar.
Pada dasarnya, memang menerima realitas yang terjadi seringkali menyesakkan hati. Namun, disitulah peran kesabaran sangat besar. Cobalah untuk bersabar, baik terhadap diri sendiri, situasi, atau bahkan orang di sekitarmu. Dengan bersabar dan memahami situasi yang ada, setidaknya bisa membuat hati dapat menerima realita dengan lapang dada serta dapat menjalani tanpa terpaksa.
BACA JUGA :
10 Potret wedding cake gagal ini bikin pengantin cemberut seharian
2. Jadikan ekspektasi realitas.
Setiap manusia menginginkan sesuatu hal yang lebih, tapi tidak semua yang diinginkan tersebut bisa terpenuhi. Maka, usahakan untuk melihat situasi dan kondisi secara nyata. Selalu sesuaikan dengan kondisi yang ada, sebelum kamu berekspektasi.
3. Kurangi ekspektasi pada orang lain.
Kamu perlu mengurangi ekspektasi terhadap orang lain, sebab kamu tidak dapat meminta orang lain untuk bertindak sesuai apa yang diinginkan. Sekalipun kamu memiliki 'power' terhadap orang lain, namun kamu tetap tidak bisa mengatur segala sikap dan tindakan orang yang ada di sekitar.
4. Beradaptasi.
Selanjutnya, untuk mengelola ekspektasi yang berlebihan, lebih baik bersikap adaptif terhadap ekspektasi. Tujuannya, supaya kamu dapat menikmati proses yang dijalani, tanpa perlu merasa terbebani dengan segala hal yang sedang dicapai. Apabila cara ini dilakukan, maka rasa stres serta tekanan yang bisa berdampak pada mental breakdown bisa diatasi.
5. Memaafkan diri sendiri.
Memang, terkadang realita tidak sejalan dengan ekspektasi, apalagi jika disebabkan oleh diri sendiri. Maka dari itu, cobalah untuk belajar memaafkan diri sendiri. Cobalah untuk berpikir positif bahwa manusia memang kerap melakukan kesalahan dalam hidupnya. Dengan memaafkan diri sendiri, kamu akan semakin mudah untuk menerima realita yang ada.
Sumber: Adams, Sony. 2019. Penuh (Andalah yang Memutuskan Gelas itu Setengah Kosong atau Setengah Penuh). Penerbit Anak Hebat Indonesia.