Brilio.net - Bagi umat masyarakat yang beragama Islam, mengenal dan memahami tentang segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah takdir dari Allah SWT. Seperti kelahiran, kehidupan, kematian, dan rezeki masing-masing orang. Bahkan sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah campur tangan dan takdir yang telah digariskan oleh Allah SWT.
Mengetahui Qada dan Qadar sangat penting bagi umat Islam, sebab dengan mempercayai adanya Qada dan Qadar merupakan salah satu rukun iman. Maka dari itu, manusia seharusnya dapat mempercayai dan memahami bahwa Allah merupakan sang Maha Kuasa. Qada dan Qadar sering diartikan sebagai takdir, namun keduanya memiliki pengertian yang berbeda.
BACA JUGA :
Arti husnul khotimah, keutamaan, tanda, dan cara mendapatkannya
Guna untuk menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan tentang hal tersebut, alangkah baiknya kamu dapat memahami terlebih dahulu mengenai pengertian Qada dan Qadar.
Berikut dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Minggu (3/7), inilai arti Qada dan Qadar dalam Islam beserta dalil dan fungsinya.
BACA JUGA :
Arti sakinah mawaddah warahmah dalam Islam, doa untuk pengantin baru
Arti Qada dan Qadar.
foto: pixabay.com
Arti Qada.
Qada secara bahasa berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Qada secara istilah, yaitu ketetapan Allah yang tercatat di Lauh al-Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk atau alam semesta.
Hal ini berdasarkan firmannya dalam surah Al-Hadid ayat 22: "Tiadalah suatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,"(QS. Al-Hadid [57]: 22).
Arti Qadar.
Sedangkan, Qadar adalah ketetapan yang telah terjadi atau keputusan yang diwujudkan. Qadar juga sering disebut dengan takdir. Secara istilah, qadar adalah ketetapan atau keputusan Allah yang memiliki sifat Maha Kuasa (Qadir) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Qadar merupakan perwujudan atau realisasi dari Qada. Hubungan antara Qada dan Qadar sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.
Qadar sendiri terbagi menjadi dua, yaitu Qadar Mubram dan Qadar Mu'allaq. Pertama, Qadar Mubram adalah takdir mutlak yang tak mungkin berubah. Misalnya, kematian, masa tua, dan lain sebagainya. Kedua, Qadar Mu'allaq memiliki arti takdir yang dapat berubah dengan doa, usaha, dan ikhtiar yang diupayakan hambanya. Dalil mengenai Qadar Mu'allaq ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Ar-Ra'd ayat 11: "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," (QS. Ar-Ra'd [13]: 11).
Dalil Qada dan Qadar.
foto: pixabay.com
1. Q.S. An-Nahl ayat 61.
"Maka apabila telah tiba waktu (yang telah ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mendahulukannya". (Q.S. an-Nahl:61)
2. Q.S. Al-Qamar ayat 49.
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran". (Q.S. al-Qamar:49)
3. Q.S At-Taubah ayat 51.
"Katakanlah, sesekali-sekali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah orang beriman harus bertawakal". (Q.S. at-Taubah:51)
4. Surat Yasin ayat 38.
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui." (QS. Yasin:38)
Dalam ayat ini, Allah SWT menyatakan bahwa matahari berjalan di tempat peredarannya.
5. Surat Ar-Ra'd ayat 11.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri."
Fungsi beriman kepada Qada dan Qadar.
foto: pixabay.com
1. Menghindari sifat sombong.
Ketika manusia beriman kepada takdir Allah, maka akan memperoleh kesuksesan yang besar, namun dari kesuksesan tersebut membuat seseorang tak merasa sombong. Sebaliknya, ia menjadi semakin rendah hati karena menyadari bahwa sukses yang diperoleh bukan semata-mata hasil usahanya sendiri, kecuali sudah menjadi ketetapan Allah. Tanpa pertolongan dan ketetapan Allah seseorang tidak akan mampu memperoleh kesuksesan itu sehingga ketika mendapatkannya, ia justru menjadi tawadhu atau rendah hati menyadari akan kemudahan dan keagungan Allah SWT.
2. Mendorong kemajuan dan kemakmuran.
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT, sudah diberi ukuran, takaran, sifat, dan undang-undang. Dengan iman kepada Qada dan Qadar, hendaknya manusia dapat menyelidiki dan mempelajari alam sehingga mampu memanfaatkannya. Dengan mengimani Qada dan Qadar, maka manusia dapat mempelajari suatu hukum yang pasti sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan manusia.
3. Melatih kesabaran.
Setiap manusia yang beriman kepada Qada dan Qadar akan selalu memiliki sifat yang tabah, sabar, dan tidak mengenal putus asa saat mengalami kegagalan. Sebab, ia menyadari semua yang terjadi sudah kehendak dan ditetapkan oleh Allah. Akan tetapi, bagi orang yang tidak beriman kepada takdir, kegagalan mengakibatkan stres, putus asa, dan kegoncangan jiwa.
4. Terhindar dari sifat ragu dan penakut.
Iman kepada Qada dan Qadar akan menumbuhkan sifat pemberani. Semangat dan jiwa seseorang akan bangkit karena ia tidak memiliki keraguan atau gentar sedikitpun untuk maju. Orang yang beriman meyakini bahwa apa pun yang bakal terjadi tidak akan menyimpang dari ketentuan atau takdir Allah.