Brilio.net - Pernahkah kamu mendapatkan sindiran dari kerabat, teman, bahkan atasan dalam dunia kerja? Ternyata sindirian ini sudah masuk dalam khazanah pola perbincangan di Indonesia. Sindiran dilakukan saat dalam situasi tertentu, biasanya dengan nada merendahkan atau bahkan memiliki tendensi untuk mencemooh.
Arti lain dari sindiran adalah sarkas atau sarkasme. Sehingga disebutkan bahwa sarkas adalah sebuah ungkapan yang memiliki tendensi untuk mencemooh seseorang. Tak jarang, sarkas dapat menimbulkan konflik yang dapat memberikan sengatan kebencian beracun, menyakiti orang lain, bahkan dapat merusak hubungan.
BACA JUGA :
15 Ilustrasi ini sempurna buat gambarkan wajah dunia saat ini, miris
Selain itu, sarkas adalah ungkapan yang juga menjadi bahan pembicaraan dalam pembahasan sesuatu hal yang tidak berjalan seperti yang diekspektasikan. Sarkas juga dapat diartikan sebagai ungkapan yang tak hanya dikenali dengan kata-kata, melainkan juga nada suara, ekspresi wajah, dan konteks lainnya.
Lebih lanjut, berikut penjelasan tentang pengertian sarkas, contoh, dan perbedaannya dengan satir. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (20/9).
Pengertian sarkas.
BACA JUGA :
10 Kartun humor sarkas soal dunia medis ini bikin makin takut sakit
foto: freepik.com
Sarkas berasal dari bahasa Yunani, yakni "sark" yang berarti daging, dan "asmos" yang berarti merobek. Jadi jika digabungkan secara harfiah, sarkas memiliki arti sebagai merobek daging. Sarkas bisa berarti menggigit bibir dalam kemarahan. Menurut Merriam-Webster, sarkasme "dirancang untuk memotong atau memberi rasa sakit."
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarkasme adalah kata-kata pedas yang menyakiti hati orang lain, seperti cemooh dan ejekan kasar. Menurut Cambridge Dictionary, sarkas berarti penggunaan kata-kata yang jelas-jelas berarti kebalikan dari apa yang mereka katakan. Sarkas dibuat untuk menyakiti perasaan seseorang atau untuk mengkritik sesuatu dengan cara yang lucu.
Menurut Keraf (2007), sarkas adalah suatu acuan yang lebih kasar dari ironi yang mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Jadi yang dimaksud dengan sarkas adalah gaya bahasa penyindiran dengan menggunakan kata-kata yang kasar dan keras.
Menurut buku Pengkajian Prosa dan Friksi yang ditulis oleh Garudhawaca, sarkasme adalah penggunaan kata-kata yang biasanya digunakan untuk mengejek atau mengganggu seseorang, atau untuk tujuan humor.
Adanya sarkas ini bertujuan untuk menyindir atau menyinggung seseorang. Namun, sayangnya sarkas ini dapat melukai perasaan seseorang. Sebab, dalam sarkas, penggunaannya bisa mengatakan kebalikan dari apa yang dimaksudkan dan melakukannya dengan nada mengejek.