Brilio.net - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikulasi adalah pengucapan kata. Artikulasi juga memiliki arti sebagai perubahan rongga dan ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa. Selain itu, artikulasi juga dapat dimaknai sebagai bagian tertentu alat ucap yang dituju atau disentuh oleh artikulator seperti bibir atas, gigi atas, pangkal gigi atas, langit-langit keras, dan langit-langit lunak. Sedangkan artikulator adalah alat ucap yang dapat digerakkan dalam berbagai posisi seperti bibir bawah, ujung lidah, daun lidah, dan punggung lidah.
Artikulasi berfungsi untuk meningkatkan cara pengucapan kata sehingga bahasa yang dilafalkan dapat dipahami oleh lawan bicara dengan mudah. Untuk lebih rincinya, berikut brilio.net telah merangkum penjelasan mengenai artikulasi dari berbagai sumber pada Selasa (12/7).
BACA JUGA :
Propaganda adalah bentuk komunikasi, pahami unsur dan tujuannya
Pengertian artikulasi.
foto: Unsplash/Vadim Artyukhin
Artikulasi berasal dari bahasa Inggris yaitu articulation yang artinya adalah pengucapan. Pengucapan di sini merujuk pada lambang bunyi bahasa yang sesuai dengan pola-pola standar sehingga dipahami orang lain.
BACA JUGA :
Pengertian modul, ketahui karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya
Artikulasi juga dapat diartikan sebagai gerakan-gerakan otot bicara yang digunakan untuk mengucapkan lambang-lambang bunyi bahasa yang sesuai dengan pola-pola yang standar sehingga dapat dipahami oleh orang lain dengan mudah. Pola standar bunyi bahasa yang dimaksud adalah bentuk pengucapan sesuai dengan aturan linguistik dalam pembentukan bunyi bahasa. Bunyi bahasa terjadi karena gerak mekanisme dan kerja perangkat alat bicara sebagai artikulator dan titik sentuh artikulasi dalam menghasilkan pola suara atau bunyi tertentu.
Artikulasi diartikan juga sebagai pembentukan ucapan tentang lambang-lambang bunyi bahasa melalui gerakan organ artikulasi. Bunyi bahasa atau artikulasi terbentuk karena adanya kerjasama yang baik antara artikulator dengan titik artikulasi. Artikulasi juga memiliki perbedaan dengan intonasi. Intonasi berhubungan dengan tinggi rendahnya pelafalan kata, sedangkan artikulasi berhubungan dengan cara mengucapkan kata.
Jenis-jenis cara melakukan artikulasi.
foto: unsplash.com
Bunyi bahasa yang dihasilkan saat berbicara ditentukan dari cara seseorang dalam berartikulasi. Bunyi bahasa juga dipengaruhi oleh peran artikulator, yaitu organ bibir dan lidah. Terdapat tujuh jenis cara berartikulasi berdasarkan hambatannya yaitu sebagai berikut:
1. Letupan.
Letupan diartikulasikan oleh artikulator aktif dengan menghambat seluruh aliran udara dan melepaskannya dengan letupan sehingga menghasilkan bunyi bahasa seperti pada pelafalan huruf P, B, T, D, K, dan G.
2. Geseran.
Pada jenis artikulasi geseran, aliran udara akan mengalami hambatan. Lalu, artikulator aktif dan pasif akan membentuk celah sempit sehingga aliran udara dapat mengalir dan menghasilkan bunyi. Bunyi bahasa yang menggunakan jenis artikulasi ini adalah pelafalan huruf S dan Z.
3. Paduan.
Jenis artikulasi ini merupakan gabungan dari artikulasi letupan dan geseran dan dapat menghasilkan bunyi bahasa pada huruf C dan J.
4. Sengau.
Pada jenis artikulasi ini terdapat hambatan aliran udara pada rongga mulut yang kemudian dilepaskan melalui rongga hidung. Bunyi bahasa yang dihasilkan dari artikulasi sengau adalah huruf M dan N.
5. Getaran.
Pada artikulasi dengan getaran, artikulator aktif akan bersentuhan dengan artikulator pasif secara beruntun dan menghasilkan bunyi getaran seperti pada pelafalan huruf R.
6. Sampingan.
Bunyi bahasa sampingan tercipta akibat aliran udara yang terhambat di tengah dan dikeluarkan melalui tepi lidah. Bunyi yang dihasilkan dari artikulasi jenis ini adalah bunyi pada pelafalan huruf L.
7. Hampiran.
Artikulasi hampiran dilakukan dengan mempersempit aliran udara di rongga mulut tanpa menghasilkan geseran. Kemudian artikulator aktif bergerak ke arah artikulator pasif dan kembali menjauh ketika udara mengalir ke luar. Bunyi bahasa yang dihasilkan dari jenis artikulasi ini adalah pelafalan huruf W dan I.
Titik pelafalan artikulasi.
foto: unsplash.com
Selain jenis-jenis artikulasi, bunyi bahasa juga dipengaruhi oleh titik pelafalan. Terdapat beberapa titik yang menjadi tempat berlangsungnya artikulasi yaitu sebagai berikut:
1. Bilabial.
Artikulasi ini dilakukan pada bagian bibir bawah dan bibir atas untuk menghasilkan bunyi huruf B, P, M, dan W.
2. Labiodental.
Artikulasi ini dilakukan pada bagian bibir bawah dan gigi atas sehingga menghasilkan bunyi huruf F dan V.
3. Apikodental.
Artikulasi ini dilakukan oleh bagian ujung lidah dan gigi atas untuk menghasilkan bunyi pada huruf T dan D.
4. Apikoalveolar.
Artikulasi ini dilakukan pada titik ujung lidah dan ceruk gigi atas untuk menghasilkan bunyi pada huruf D dan R.
5. Laminopalatal.
Artikulasi ini dilakukan oleh daun lidah dan langit-langit keras sehingga menghasilkan bunyi huruf N.
6. Laminoalveolar.
Artikulasi ini dilakukan oleh daun lidah dan ceruk gigi atas untuk menghasilkan bunyi pada huruf N.
7. Dorsovelar.
Artikulasi ini dilakukan oleh pangkal lidah dan langit-langit lunak untuk menghasilkan bunyi huruf K, G, dan N.
8. Glotal.
Artikulasi ini ditentukan berdasarkan celah pada pita suara sehingga menghasilkan bunyi [?] yang direpresentasikan pada kata [ta?at].
Sumber: Multamia dkk. 2007. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.