Tujuan audit.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
Reorientasi adalah penutup teks biografi, ini penjabaran lengkapnya
Mengacu pada Arens dan Loebbecke (2012), berikut adalah tujuan dari audit.
1. Eksistensi, tujuan ini menyangkut apakah semua angka-angka yang dimasukkan dalam laporan keuangan sudah sesuai dan bagaimana auditor untuk memenuhi asersi manajemen mengenai keberadaan atau keterjadian.
2. Kelengkapan, tujuan ini menyangkut apakah semua angka-angka yang seharusnya dimasukkan memang diikutsertakan secara lengkap sesuai dengan asersi manajemen.
BACA JUGA :
Pengertian Pancasila, fungsi, dan makna pada setiap simbolnya
3. Akurasi, tujuan ini mengacu pada jumlah yang dimasukkan dengan jumlah yang benar. Asersi yang memenuhi adalah asersi penilaian atau alokasi.
4. Klasifikasi, tujuannya untuk menunjukkan apakah setiap pos dalam daftar klien telah dimasukkan dalam akun yang telah diklasifikasikan dengan tepat.
5. Penyajian dan pengungkapan, adalah saldo perkiraan dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan pantas dalam laporan keuangan. Tujuan ini merupakan cara auditor memenuhi asersi manajemen mengenai penyajian dan pengungkapan.
Jenis audit.
foto: freepik.com
Menurut Arens, Elder, Beasley (2012), berikut ini jenis-jenis audit yang perlu diketahui.
1. Audit operasional, yaitu mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki operasi.
2. Audit ketaatan, yaitu audit yang dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, aturan atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi.
3. Audit laporan keuangan, yaitu audit yang dilaksanakan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) yang dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi umum.
Sumber: Manurung, dkk. 2021. Auditing. Jawa Barat: CV Media Sains Indonesia.