Brilio.net - Tahlilan merupakan ritual pembacaan lafal tahlil yang lazim di masyarakat Nusantara sejak ratusan tahun. Pembacaan tahlil biasa dilakukan oleh masyarakat dalam rangka mendoakan jenazah baru dimakamkan, ahli kubur yang telah lama dimakamkan, dan mendoakan ahli kubur dalam peringatan 1-7 hari, 15 hari, 40 hari, 100 hari, 1.000 hari di rumah orang yang baru saja berduka atas kepergian sanak saudara.
Pembacaan lafal tahlil juga dilakukan oleh masyarakat pada peringatan haul, arwahan (ruwahan) di bulan ruwah, akhir Sya’ban, akhir Ramadhan, saat kumpul keluarga untuk arisan misalnya, selamatan perkawinan (walimahan), selamatan aqiqahan, walimatus safar, muludan, Isra dan Mi‘raj, selamatan Syura’an (malam 10 Muharram), selamatan tujuh bulan, khitanan, ziarah kubur setelah lebaran Idul Fitri, manaqiban dan lain sebagainya. Umumnya, tahlilan dilakukan pada waktu setelah shalat maghrib atau isya, setelah proses penguburan selesai.
BACA JUGA :
Doa pembuka hati beserta arti dan manfaatnya
Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (30/4), tahlil merupakan salah satu bentuk dzikir yang lengkap. Tujuan dibacakannya doa tahlil bermanfaat untuk meningkatkan kualitas iman seorang muslim dan mampu mendekatkan diri pembacanya kepada sang pencipta, yakni Allah subhanallahu wa ta’ala.
Sejarah Awal Mula Tahlilan.
Awal mula adanya tahlilan adalah dari upacara adat nenek moyang bangsa Indonesia ini yang dulu mayoritas beragama Hindu dan Budha. Upacara adat pada masa nenek moyang bangsa Indonesia dilakukan untuk penghormatan dan mendoakan orang yang telah meninggal. Dengan masuknya Islam ke Indonesia secara perlahan-lahan dakwah yang dibawa oleh Ulama-ulama seperti Wali Songo, akhirnya banyak umat yang masuk Islam.
Dengan demikian acara adat perlahan-lahan berbaur dengan bacaan ayat Al-Qur’an dan dzikir-dzikir serta doa kepada Allah SWT untuk dihadiahkan kepada si mayit. Dari histori ini kita bisa simpulkan bahwa tahlilan mulai ada pada zaman Islam masuk ke Indonesia, dan merupakan adopsi atau pembaruan dengan agama nenek moyang bangsa Indonesia.
BACA JUGA :
Doa ziarah kubur lengkap dengan arti, tata cara dan adabnya
Susunan Doa Tahlil.
Berikut ini adalah susunan bacaan tahlil yang dikutip secara utuh dari Kitab Majmu’ Syarif
1. Al-Fatihah sebagai pengantar.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Alhamdulillaahi robbil'aalamiin. Arrohmaanir rohiim. Maalikiyaumiddin. Iyyaakana'budu wa iyyaakanasta'iin. Ihdinash shiroothol mustaqiim. Shiroothol ladziina an'amta' alaihim ghoiril maghdhuubi'alaihim waladhaalliin.
Artinya:
"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami."
2. Membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak 3x.
Qul huwallahu ahad, allahu somad, lam yalid wa lam ylad, wa lam yakul lah kufuwan ahad
Artinya:
"Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu, (Allah) tidak beranak dan tidak juga diperanakkan, Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya."
3. Tahlil dan Takbir.
Laa ilaaha illallahu, Allahu Akbar
Artinya:
"Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah Maha Besar"
4. Surat Al-Falaq.
Qul a’uudzu birabbil falaq. Minsyarri maa khalaq. Waminsyarri ghaashiqin idzaa waqob. Waminsyarrinnaffaa saatifil uqad. Waminsyarril haasidzin idaa hasad.
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada tuhan yang menguasai waktu subuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus nafasnya pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia mendengki."
5. Mengulang Tahlil dan Takbir.
Laa ilaaha illallahu, Allahu Akbar
Artinya:
"Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah Maha Besar"
6. Membaca Surat An-Nas.
Qul a'uudzu birabbinnaas. Malikinnaas. Ilahinnaas. Minsyarril was waasil khannaas. Alladzii yuwas wasufii shudhuurinnaas. Minaal jinnati wannaas.
Artinya:
"Katakanlah : Aku berlindung kepada tuhan manusia, raja manusia. Sesembahan manusia, dari kejahatan bisikan syetan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan kedalam dada manusia, sari syetan dan manusia"
7. Tahlil dan Takbir.
Laa ilaaha illallahu, Allahu Akbar
Artinya:
"Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah Maha Besar"
8. Membaca surat Al-Fatihah kembali.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Alhamdulillaahi robbil'aalamiin. Arrohmaanir rohiim. Maalikiyaumiddin. Iyyaakana'budu wa iyyaakanasta'iin. Ihdinash shiroothol mustaqiim. Shiroothol ladziina an'amta' alaihim ghoiril maghdhuubi'alaihim waladhaalliin.
Artinya:
"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami."
9. Membaca 5 ayat awal surat Al-Baqarah.
Alif laammiim. Dzaalikal kitaabu laaroiba fiihi hudan lil muttaqiin. Alladziina yu'minuuna bilghoibi wayuqiimuunash sholaata wa mimmaa rozaknaa hum yunfiquuna. Walladziina yu'minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila minqoblika wabil aakhiroti hum yuuqinuun. Ulaa'ika 'alaahudan mirrobbihim wa ulaaika humul muflihuun.
Artinya:
"Alif laammiim. Demikian itu kitab Al Quran tidak ada keraguan padanya. Sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghoib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rejeki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab Al Quran yang telah diturunkan kepadamu Muhammad dan kitab kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat, mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya, dan merekalah, orang orang yang beruntung."
10. Surat Al-Baqarah ayat 163.
Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illaa huwar-rahmaanur-rahiim
Artinya:
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."