Brilio.net - Bulan suci Ramadhan sudah di depan mata. Bulan Ramadhan menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim. Sebab bulan Ramadhan merupakan bulan istimewa yang memberikan banyak kesempatan bagi setiap hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketakwaan.
Menurut ajaran Islam, di bulan penuh berkah ini seluruh umat muslim diwajibkan menjalankan ibadah puasa. Berpuasa yakni menahan hawa nafsu serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa dari terbit fajar (subuh) hingga terbenamnya matahari (magrib).
BACA JUGA :
Doa menyambut bulan Ramadhan menurut ajaran Rasulullah beserta artinya
Sebelum memasuki bulan Ramadhan, biasanya umat muslim memiliki tradisi untuk saling mengucapkan permohonan maaf sebagai salah satu cara untuk membersihkan hati. Apabila suasana hati bersih tentu berbagai ibadah yang dilaksanakan selama bulan Ramadhan akan lebih berkah dan berjalan dengan lancar. Tak hanya itu, amalan lain yang juga didapat saat menyambut bulan Ramadhan yaitu dengan membersihkan diri dari berbagai hadas dengan cara mandi puasa Ramadhan. Dengan begitu, seseorang bisa mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Namun, semua yang sudah dikerjakan tanpa dilandasi dengan niat dianggap sebagai amalan yang sia-sia karena tidak mendapatkan nilai ibadah dari Allah SWT. Untuk itu, niat menjadi pondasi utama dalam segala ibadah. Rasulullah SAW mengingatkan:
"Sungguh setiap pekerjaan itu bergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan." (HR Bukhari Muslim)
BACA JUGA :
Hindari 10 makanan & minuman ini saat sahur biar puasa lancar
Dengan membaca niat, tentu kegiatan menyucikan diri bisa dilakukan dengan sah sesuai ajaran Islam. Lalu, bagaimana bacaan niat puasa Ramadhan dan hukumnya? Serta kapan waktu pengucapannya? Berikut brilio.net telah merangkum bacaan niat puasa Ramadhan beserta hukum, waktu pengucapan, dan artinya dari berbagai sumber pada Senin (12/4).
Hukum puasa Ramadhan adalah wajib bagi seluruh umat muslim yang berakal, baligh, dan sehat. Perintah menjalankan puasa Ramadhan dinyatakan dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Hal terpenting yang dilakukan sebelum melakukan ibadah puasa Ramadhan yaitu berniat. Niat puasa bahkan menjadi salah satu syarat sah sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Syekh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri dalam kitab Minhajul Muslim menuliskan bahwa membaca niat adalah salah satu dari tiga rukun puasa. Menurut Syekh, membaca niat puasa merupakan wujud kemantapan hati untuk berpuasa sebagai bentuk ketaatan atas perintah Allah SWT dan upaya mendekatkan diri kepada-Nya.
Selain itu, dalam hadis Rasulullah Muhammad SAW juga bersabda:
"Barangsiapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya."(HR. Ad-Daru Quthni dan Al- Baihaqi).
Dalam mazhab Imam Syafi'i, niat puasa wajib dibaca pada malam hari, yaitu waktu setelah terbenamnya matahari (Magrib) sampai sebelum terbitnya fajar Shadiq sebelum sholat Subuh.
Berdasarkan sabda Rasulullah dan mazhab Imam Syafi'i dapat disimpulkan bahwa membaca niat puasa Ramadhan sangat dianjurkan agar ibadah puasa Ramadhan dapat dihitung oleh Allah SWT. Sedangkan, waktu yang tepat untuk membaca niat puasa Ramadhan yaitu pada malam hari sebelum terbitnya fajar Subuh.
Lafal atau bacaan niat puasa Ramadhan yang tepat adalah sebagai berikut:
foto: dream.co.id
"Nawaitu shauma ghadin an adaai fardli syahri ramadlani hadzihis sanati lillahi ta'ala."
Artinya:
"Saya berniat puasa esok hari untuk menjalankan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini karena Allah Taala."
Apabila seseorang tidak melafalkan niat puasa dengan baik maka niat puasa tersebut tidak berpengaruh langsung pada sah atau tidaknya puasa, selama masih terbesit dalam hati masing-masing untuk melakukan ibadah puasa pada keesokan harinya.
Ganjaran berpuasa di bulan Ramadhan dihitung setiap hari. Untuk itu berniat puasa Ramadhan juga diucapkan setiap hari. Taqiyuddin Abu Bakar Muhammad Al Hushni dalam Kifayatul Akhyar mengingatkan dengan pendapatnya sebagai berikut:
"Niat puasa wajib dipasang setiap malam. Karena, puasa dari hari ke hari sepanjang Ramadhan merupakan ibadah terpisah. Coba perhatikan, bukankah puasa Ramadhan sebulan tidak menjadi rusak hanya karena batal sehari? Kalau ada seseorang memasang niat puasa sebulan penuh di awal Ramadhan, maka puasanya hanya sah di hari pertama."
Penjelasan Taqiyuddin dapat disimpulkan bahwa niat puasa Ramadhan tidak boleh dilakukan hanya di hari pertama puasa Ramadhan dalam sebulan. Sebab, nilai ibadah puasa Ramadhan berbeda setiap harinya. Niat harus dilakukan setiap malam sehingga, jika seseorang lupa berniat pada malam harinya, maka puasa pada siang harinya dianggap tidak sah. Membaca niat berpuasa dianjurkan dilakukan di dalam hati. Namun, disunahkan juga untuk dilafalkan.
Lalu bagaimana jika berniat saat sahur dan sudah imsak?
Jika seseorang berniat berpuasa saat makan sahur, lalu pada waktu itu sudah memasuki imsak maka niat tersebut tetap sah. Dalam hal ini, imsak bukanlah tanda seseorang untuk berhenti makan sahur. Sebab, puasa Ramadhan dimulai setelah terbit fajar hingga terbenam matahari.