Brilio.net - Perempuan identik dengan makhluk yang memiliki derajat di bawah laki-laki. Mereka kerap dijadikan objek seksualitas dan kekerasan yang dilakukan orang-orang tak bertanggung jawab, karena dianggap kaum yang lemah.
Semakin berkembangnya zaman, para perempuan semakin menunjukkan kehebatannya yang tak kalah dengan laki-laki. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya perempuan yang sudah mulai setara dengan laki-laki, khususnya dalam bidang pekerjaan.
Hal tersebut tentu tidak mudah untuk diraih, butuh perjuangan lama hingga membuat posisi perempuan berada pada titik sekarang. Perjuangan itu tentu tidak lepas dari usaha para tokoh perempuan dari berbagai negara dalam memperjuangkan hak-hak pada perempuan yang masih terus dikumandangkan hingga sekarang.
Apa jadinya kalau para tokoh perempuan tersebut dibuat jadi kartun? Nah, brilio.net sudah merangkum sepuluh tokoh perempuan dunia yang ubah dalam bentuk kartun nih, seperti dilansir dari www.behance.net, Senin (5/3).
1. Amelia Mary Earhart.
BACA JUGA :
10 Potret skater cewek di Afghanistan, tetap ceria apapun kondisinya
Amelia Mary Earhart adalah seorang pelopor penerbangan, penulis dan pejuang hak wanita Amerika Serikat. Earhart hilang misterius di Samudera Pasifik pada tahun 1937 dalam usaha melakukan penerbangan keliling dunia.
2. Betty Friedan.
Betty Friedan merupakan salah satu aktivis Feminis Yahudi Amerika yang terkenal di tahun 1960-an. Ia juga mendirikan National Organization for Women (NOW) bersama 27 orang lainnya. Friedan meninggal pada 2006 lalu di usia 85 tahun.
3. Emily Davison.
BACA JUGA :
Kisah wanita selamat dari 3 kecelakaan kapal besar, termasuk Titanic
Emily Davison merupakan seorang pejuang suara untuk perempuan di Inggris pada awal abad ke 20. Ia juga tergabung dalam Serikat Pekerja Sosial dan Politik (WSPU). Ia meninggal pada 1913 setelah dipukul oleh kuda milik Raja George ke 5 saat melakukan balapan kuda.
4. Kathleen Hanna.
Kathleen Hanna merupakan seorang musisi, aktris dan aktivis feminis Amerika yang lahir pada tahun 1968. Ia aktif menyuarakan hak-hak perempuan pada setiap karya-karyanya. Ia juga merupakan vokalis grup band punk bernama Bikini Kill.
5. Malala Yousafzai.
Malala Yousafzai merupakan salah satu aktivis muda yang berasal dari kota Mingora di Distrik Swat provinsi Pakistan. Ia pernah ditembak di bagian kepala dan leher pada tahun 2012 oleh kelompok bersenjata dari Taliban.
Perempuan berusia 20 tahun tersebut juga mendapat hadiah Nobel Perdamaian di tahun 2014 berkat kegigihannya memperjuangkan hak-hak pada anak dan perempuan.
6. Margareth Thatcher.
Margareth Thatcher adalah seorang politikus dari Britania Raya dan pernah menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri Inggris pada masa jabatan terpanjang (1979-1990). Ia adalah satu-satunya perempuan yang pernah menduduki jabatan tersebut.
Ia dikenal dengan kebijakan-kebijakan konservatif yang kemudian dikenal dengan istilah Thatcherisme.
7. Marie Curie.
Marie Curie adalah perintis dalam bidang radiologi dan pemenang hadia Nobel dua kali di bidang Fisika pada tahun 1903 dan Kimia ditahun 1911. Curie juga merupakan salah satu orang yang memenangi dua hadiah Nobel dalam dua bidang.
Tahun 1934, Curie meninggal akibat penyakit leukimia.
8. Millicent Fawcett.
Millicent Fawcett adalah salah satu pejuang hak pilih perempuan dari Inggris. Selama hidupnya, ia merupakan salah satu pejuang kesetaraan dalam memperjuangkan hak perempuan untuk ikut bersuara dan mendapat hak pilih dalam pemilihan umum.
Ia meninggal pada 1929, setahun setelah perempuan mendapat hak suara.
9. Sheryl Sanderg.
Sheryl Sanderg merupakan seorang aktivis dan penulis, ia juga menjabat sebagai Chief Operations Officer di Facebook. Sheryl berhasil membuktikan bahwa perempuan mampu bersaing dengan laki-laki yang identik dengan dunia bisnis.
10. Emma Watson.
Emma Watson tak hanya merupakan seorang aktris muda bertalenta. Ia aktif dalam menyuarakan tentang kesetaraan gender dan hak-hak perempuan.
Watson pernah memberikan pidato mengenai pandangannya terhadap feminisme saat kampanye bertajuk HeforShe yang diselenggarakan di gedung PBB pada 2014 lalu.